Sehari sebelum malam pembunuhan.
Seorang ibu muda dan kedua anaknya yang masih kecil tengah menjalankan kegiatan berkebun di halaman belakang rumah mereka pada hari minggu pagi seperti biasa.
"Ayo, Kyle, tangkap aku!" Ucap seorang anak perempuan berumur 4 tahun yang tengah bermain kejar-kejaran dengan kakaknya.
"Aku akan menangkapmu, Nicole, kau tidak akan bisa lolos dariku." Teriak seorang anak lelaki berumur 7 tahun di belakang gadis mungil itu.
Di lain sisi, ibu dari kedua anak itu tengah asyik menatap mereka dari kejauhan. Tanpa sadar, seulas senyuman terukir di bibirnya, ia sangat bahagia melihat kedua anaknya dapat menghabiskan masa kecil mereka tanpa rasa beban.
"Jangan lari jauh-jauh, ya." Teriak wanita itu, lalu melanjutkan kegiatan berkebunnya.
Kedua anak itu berhenti berlari dan menoleh ke arahnya, "baik, bu." Setelah itu, mereka melanjutkan bermain kejar-kejaran.
Tiba-tiba, gadis bernama Nicole itu menghentikan langkahnya dan melihat ke arah luar halaman belakang rumahnya yang memang terhubung dengan halaman depan rumahnya.
"Mengapa kau berhenti, Nicole?" Tanya Kyle yang ikut berhenti berlari.
"Siapa itu?" Tanya Nicole sambil menunjuk ke arah luar halaman depan rumahnya.
Kyle yang ditanya langsung melihat ke arah yang ditunjuk oleh adiknya itu dengan tatapan tajam, "aku tidak tahu, lebih baik kita beritahu ibu." Saran Kyle yang langsung disetujui oleh adiknya, mereka pun berlari ke arah ibu mereka.
"Ibu..." teriakan mereka membuat Emma--ibu mereka menoleh ke arah sumber suara.
"Ada apa anak-anak?" Tanya Emma saat mereka sudah di hadapannya.
"Di luar ada seorang pria bermantel hitam yang baru turun dari mobilnya." Jelas Kyle pada ibunya.
"Maksudmu, kita kedatangan tamu?" Tanya Emma yang mendapat balasan anggukan kepala dari Kyle.
Emma langsung bangkit dan melihat ke arah luar halaman depan. Ternyata, pria yang dimaksud oleh anaknya itu sedang berjalan menuju halaman belakang. Emma segera melepaskan sarung tangannya, "kalian masuk ke dalam rumah, ibu akan berbicara dengan pria itu." Ucapnya.
Kyle dan Nicole menuruti perintah Emma, mereka langsung berlari ke dalam rumah. Setelah melihat kedua anaknya masuk ke dalam rumah, dilihatnya pria itu kembali. Ternyata pria itu sudah ada di depan pagar halaman belakang rumahnya. Disusulnya pria itu oleh Emma.
"Ada yang bisa kubantu?" Tanya Emma dengan ramah saat sudah di samping pria itu.
Pria tersebut langsung menolehkan wajahnya ke arah Emma, "apakah kau nyonya Emma Hobart?" Tanya pria tersebut.
"I..iya, aku Emma Hobart, ada apa ya?" Ucap Emma dengan gugup.
"Sebelumnya, perkenalkan aku James Russell, aku kemari ingin melihat rumah dan peternakanmu. Kudengar, kau akan menjual rumah serta peternakanmu." Jelas pria tersebut.
Emma tersenyum mendengarnya, "benar sekali, aku berencana menjual rumah serta peternakanku untuk menebus hutang - piutang yang kumiliki. Lebih baik kita berbincang-bincang di dalam saja." Tawar Emma.
"Baiklah." Jawab pria tersebut. Mereka berjalan ke dapur karena terhubung dengan halaman belakang rumah Emma.
Dibukanya pintu masuk dapur oleh Emma. Pria tersebut melepaskan mantel hitamnya dan menggantungnya di sebuah gantungan yang berada di samping pintu masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkness
Science FictionTragedi pembunuhan sebuah keluarga yang beranggotakan ibu dan kedua anaknya di California yang masih menjadi sebuah misteri. Nicole Alison Hobart dan Kyle Alexander Hobart merupakan korban selamat dari tragedi tersebut. Tragedi tersebut menelan satu...