Bagian tanpa judul 6

196 8 0
                                    

flashback

Sore yang indah ini, ify sudah siap untuk ke café moimoy. Sebenarnya ia ditawari untuk berangkat bersama oleh iel, namun ia menolak. Ify berangkat diantar oleh supirnya (mang Ujo), karena ia harus mengantar barang untuk tante ratih (mama iel). Sesampainya dirumah iel, ia langsung masuk saja kedalam rumah

"assalamualaikum, tante" sapa ify, saat melihat tante ratih sedang duduk di sofa sambil menonton

"waalaikumsalam, eh ify"

"tante ini ada titipan dari bunda" sembari memberi paper bag yang dipegangnya, kepada tante ratih

"iya makasih ya fy"

"sama – sama tante, iel udah jalan tante?" Tanya ify karena tidak melihat keberadaan iel dirumah

"iya fy, dia udah jalan. Bukan nya kamu juga ikutan ngumpul – ngumpul ya?"

"iya tante, tadi iel nawarin berangkat bareng tapi aku bilang gak usah. Soalnya aku mau kesini dulu, kasian dia nanti bolak – balik. Yaudah tante saya berangkat dulu ya" pamit ify

"iya hati – hati ya dijalan"

"sip tante, assalamualaikum"

"waalaikumsalam"

IFY POV

Aku melanjutkan perjalanan ke cafe moimoy. Saat melewati taman komplek, tak sengaja aku melihat seseorang yang tidak asing. Apakah itu dia? Kalo iya, ngapain dia duduk sendiri ditaman?

" Mang berhenti " aku menyuruh supirku (Mang Ujo) berhenti, mobilku sudah berhenti dipinggir taman.

" Amang pulang dulu gih, nanti aku ke cafe nya sendiri aja. Ada yang harus aku urus dulu" pintaku kepada mang Ujo.

"loh kenapa neng, cafe nya kan masih rada jauh dari sini"

"udah amang pulang aja, nanti kalo udah selesai ify hubungin deh oke"

"iya deh neng, amang pulang ya"

Akhirnya mang ujo pulang, saatnya membuktikan itu orang siapa. Aku mulai berjalan mendekat kearah sosok misterius itu, semakin dekat dan semakin dekat. Aku sudah berada dibelakangnya, saat aku menepuk pundaknya, ia berbalik. Aku terdiam seketika, dugaanku benar sosok ini adalah dia, RIAN.

"hei " seketika aku sadar, ketika mendengar tegurannya.

"harusnya lo gak nyamperin ini orang fy, bego banget sih lu" rutukku dalam hati. Eh tapi kok dia negur gue sih?.

"emm hei" balasku dengan kaku. Ahh sudahi moment yang akward ini...

"duduk fy"

tumben nih si Rian baik, mungkin dia udah maafin gue kali ya. Sabodo ahh mending gue duduk aja dari pada berdiri mulu pegel. Sekarang gue udah duduk disampingnya. Dan terciptalah keheningan ampe jangkrik nyanyi aja kedengeran huuu.

"emm apa kabar?" tanyaku untuk menghilangkan keheningan ini, atau lebih tepatnya mencairkan suasana yang canggung ini

" Baik, lo sendiri?" jawabnya sambil natap gue

" Baik juga, lo ngapain disini?" jawab gue

" Cuma menenangkan diri aja, lo kok bisa ada disini?"

" Tadi gue gak sengaja lewat aja" jawab gue dengan seadanya aja, takut salah ngomong.

"oohh" jawab Rian singkat, padat, jelas.

Normal POV

"emm Rian, soal yang waktu itu gue.." ify yang mencoba untuk meminta maaf langsung terpotong oleh omongan Rian

" Gak usah dibahas" balas Rian dengan dingin

" Tapi gue.."

" Gue bilang, gak usah dibahas. Lo gak ngerti gak sih? Hah?!" ucap Rian dengan menambahkan sedikit intonasi suaranya.

Ify yang dibentak seperti itu, langsung terdiam tertunduk. Ia hanya ingin menjelaskan apa yang terjadi, dan alasan mengapa hal itu bisa terjadi. Ify berusaha mengumpulkan kembali keberanian nya..

