"Bibi.. kami sudah pulang!" Teriakku saat tiba di rumah.
Kulihat ke seluruh penjuru ruangan, namun, tak ada satu orang pun di rumah. Di mana bibi?
Kucoba mencari bibi Anne ke seluruh ruangan, saat berjalan menuju dapur, aku terkejut karena berpapasan dengan bibi Anne yang membawa semangkuk sup di tangannya.
"Kalian sudah pulang? Bibi tadi sedang memasak di dapur. Jadi, bibi tidak mendengar kalian." Jelas bibi Anne.
"Tidak apa-apa bi. Kami baru tiba di rumah."
Kyle langsung menyusulku ke dapur, "wahh.. bibi masak apa? Sepertinya enak."
Bibi terkekeh pelan mendengar pertanyaan Kyle, "bibi masak sup, apa kalian lapar?"
"Iya, aku sudah sangat lapar. Perutku mulai tadi keroncongan meminta makan." Jawab Kyle yang langsung duduk di kursi meja makan.
"Mengapa kau hanya berdiri saja Nicole? Apa kau tidak lapar?" Tanya bibi padaku.
"Aku ingin mengganti pakaian terlebih dahulu lalu makan." Jawabku.
Bibi menjawab dengan tersenyum, "baiklah."
Aku langsung berlari ke lantai atas tepatnya menuju kamarku.
Saat tiba di kamar, aku langsung menghempaskan tubuhku ke atas kasur kesayanganku.'Aku masih merasa bersalah pada George, lebih baik aku menghubunginya.' Batinku.
Aku langsung mengambil ponsel ku yang berada di dalam tas. Lalu, menghubunginya. Tidak butuh waktu lama, George langsung mengangkatnya.
"Halo?"
"Halo, George."
"Ada apa, Nicole?"
"Di mana kau sekarang?" Tanyaku mencoba basa-basi pada George.
"Di rumah, memangnya kenapa Nicole?"
"Aku ingin meminta maaf padamu tentang kejadian tadi." Ucapku to the point padanya.
"Tidak apa-apa, Nicole. Jangan merasa bersalah seperti itu, aku sudah memaafkan Kyle."
"Benarkah?"
"Iya."
Aku tersenyum mendengarnya, "terima kasih, George, kau memang teman terbaikku."
"Sama-sama."
Aku menelepon George cukup lama, hingga seseorang masuk ke dalam kamarku, "George, aku matikan dulu, nanti kita lanjutkan lagi." Ucapku pada George.
"Baiklah."
Aku langsung memutuskan sambungan telepon.
"Mengapa kau masih di kamarmu? Apa kau tidak lapar?" Tanya bibi Anne yang masuk ke dalam kamarku.
"Iya, sebentar lagi aku akan ke bawah untuk makan, bi." Jawabku.
"Baiklah, bibi tunggu di bawah, jangan lama-lama."
"Baik, bi."
Bibi langsung keluar dari kamarku, aku segera mengganti pakaianku dan menuju ke bawah.
Saat aku masih menuruni anak tangga, kulihat Kyle yang tengah menonton TV sambil menyantap camilan. Ia tidak mengganti pakaian nya. Aku hanya menggeleng heran melihat kelakuan Kyle yang seperti anak kecil.
"Nicole, ayo cepat turun, makanannya nanti dingin." Teriak bibi.
"I..iya, bi."
Kuturuni anak tangga yang tinggal beberapa undakan dengan langkah cepat. Saat tiba di ruang makan, kulihat bibi sedang menuangkan sup ke dalam mangkuk.
Setelah selesai menuangkan sup ke dalam mangkuk, aku berterima kasih pada bibi, lalu menyantapnya dengan lahap.
Tak lama kemudian, aku telah menyantap habis sup ku, lalu membawa mangkuk bekas sup tadi ke tempat pencucian piring dan mencucinya.
Kudengar langkah demi langkah kaki seseorang yang menuju ke arahku.
"Tumben sekali, kau mencuci piring." Tukas Kyle saat tiba di belakangku.
Aku dapat merasakan ia menatapku dengan tidak biasa, "aku tidak sepertimu, Kyle, jangan menatapku seperti itu. Ngomong-ngomong sedang apa kau disini?"
Kyle segera menolehkan wajahnya ke arah lain, "aku ingin minum."
Kyle langsung mengambil gelas dan menuangkan air putih ke dalam gelas, lalu meminumnya. Aku tidak menghiraukannya. Beberapa saat kemudian, aku selesai mencuci alat makanku.
Saat aku membalikkan badan, aku melihat Kyle yang diam tak berkutik di samping lemari pendingin, "apa kau ingin berdiri disini terus?"
"Tidak." Jawab Kyle singkat.
"Lalu?"
"Aku hanya... ah, lupakan." Ucapnya, lalu berjalan menuju lantai atas.
Aku hanya mengangkat kedua alisku heran, "dasar aneh."
****
Malam ini, waktu telah menunjukkan pukul 20.00. Aku masih sibuk belajar dan sesekali memainkan ponselku agar tidak jenuh. Beberapa menit kemudian, notifikasi pesan ponselku berbunyi, aku langsung mengambil ponselku dan membacanya.
From : George
Nicole, besok temui aku di taman. Ada yang ingin kubicarakan denganmu.
Setelah membacanya, aku segera membalas pesannya.
To : George
Baiklah, besok aku akan ke taman.
Lalu mengirimnya. Tak lama kemudian, aku menguap karena rasa kantuk yang mulai menguasai tubuhku. Kusegera membereskan buku-buku ku. Angin malam memasuki kamarku melalui celah-celah jendela yang belum kututup sempurna.
Setelah membereskan buku, aku langsung menutup jendela kamarku. Sebelum itu, sesekali aku menengok keluar jendela untuk melihat cuaca malam ini. Cuaca malam ini cukup berangin dan kurang bersahabat. Tubuhku mulai kedinginan saat aku menengok ke luar. Agar tak makin kedinginan, dengan cepat kututup jendelaku dengan rapat, kemudian berjalan menuju sebuah ranjang yang berada di sudut kamar untuk membaringkan tubuhku yang kelelahan. Beberapa saat kemudian, kumulai memejamkan kedua mataku dan terhanyut dalam mimpi.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkness
Science FictionTragedi pembunuhan sebuah keluarga yang beranggotakan ibu dan kedua anaknya di California yang masih menjadi sebuah misteri. Nicole Alison Hobart dan Kyle Alexander Hobart merupakan korban selamat dari tragedi tersebut. Tragedi tersebut menelan satu...