Jika aku mati, kira-kira... Bastian gimana ya? Orang tua ku gimana? Denny, Joan, Valdo.. Semua orang yang ku sayangi..
Kira-kira apa yang akan terjadi dengan ku? Bagaimana aku di dalam kubur... ?Berkain kafan, tidak bisa bergerak, tidak dapat bicara dan minta tolong.Memikirkan nya saja sudah membuat ku ingin menangis ketakutan.
Setelah ku ingat aku jarang ke mesjid, sholat bolong-bolong, berpakaian tidak menutup aurat, jarang ngaji.. Haha kaya gitu punya cita-cita mati masuk surga? Aku tertawa miris memikirkan nasibku.
Ya Allah ampuni aku...
Aku diam termenung di balkon villa kami yang di wonosari. Tak terasa air mata ku turun dalam diam nya. Aku sungguh ketakutan sekarang.
Denny dari tadi mencoba menghubungi ku setelah ku chat tadi. Aku hanya memberitahu nya kalau aku baik-baik saja.
Kulihat jam sudah menunjukan pukul 3 dini hari. Aku sama sekali belum tidur memikirkan kejadian berapa jam yang lalu.
"Selamat hari jadi yang ke 4 Bas..." ucap ku lirih kearah langit. Berharap angin mengantar dan membisikkan nya ke Bastian.
****
Tak terasa sudah 2 hari aku di villa. Hp ku sengaja aku matikan sejak sampai di villa. Aku tidak ingin di ganggu seorang pun.
Ku rasa aku harus segera pulang mengambil baju ku dan bergegas di rawat inap. Aku pun mengaktifkan hp ku lagi sambil memanasi mobil.
Ting..ting.ting..ting
Banyak notifikasi langsung masuk. 12 kali panggilan tak terjawab dan 21 pesan dari Bastian, 13 bbm dari Denny dan 5 line dari Joan.
Kubuka pesan dari Bastian.
Bastian : sayang kamu dimana?
Bastian : Han?
Bastian : kamu dmn? Kok gak pulang?
Bastian :kamu kenapa sih Han?
Bastian : han kok hp kamu mati?
Bastian : Han plis kamu dmn?
Bastian : sayang aku khawatir
Bastian : Han, sumpah aku bisa gila.. Kamu dmn??
Bastian : aku tanya denny kmu lg gak sama dia, kamu dmn?
Bastian : han jawab plis
Bastian : aku harap kamu baik-baik aja Han..Masih banyak lagi sms nya. Aku hanya bisa terdiam membaca nya. Maaf kan aku Bas.
Aku langsung merosot ke lantai. Perut ku tiba-tiba sakit. Keringat dingin mulai keluar dari seluruh tubuhku.
"Akhh.." aku meringkuk menahan rasa sakit yang luar biasa ini. Kali ini aku menggigil hebat.
Tiba-tiba hp ku berbunyi, ada panggilan masuk. Raka. Segera ku angkat telpon nya sambil mencoba menahan sakit.
"Han.. Makasih ya buat kemaren, hari ini rencana nya aku mau ngasih bayaran ke kamu hehe"
"...."
"Han..?"
"Rak.." ringis ku pelan sambil menahan isak tangis.
"Han lo gak papa??" ucap nya khawatir.
"Tolong gue.." ucapku lemah.
"Lo dimana??"
Aku segera memberitahu alamat villa ke Raka dan Raka pun langsung mematikan panggilan nya.
Kupejamkan mataku mencoba meresapi rasa sakit di perut ku. Tarik nafas.. Hembuskan..tarik.. Hembuskan.. Sekarang mulai berkurang rasa sakit nya.
Sejam kemudian kudengar bunyi mobil masuk ke pekarangan villa. Pintu depan langsung terbuka dan melihatkan Raka dengan tampang khawatir nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Would It Be [TAMAT]
ChickLit"Kamu berubah!" "Hah? Berubah gimana?" tanyaku ketus. "Kamu sekarang gak mau aku sentuh lagi, sering keluar kota, jarang di rumah. Kamu juga aku perhatikan sering pergi sama cowok itu, cowok yang kamu bilang hanya klien mu itu. BULSHIT! Jangan-jang...