12.30 cafetaria
Agnes mengunyah pelan makanan yang ada dimulutnya sambil melamun. Lio yang sudah selesai makan memandang Agnes dan menghela nafas pelan, seakan tau apa yang ada dipikirannya dan apa yang sudah terjadi di rumahnya.
"Mau aku suapin?" tawar Lio, Agnes hanya menggeleng pelan lalu meletakkan sendoknya di piring nasi goreng yang baru setengah porsi dimakannya.
"Aku tau kamu dilema" ucap Lio sambil menghidupkan rokoknya. "Aku tau kamu juga mikirin mama kamu, bagus kalo kamu masih ngerasa bersalah cuman kamu juga berusaha ngerasin hati kamu buat tetep milih passion kamu" Agnes mengangguk pelan menanggapi ucapan Lio.
"Pilihannya tetap ikut kompetisi kan?" Agnes hanya mengangguk. "Yauda kamu tinggal buktiin aja kalo pilihan kamu g salah, pilihan kamu bisa bikin mama kamu bangga"
Agnes mengangguk dengan semangat merasa mendapat dukungan dari kekasih yang sangat dicintainya. "Ya aku bakal buktiin" Lio tersenyum melihat Agnes sudah kembali bersemangat.
"Gitu donk, ga perlu digalauin lagi ya" ucapnya lalu memegang tangan Agnes untuk lebih menenangkan kekasihnya.
••••
19.00 studio Ken
Ken, Natan, Tomi dan Nuri sedang membahas mengenai film yang akan dibuatnya bertepatan dengan Agnes yang baru saja datang bersama Lio dengan membawa banyak makanan ringan.
"Halo my bro" sapa Ken dan yang lainnya melihat Lio datang membawa beberapa kantong plastik.
"Hay semua" balas Lio.
"Jangan mesum di sini ya tar" ejek Natan.
"Muke lo" jawab Agnes jutek dan melempar Natan dengan bungkus snack keripik kentang yang ditangkap Natan. "Lo tau aja selera gue Nes" ucapnya sambil mengangkat alisnya jahil.
"Gimana kita mau bikin film apa?" tanya Agnes lalu duduk di samping Nuri. Kemudian Agnes dan teman-temannya mulai berdiskusi tentang film yang akan dibuat untuk dikompetisikan nantinya.
Lio duduk di sofa sambil bermain game di ponselnya sambil menunggu Agnes dan teman-temannya selesai berdiskusi.
••••
07.30 rumah Agnes
Agnes turun dari tangga dengan tergesa-gesa dengan sepatu ditangannya, blazer kerja belum dipakai dan juga rol rambut masih terpasang di kepalanya.
Agnes berlari menuju ruang makan lalu mengambil roti dan sebotol susu kedelai dari lemari es.
"Mah, Agnes berangkat dulu" pamit Agnes pada mamanya yang sedang bermain dengan cucunya, Kiki, anak dari kakaknya, Harun & Novi. Sedangkan Harun dan Novi yang sedang mengambil sarapan kaget melihat adiknya tergesa-gesa. Karena tidak biasanya dia bangun terlambat.
"Kamu tumben bangun kesiangan dek?" tanya Harun saat Agnes berpamitan.
"Iya kak kemaleman pulangnya, Agnes berangkat dulu. Daaaah semuanya!" teriak Agnes lalu berlari keluar rumah. Di halaman depan Sina sedang berbincang dengan Lio kaget melihat Agnes berlari.
"Ayo yank berangkat. Dek, kakak berangkat ya" pamit Agnes lalu bercipika cipiki dengan adik bungsunya itu.
"Hati-hati kak!" teriak Sina pada kakaknya dan Lio yang sudah masuk ke dalam mobil.
Di dalam perjalanan
"Lio buka mulutnya" pinta Agnes pada Lio yang sedang menyetir. Lio yang fokus pada jalan membuka mulutnya patuh pada Agnes, kemudian Agnes memasukkan roti selai coklat ke dalam mulut Lio. Lio yang disuapi roti bukan langsung mengunyah tapi masih bengong lalu menoleh sebentar pada Agnes.
"Dikunyah sayang" ucap Agnes lembut. Lio yang merasa diperintah langsung mengunyah roti yang disuapi oleh Agnes.
"Aku tau kamu belum sarapan" kata Agnes lalu memakan rotinya juga. Lio tersenyum mengetahui kekasihnya begitu perhatian padanya.
"Makasih cantik" balas Lio setelah menelan rotinya. Agnes tersenyum manis kemudian menyuapi Lio lagi.
"Nanti malam kamu meeting sama temen-temen kamu lagi?" tanya Lio sambil tetap fokus pada jalan di depannya.
"Heem" gumam Agnes sambil meminum susu kedelainya, setelahnya memberikan botol minumnya ke Lio untuk diminum.
"Semalem baru ngomongin jalan ceritanya sih, Nuri sama Natan bikin scriptnya. Aku sama Ken juga mau nyari talentnya" Agnes menjelaskan persiapan pembuatan filmnya.
"Talentnya aku aja gimana?" goda Lio.
"Ih nggak, aku g mau ya tar kalo filmnya kesebar kamu terkenal trus banyak yg naksir gimana? Kamu kesenengan donk" Lio tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Agnes.
"Ya wajar donk kalo banyak yg naksir, kan aku ganteng" ucap Lio sambil menyisir rambutnya.
"Penyakitnya kambuh lagi nih" gerutu Agnes pelan tapi masih bisa didengar Lio.
"Tadi kamu bilang apa?" tanya Lio sambil mencolek-colek pipi chubby Agnes.
"Ga bilang apa-apa" Agnes memalingkan wajahnya ke arah kirinya.
"Bilang apa hayooo" kini Lio makin gencar menggoda Agnes sambil menggelitiki badan kekasihnya itu. Agnes yang digelitiki tertawa merasa kegelian.
••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Go Ahead
FanfictionKarena berjalan 1 langkah itu sudah mendekatkan kita pada impian