" Gue Cuma mau minta sama elo. Gue minta maaf, semua itu diluar akal sehat gue. Gue tau gue salah, makanya gue minta maaf" Ucap ify dengan takut

" semua sudah terjadi. Kata "maaf" gak bisa mengubah apa yang sudah terjadi" jawab Rian dengan muka yang amat datar dan tatapan amat sangat dingin

"Tap.."

"Tapi apa, lo mau bilang apa hah?!. Bentak Rian.

IFY POV

Cukup. Sudah dua kali aku dibentaknya, aku hanya ingin meminta maaf dan membuat hubungan yang lebih baik. Apa salah, hah?!

"CUKUP, gue Cuma mau minta maaf.MINTA MAAF doang. Tapi lo malah bersikap seperti dingin kaya gini. Gue Cuma..." omongan gue dipotong lagi

"Lo pikir, KAGA DIAKUIN itu gak sakit apa, hah?!. SAKIT B.A.N.G.E.T lo tau. Emang lo anggap apa sih hubungan kita dulu, Cuma main – main doang iya. Hebat banget lu, bangga banget gue sebagai PACAR YANG GAK DIAKUIN. Gue gak pernah minta apa – apa sama lo, tapi kenapa? Kenapa saat lo ditanya 'gue ini pacar lo apa bukan?' malah lo jawab bukan. Lo tau betapa hancurnya gue, saat kalimat 'Rian bukan pacar gue kok' gue denger secara langsung saat itu? Lo tau gak?!" jawab Rian sambil berdiri menatapku tajam.

"Gue tau, gue tau gimana perasaan lo saat itu. Gue gak pernah anggap hubungan kita ini hanya sebagai 'mainan'. Hanya saja saat itu gue terpaksa jawab seperti itu karena.."

"karena apa? Karena lo gak bener – bener sayang sama gue kan, itu kan alasan lo?! Udahlah semua kata sayang, cinta itu semua bulshit. Gue gak percaya hubungan kita dulu secepat itu. Benteng yang gue kira kita bangun bareng dan ternyata hanya gue sendiri yang bangun benteng itu, lo hancurin Cuma dalam beberapa detik. Gue gak marah sama lo, tapi gue kecewa sama lo"

selesai Rian berbicara seperti itu, dia meninggalkan aku tanpa memaafkanku. Dia gak tau, aku yang lebih tersakiti disini. Dia gak pernah mau dengar penjelasan ku sedikit saja. Sekarang aku disini menangis, ditaman ditempat duduk yang sama sebelum Rian meninggalkanku. Aku menangis menumpahkan semua rasa bersalahku, semua rasa sesak didadaku setelah mendengar perkataan Rian yang sangat menyakitkan. Aku merasakan ada yang duduk disampingku.

"Rio..."

Flashback end

"lo datang dan selanjutnya lo tau sendiri." Ify selesai meceritakan alasan kenapa ia menangis .

"oh jadi Rian itu mantan lo?" yang dijawab ify dengan anggukan kepala

" udah rada siang nih. Kita pulang yuk, sambil cari makan dijalan. Gue punya tempat makan yang asik" ajak Rio

"gimana ya?"

"udah ntar gue yang traktir deh" jawab rio yang disambut dengan senyum sumringah dari ify. Ify langsung berdiri dan menarik tangan rio

"giliran ditraktir aja laju amat" cibir Rio

" yang penting gue bahagia" jawab ify sambil menjulurkan lidahnya.

Heiii....Sorry ya baru dilanjutin. Soalnya ide – ide yang kemarin pada hilang seiring perkembangan zaman *elahhbahasague

Pokonya gitu deh . sejujurnya cerbung ini Cuma karangan yang dibuat kalo lg mood atau lg ada waktu. Jadi kalo ngaret ya maklumi sajalah..

Typo bersebaran dimana – mana maafkan ya..

Diketik : 05/08/16 23:20 (maaf baru bisa publish)

Pada Satu CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang