Bbzztttt. Ponselku bergetar tanda email masuk. Oh, dari sahabat terbaikku, Bibim.
From : bibim881@gmail.com
To : ckirarana@gmail.com
Sub : First Day
Smangt y buat first day d Harapan Pandawa. Siap2 kalo lwt dpn kk kelas nnt ^_^
Your Friend, Bibim.
From : ckirarana@gmail.com
To : bibim881@gmail.com
Sub : First Day (Replay)
Oki doki. Gpp, kn ada tkang satpam yg bkal menangani smw mslah. :D
C. Kirana
From : bibim881@gmail.com
To : ckirarana@gmail.com
Sub : First Day (Replay)
Sorry gw sibuk ngurusin laporan mos kmrn, intinya cari tmn bnyk2 yg bs ngelindungin loe dr para srigala berbulu tbal :v
Your Friend, Bibim.
From : ckirarana@gmail.com
To : bibim881@gmail.com
Sub : First Day (Replay)
Bibim jahat! Ntr aku cari tmn powr ranger sklian. Btw, smngt laporan!
C. Kirana
From : bibim881@gmail.com
To : ckirarana@gmail.com
Sub : First Day (Replay)
Ok. Jangan ada laporan tmbhan ntar haha...
Your Friend, Bibim.
Chat end. Aku mematikan ponsel dan menyisipkannya di kantong sebelah kanan rok abu-abu. Dasi siap. Bet nama siap. Rambut rapi siap. Kaos kaki siap. Jam tangan siap. Sepatu hitam siap. Oke, waktunya berangkat.
"Mah, Kiran berangkat dulu". "Hati-hati di jalan nak, semoga hari pertamamu ini menjadi awal yang baik". "Thanks ma". Ekspresi yang aku lakukan di rumah bukanlah sebuah topeng bagiku. Hanya saja setiap di lingkungan yang baru, aku sulit untuk beradaptasi. Seriang apapun aku saat bersama keluarga dan Bibim, aku takbisa melakukannya di lingkungan baru. Butuh waktu untukku menjadi akrab. Tapi hari ini, aku berharap ada perubahan dalam diriku. Menjadi seseorang yang aku inginkan selama ini. Demi masa depanku sendiri. Go Kiran! Follow Your Dream!!
♪♫♪
" Berangkat rangkat ke sekolah
Happy happy sekali
Kiri kanan ku lihat saja
Banyak pelajar jalan kaki "
Tampak mobil sedan putih berhenti di depan gerbang sekolah. Seiring dengan pintu mobil terbuka, terlihat seorang gadis dengan rambut panjangnya yang terkibas oleh angin. Menatap langit biru dengan perhentian terakhir di depa monumen bertuliskan SMA Budi Mulya. "Pak, thanks udah ngantarin Kiran. Hati-hati di jalan pulang pak". "Roger Sir!"jawab pengantarnya dari dalam mobil, tak lama kemudian mobil sedan putih berlalu. "Sekolah baru, pengalaman baru, perubahan baru. Semoga aku berhasil melakukannya"gumam Kiran diiringi langkah kaki pertama di SMA 1 Budi Mulya.
Bau harum kesegaran udara tercium begitu menyengat. Wajar saja, SMA 1 Budi Mulya merupakan SMA yang terkenal karena penghargaan ADIWIYATA-nya. Di setiap sudut sekolah pasti ada yang namanya pohon. Bukan cuman satu tapi banyak, intinya lebih dari satu. Entah itu pohon jenis buah-buahan atau hanya jadi penunjang dari keindahan sekolah tersebut. Dan yang terlihat di halaman depan sekolah adalah pohon Beringin besar yang dibawahnya ada bangku-bangku sebagai tempat belajar outdoor.
Ting Tong. "Selamat pagi semua. Pemberitahuan untuk seluruh siswa/siswi baru. Pengelompokan kelas bisa dilihat di Mading pengumuman di samping Sekretariat OSIS dan di Mading depan. Jika telah mengetahui lokasi kelas bisa langsung menuju kelasnya masing-masing karena tepat pukul 08.30 wali kelas kalian akan masuk. Sekian dan terima kasih. Selamat pagi"
Barusan adalah bel pengumuman. Wah, fasilitas seperti ini belum pernah ada di sekolah lainnya. Lokasi sekolah yang strategis di atas sebuah bukit juga menambah kesan yang wow. Walaupun sekolah ini ada di dekat kota besar, tapi memiliki suasana seperti di pedesaan. Sejuk, rindang, hijau, alami dan tentu saja udara yang masih cukup segar untuk dihirup oleh kami para manusia dan mahkluk hidup lainnya.
Hari ini seharusnya adalah orientasi lingkungan sekolah yang dilakukan saat Masa Orientasi Siswa. Entah itu seperti bersih-bersih, berkeliling lingkungan sekolah dengan segudang penjelasan dari para senior, atau jalan jongkok dan membawa peralatan yang telah ditentukan. Tapi karena ketetapan pemerintah menghilangkan sistem MOS maka tradisi kuno yang menyerukan itu menghilang tanpa bekas. "Akh, padahal menurutku MOS itu membuat para peserta menjadi tahu gimana caranya disiplin waktu, menghormati kakak senior, belajar kerjasama antar teman segugus, belajar menjadi orang kreatif karena diberi tugas membawa kerajinan barang bekas, belajar satu kesamaan antara satu dengan yang lain karena memakai kerajian yang telah kita buat sebelumnya, dll. Padahal aku sudah search apa-apa saja yang terjadi di MOS. Ah, sudahlah aku ini hanyalah butiran debu dimata pemerintahan"guman Kiran lagi tanpa sadar benda apa yang ada di depannya itu.
Brukk. Kirana terjatuh, untung saja tidak ada yang memperhatikannya saat itu. Tapi pikiran singkatnya itu salah. Dari samping kanannya seseorang telah mengulurkan tangan. "Tidak! Mati aku, hari pertama sekolah malah memberikan kesan malu-maluin. Tidaaaakk!"gumamnya dalam hati. Tapi daripada memberikan kesan sombong karena tidak menerima pertolongannya lebih baik... "Terima kasih banyoahhh". Orang itu tiba-tiba saja menarik tangan Kirana dan membuatnya berdiri tegak menghadap dirinya. "Tentu saja, karna kamu sudah mau menerima pertolonganku maka kamu sudah resmi menjadi teman pertamaku di sini". Dengan tangan masih dalam keadaan bersalaman, dan dengan yakinnya dia memperkenalkan dirinya dengan cara yang aneh. "Perkenalkan aku adalah Amara. Berubah! Amara si Pembawa Bintang di atas kepala! Huahaha...". Ah, perkenalan macam apa itu. Perkenalan paling aneh yang pernah kutahu selama ini.
"I-itu bukan pohon cemara saat Hari Na-natal?"ucapku ragu.
"Yup! Benar sekali! Karena kamu telah menjawabnya dengan tepat, maka kamu secara resmi aku angkat sebagai sahabat! Hahaha"sahutnya dengan antusias.
"Haha juga". Aku tertawa kaku untuk mengikuti dunianya yang serba aneh itu, tak apalah setidaknya ada orang yang mengajakku berbicara.
♪♫♪
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN - The Story of PAIN
RomanceKisah mengenai seorang gadis yang mengetahui bahwa ia bukanlah anak kandung dari keluarga yang selama ini merawatnya dan ia memiliki penyakit parah secara bersamaan. Ditambah, ia memiliki pikiran yang buruk tentang keluarga aslinya. Kemudian ia bert...