Kamis,17 Nov 2016
Mendung...
Langit semakin gelap..
angin terus menerus meniup dan menari bersama debu jalanan.."Kamu gak mencari mba Hanna Bas?"
ucap seseorang sambil menepuk bahu Bastian yang sedang diam duduk di balkon kamar nya dan Nava.
"Buat apa?" balas nya dingin.
"Bas... Jangan seperti ini kumohon.."
Perut yang sudah membesar itu kini mengenai punggung Bastian.
"Dia yang mengkhianati ku.." desis Bastian."Gak mungkin Bas.. Gak mungkin mba Hana seperti itu.." bela Nava.
"Haha.. Kamu tau Nav, aku juga mikir kaya gitu sebelum nya.. Tadinya aku sempat merasa bersalah tentang ultah pernikahan kami.. Haha tapi liat yang dia katakan" ucap Bastian sambil menunjukan secarik kertas yang ditemukan nya di kasur Hana.
Nava hanya bisa terdiam. Dia tidak tau lagi harus berkata apa, karna surat itu.
"Dia ngaku sendiri kan kalau dia selingkuh.." ucap Bastian sumbang.
Setelah insiden perkelahian nya dengan Hanna beberapa saat yang lalu, Bastian langsung berusaha mengejar nya. Tapi Hanna sudah berhasil pergi meninggalkan Bastian tanpa petunjuk kemana dia akan pergi.
Saat pulang ke rumah Bastian langsung menuju kamar Hanna berharap menemukan petunjuk atau apapun yang bisa memberitahu nya tentang keberadaan Hanna. Bastian menemukan secarik kertas putih di kasur Hanna.
Angin makin berhembus, dingin. Nava masih terdiam di belakang Bastian dengan tangan nya yang meremas bahu Bastian mencoba menguatkan nya. Bastian masih dengan diam nya sambil membaca lagi surat ditangan nya yang ditinggalkan Hanna.
Maaf kan aku Bas..
Aku tidak bisa begini terus
Aku butuh seseorang yang selalu ada bersama ku..
Dan aku sudah menemukan nya
Dia mencintaiku..
Maaf aku mengkhianatimu..
Sekali lagi maaf"Shit.." umpatnya pelan.
Mendung masih dengan kuat nya menahan air agar tidak tumpah ke dunia, namun air lain kini terjatuh mengalir di pipi Bastian.
****
Tidak terasa sudah seminggu berlalu dan Bastian tetap tidak mencari keberadaan Hanna. Sudah berulang kali Nava mencoba membujuk nya tapi tidak berhasil.
Nava sendiri pun terus mencoba mencari serta menghubungi Hanna, tapi sial nya nomor Hanna tidak aktif. Dengan perut yang membuncit besar seperti itu tidak memungkin kan Nava berpergian jauh-jauh alhasil dia hanya bisa berharap sama Bastian.
Tok tok tok
"Assalamualaikum.." teriak seseorang dari pintu depan.
"Walaikum salam!!" balas Nava.
Nava yang sedang di dapur pun segera memanggil Bastian yang masih nonton di kamar.
"Bas bukain pintu ada tamu!!" seru Nava.
"Mm.. Iya bentar"
Bastian pun langsung turun menuju ruang tamu dan membuka pintu depan rumah nya.
"Eh Denny.. Ngapain lo pagi-pagi kesini? Tumben.. Nyari makan?" ucap Bastian dengan sedikit bercanda.
"Enak aja.. Gue bukan pengemis ya, Hanna mana? Gue mau ketemu sama dia, heran gue seminggu gak ada kabar.. Nomor dia juga gak aktif" ucap Denny sambil berlalu masuk menuju dapur.
"Tau.. Lagi asik sama cowok lain paling" jawab Bastian cuek.
Denny langsung mengkerut kan kening nya. Mencium ada yang tidak beres Denny langsung memandang Nava mencoba meminta penjelasan.
Nava hanya terdiam sambil bingung mau ngomong apa.
"Maksud lo apa Bas?" tanya Denny dengan nada tak senang.
"Lo tanya aja sama dia.. " balas Bastian sambil berlalu menuju kulkas hendak mengambil air minum.
"Jelasin Nav.." ucap Denny serius sambil menatap Nava.
"Nngg..mhh.. Anu, mba Hanna pergi dari rumah Den.. Mereka berantem.." ucap Nava takut.
Denny yang mendengar nya langsung melotot kan mata nya gak percaya. Dilirik nya sekilas Bastian yang masih minum di depan kulkas dengan santai nya. Nafas nya mulai naik turun tidak beraturan, sambil terus menatap Nava meminta penjelasan lebih.
"Berantem kenapa? Terus sekarang Hanna dimana?" sergah Denny tidak sabaran.
Bastian meninggalkan mereka berdua dan langsung menuju kamar tidur nya lagi.
"Kami belum tahu keberadaan mba Hanna Den... Mmm lo baca aja ini sendiri.." ucap Nava sambil mengasih surat Hanna yang disimpan nya saat di buang Bastian.
Denny langsung mengambil surat itu dan membaca nya dengan seksama.
"Bastian mengira mba Hanna selingkuh Den.." ucap Nava.
"Trus reaksi Bastian gimana?" tanya Denny.
"Dia marah.. Sampai sekarang mmm dia.. Dia gak nyari mba Hanna.." ucap Nava ragu.
Denny yang mendengar nya pun geram. Dia langsung keluar menuju mobil nya dan mencoba menghubungi nomor Hanna lagi.
"Den lo mau kemana?" teriak Nava.
"Nyari Hanna lah.. "
****
"Gue gak mau..."
"Lo harus mau, lo kok egois banget jadi orang.. Lo gak mikirin perasaan kami?"
"Percuma juga Jo.."
"Setidak nya kasih tau gue lo dimana sekarang!! Lo udah parah nyet"
"Maaf gue tutup dulu.. Aku capek banget .."
"HANNAA..!!" teriak Joan.
Klik.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Would It Be [TAMAT]
ChickLit"Kamu berubah!" "Hah? Berubah gimana?" tanyaku ketus. "Kamu sekarang gak mau aku sentuh lagi, sering keluar kota, jarang di rumah. Kamu juga aku perhatikan sering pergi sama cowok itu, cowok yang kamu bilang hanya klien mu itu. BULSHIT! Jangan-jang...