Adelia POV
Is it just our bodies? Are we both losing our minds?
Is the only reason you're holding me tonight
'Cause we're scared to be lonely?
Do we need somebody just to feel like we're alright?
Is the only reason you're holding me tonight
'Cause we're scared to be lonely?Lirik lagu scared to be lonely menemani gerakanku malam ini, lekukan demi lekukan aku lakukan mengikuti nada lagu yang diputar sangat kencang di klub malam ini.
Yah.. aku kembali disini, menikmati dunia malamku, sendiri, menari, menikmati hingar bingar puluhan orang yang menari bersama.
Berbeda dengan mereka, aku menikmati tarianku dalam kesendirian, setiap pria yang mencoba menari bersamaku tak kuhiraukan, aku hanya akan menutup mataku, menikmati irama yang ada dan menggerakkan tubuhku, menikmati satu-satunya teman baikku, dan terbuai bersama indahnya kegelapan.
Hahaha.. yah.. gelap bagiku saat ini adalah yang paling indah, satu-satunya tempat terindah untukku berlari, bersembunyi dalam tangisan, mencoba menikmati setiap sayatan kenangan indah yang tak lagi mungkin aku dapatkan, dan telah aku putuskan untuk tinggalkan namun tetap hidup dalam kenangannya.
Satu tahun berlalu sejak hari pernikahanku, atau seharusnya jadi hari pernikahanku, Adam telah melepasku demi Fabian, namun Fabian pergi menghilang sebelum aku sempat memegang tangannya.
Aku mencarinya, berusaha menemukannya, berusaha merengkuhnya kembali, mencoba mendapatkan kebahagiaanku, namun Tuhan sepertinya ingin aku tetap dalam kesedihanku, kesendirianku dan kekelamanku.
Akhirnya aku menyerah, menyerah dengan keadaan, dan berhenti mencari kebahagiaanku, berhenti mencari cintaku, hingga akhirnya, aku kembali disini, ditempat ini, dalam gelap ini.
"Hai cantik.. mau aku temani menari?"
Sebuah suara yang mencoba mengalahkan suara musik tempat ini, membuatku memaksa membuka mataku dan mencari tahu siapa pria yang sudah menggangguku menikmati malamku.
Suara itu sempat membuatku sedikit terkejut, karena suara itu mirip sekali dengannya, dan sudah berulangkali aku berimajinasi seakan dia kembali dan menyapaku tiba-tiba.
Tapi harapan itu sudah mati satu bulan lalu, sejak aku memutuskan untuk melupakan dia sepenuhnya.
Karena itu, aku berpikir ini hanya imajinasi lagi, atau jika bukan imajinasi, pria ini pasti hanya seorang pria yang berusaha membawaku ke tempat tidur, dan aku sudah tak berminat menikmati one night sex thing.
Namun saat aku membuka mataku, tidak ada seorangpun disampingku, aku mengernyitkan dahiku sekejap, lalu menggelengkan kepalaku perlahan.
'Cuma imajinasi kamu lagi del, stop bohongi diri kamu sendiri'
Aku mencoba mengingatkan diriku lagi, lalu kembali memejamkan mataku dan kembali menikmati musik yang mengalun.
"Aku merindukanmu, sangat merindukanmu"
Suara itu lagi, suara dia, benarkah? Aku tak berani membuka mataku, aku takut akan kenyataan jika aku membuka mataku, dia sebenarnya tak ada.
Aku diam, berharap suara itu kembali berbicara padaku, tapi hanya suara musik yang terdengar jelas ditelingaku, aku menghembuskan nafasku berat, kurasa aku hanya terlalu mabuk, lebih baik aku pergi dari sini.
Kubuka mataku perlahan, dan aku melihat dia, jauh dihadapanku, tersenyum, sangat manis, tubuhku kaku seketika, otakku seakan mati, hingga seakan seluruh tubuhku kaku, dapat kurasakan pipiku basah, kurasa setetes air mata jatuh dari mataku.
'Fabian..?? benarkah itu kamu? Nyatakah ini semua?'
Aku harus memastikannya, aku memejamkan kembali mataku sekejap, berusaha menyadarkan kembali semua indera perasaku, berusaha mencerna semua yang ada di depanku, kembali berharap ini semua bukan imajinasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIGHT LIFE
RomanceAdelia... Seorang wanita dewasa yang terlalu menikmati kehidupan malamnya sehingga membuatnya lupa dengan cara berkomitmen Adam.... Seorang pengusaha muda yang menikmati kehidupan malam untuk menghilangkan kejenuhan sekaligus mencari kesenangan da...