Adam POV
"Adeliaa.... dimanakah dirimu kini? Hufffft...." kupandangi jalanan pagi dari balkon apartemenku.
Sudah 3 hari aku mencarinya.... dan 3 hari juga aku sama sekali tak dapat menemukannya. Dimanakah kamu sayang?
Maafkan aku... harusnya aku memberitahumu dari awal, seharusnya aku jujur dan tak membohongi dirimu lagi... maafkan aku Del....
Aku melihat matanya berkaca-kaca, untuk kesekian kalinya aku membuatnya menangis dan aku tak bisa. segera kutinggalkan dia sendiri. Tapi kakiku berhenti melangkah dengan sendirinya, aku ingin minta maaf. Tapi tak bisa.
'KRING'
Bunyi suara handphoneku menyadarkanku dari lamunanku tentang wanita itu, aku merasa diriku seperti hilang ditelan semua kesibukan kota ini tanpa ada yang memperdulikan selama beberapa hari ini.
"Ya.. hallo..."
"Pak Adam, bagaimanakah keadaan bapak, bapak sudah dapat ke kantor kah hari ini?" suara khas sekretarisku, yang kuyakin saat ini sedang kebingungan dengan ketidakhadiranku di kantor
"Ada apa memang? kalau perlu tanda tangan saya kamu bawa saja berkasnya ke apartemen, gak usah ribet" aku hendak mematikan ponselku ketika lagi-lagi dia berteriak di sebelah sana
"Ayah tuan sedang dalam perjalanan ke kantor bersama Direktur Desmonde pak Adam!!!" kata-katanya membuat tanganku berhenti melayang dan kembali mengangkat ponselku di samping telingaku.
"Direktur Desmonde? Ayah Adelia??...."
~~~~~~~~~~~~Tok..Tok..Tok...
"Permisi Pak, Ayah anda dan Pak Anthonio Desmonde sudah di ruang meeting" setelah sekretarisku memberi kabar bahwa ayahku dan ayah Adelia sedang dalam perjalanan ke kantor, tanpa berpikir lama aku langsung pergi ke kantorku, aku tak boleh menyia-nyiakan kesempatan untuk mengetahui keberadaan Adelia, walaupun itu lewat ayahnya.
"Ah... yah... saya segera kesana" aku langsung bangkit dari dudukku, merapikan sedikit pakaianku dan berjalan keluar ruanganku
"Permisi... Ah... Ayah.. kapan sampai? mengapa tidak memberitahuku?" kusapa ayahku terlebih dahulu, memberikan rasa hormatku padanya tentunya
"Adaamm... kamu susah sekali untuk ayah hubungi, ayah sudah mencoba menghubungi kamu berkali-kali, tapi kamu nampaknya terlalu sibuk" suara bariton yang sudah lama sekali tak kudengar
Yah....ayah dan ibuku memilih menetap di Jerman dan melimpahkan semua bisnis mereka di sini kepadaku, aku sebagai anak laki-laki pertama di keluarga Brooke tentu sudah menjadi kewajiban meneruskan bisnis mereka, yah walaupun bisnis ini bukan murni milik ayahku seorang, perusahaan ini juga milik keluarga Arthur, ayah Fabian, tapi karena Fabian memiliki bisnis sendiri makanya mereka berdua menyerahkan tanggung jawab perusahaan di pundakku.
"Iya.... maafkan aku ayah, ada beberapa tender di luar kota yang harus ku urus... ah... Pak Desmonde.. apa kabar?" setelah memberi salam pada ayahku, aku pun langsung menghampiri ayah Adelia
"Hmm... setidaknya saya tak terlalu membenci kamu sekarang karena telah meninggalkan putri saya 5 tahun yang lalu, saya bisa lihat alasan kamu masuk akal sekarang" Akkhhh..... ternyata pak Desmonde masih mengingat luka yang telah kutorehkan di hati anak dan mencoreng nama baik keluarga mereka... yah... tentu saja... apa yang kamu harapkan Adam
"Hmm... mengenai itu... hmmm.. maaf om..." sh*t cuma itu yang bisa aku ucapkan
"Hahaha... sudahlah bro... toh sekarang kita sudah punya jalan lain untuk nyatuin bisnis kita, dan mudah-mudahan saja kita dapet bonus tambahan nanti jika anak kamu Adelia mau maafin anak aku Adam" Ayah memang paling tahu isi hatiku, dia selalu bisa menolongku di saat-saat terjepit
KAMU SEDANG MEMBACA
NIGHT LIFE
RomanceAdelia... Seorang wanita dewasa yang terlalu menikmati kehidupan malamnya sehingga membuatnya lupa dengan cara berkomitmen Adam.... Seorang pengusaha muda yang menikmati kehidupan malam untuk menghilangkan kejenuhan sekaligus mencari kesenangan da...