A Hope part 1

16 1 0
                                    

Sinar Mentari masuk keruanganku, aku terbangun dan mengedipkan mataku berkali kali. Kaki yang kemarin malam sulit digerakkan sekarang sudah kembali normal.

Ku berdiri dan menghampiri sebuah jendela, ku buka dan kulihat keluar. Terlihat sebuah gurun gersang yang sangat panas.

Aku baru mengingatnya! Kemarin malam aku disuruh untuk memberitahu informasiku. Tapi aku masih belum mengerti apa maksudnya.

"Oh kau sudah bangun!" sebuah suara mengagetkanku. Aku berusaha mencari pemilik suara itu, terlihat seseorang berdiri didepan pintu. Orang itu sangat tinggi, berbadan atletis, memakai baju ketat, memakai helm dan membawa senjata plasma!

"Siapa kau?" ucapku.

"Aku adalah salah satu dari anggota tentara UNITY." ucapnya datar.

"Apa urusanmu denganku? Dan oh ya, aku sekarang ada dimana?" ucapku.

"Kemarin aku sempat memberitahumu untuk memberitahukan informasimu, komandan membutuhkannya. Dan kau sekarang berada di daerah markas UNITY." jelasnya.

"Markas UNITY? tapi kenapa diluar sangat gersang?"

"Kau sedang berada diwilayah Selatan, yang dimana terkenal akan kepanasannya. Baiklah, sudah cukup! Aku akan mengantarmu ke komandan!" ucapnya dengan sangat tegas.

Sebelum aku melontarkan sebuah pertanyaan, dia tiba tiba menarikku dengan paksa. Inikah UNITY? Bagaimana mungkin mereka bersikap keras kepada warga sipil? Padahal UNITY terkenal akan keramahannya pada dunia!

Tak berselang lama, kami berdua sudah tiba disebuah pintu, orang yang membawaku mengetuk pintu dan terbukalah.

"Masuklah" terdengar suara yang terdengar tegas dan berat. "Apa kau sudah membawanya?"

"Ya pak! Inilah orangnya."

Mereka berdua bercakap satu sama lain, dan aku belum mengerti apa yang sebenarnya mereka inginkan.

"Beritahu informasiku!" sebuah suara ditujukan kepadaku.

"Informasi apa ya?" aku berusaha bersikap tenang dan seramah mungkin.

"Kau kemarin diculik oleh alien kan? Dan kemungkinan kau mengetahui tentang sesuatu. Informasi penting?!"

"Ya, itu benar. Tapi, aku tidak bisa memahami bahasa mereka. Dan dimana teman temanku?"

"Apa semudah itu kau menjawabnya." ucap komandan.

"Temanku mampu memahami bahasa mereka, dia juga mengetahui sebuah informasi yang sangat penting. Yang ku tahu sekarang cuma kata kunci planeten erde." jelasku.

"Bawa temannya kemari padaku semuanya." komandan memerintah salah satu pasukannya.

Tak berselang lama kemudian, dari balik pintu datanglah tentara suruhan komandan dengan diikuti Annie dan Profesor. Mereka terlihat sangat baik. Tapi, ada yang berbeda dengan Annie.

"Annie!" sapaku.

"Reiss" balas Annie.

"Apa yang terjadi padamu? Darimana kau mendapatkan pakaian ini?"

"Oh ini, kakakku yang memberikannya."

"Kakakmu?" ucapku kebingungan.

"Ya kakakku, dia salah satu anggota disini. Tepatnya dia adalah kolonel." jelas Annie.

"Kenapa kalian mengabaikanku?" ucap profesor.

"Sudah cukup reuniannya! Kalian baru berpisah satu hari! Sekarang jelaskan tentang informasi alien! Apa itu kata kunci planeten erde?" ucap komandan yang masih tetap duduk dikursi kesayangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 ORANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang