2 Days later
16.32 PM
Ryan POV
Setelah selesai menghabiskan shift, aku bersama Sora mampir ke supermarket untuk membeli beberapa kebutuhan yang sudah habis di rumah.
Aku sedang memilih sayuran mana saja yang akan kubeli namun, Sora merengek minta di belikan stik coklat kesukaannya.
"Pah.. ayoo... Ke canaa.." rengek Sora sambil menarik ujung kausku.
"Iya sebentar ya sayang, papa lagi ambil sayur buat kita makan nanti." Aku mencoba memberi pengertian kepada Sora. Namun ia tetap menarik-narik kausku.
"Baiklah.. kita beli stik coklat abis itu ke sini lagi. Ya?"
"Oke!" Jawab Sora mengacungkan kedua ibu jarinya.
Sora berlali kecil duluan menuju rak stik coklat, dan mengambil beberapa kotak stik yang tentu saja tak akan kubelikan sebanyak itu. Tak lama, Sora kembali dengan dua kotak stik coklat lalu memasukkannya ke keranjang belanja.
Setelah membeli beberapa kebutuhan, aku segera mengantri untuk membayar ke kasir. Namun, aku tak menemukan Sora di sekitar ku. Kemana dia!?.
Aku mencoba mencari Sora di antara rak stik coklat yang tadi dia ambil tapi tak ada disana. Aku pun menyusuri rak-rak susu dan sereal tapi tak ada juga. Lalu aku mendengar suara teriakan kecil yang sangat familiar denganku. Terdengar seperti suara Sora.
Aku pun menyusuri rak-rak mainan dan menemukannya bersama seorang pria dewasa yang sedang melihat-lihat mainan juga. Apa yang dilakukannya pada anakku!? Apa dia seorang penculik!? Oh tidak! Sora dalam bahaya.
Aku menghampiri Sora yang sedang bersama pria itu.
"Sora, papa cariin kamu kemana?."
"Papa! Cora dali tadi di cini cama paman ganteng! Paman ganteng cuka mobil-mobilan juga!" Jawab Sora dengan sangat antusias.
"Siapa paman ganteng?." Tanyaku pada Sora.
"Nih, paman ganteng pah!"
Ken POV
Aku sedang mampir ke supermarket di sekitar kantor untuk membeli beberapa furnitur rumah yang sudah rusak. Hah.. ini seharusnya dilakukan oleh asisten rumah tangga, tapi entah mengapa aku sedang ingin melakukannya sendiri.
Setelah membayar beberapa furnitur yang akan dikirim besok ke rumah, aku melihat-lihat mainan mobil-mobilan yang menurutku menarik. Aku melihat ada seorang anak kecil yang juga sedang melihat-lihat mainan mobil sambil menghitung ada berapa mobil tersebut.
Melihatnya bertingkah seperti itu aku terkekeh pelan, yang sepertinya ia mendengar kekehanku.
"Om lagi ngapain? Kok di cini? Ini kan mainan anak kecil tau.." katanya tiba-tiba sambil mengerucutkan bibir imutnya.
"Huh? Aku? Aku hanya melihat-lihat saja bocah." Jawabku datar tanpa ekspresi.
Saat akan bertanya lagi, aku mendengar seseorang sedang berjalan kemari lalu, bertanya pada bocah tersebut.
"Sora, papa cariin kamu kemana?."
DEG
Sepertinya aku pernah mendengar suara ini, suara lembut ini pernah ku dengar sebelumnya.
"Papa! Cora dali tadi cini cama paman ganteng!." Huh? Paman ganteng? Siapa? Aku?.
"Siapa paman ganteng?." Tanya orang itu pada bocah di depanku.
"Nih, paman ganteng pah!." Jawabnya sambil menunjuk ke arahku.
Orang itu menoleh ke arahku dan—
—DIA PELAYAN RESTORAN KEMARIN SORE!
Dan ia mempunyai seorang anak?. Sesuatu dalam diriku merasa kecewa, tapi aku tak tau apa itu.
"Ehmm... Terima kasih telah menjaga Sora, tadi dia hilang saat aku akan bayar ke kasir." Suaranya memecah lamunanku.
"A—ah.. ya tak masalah." Aku hanya memberikan senyum canggung.
Namun, ia memberikanku senyuman yang—
—sangat manis.
Ah, dadaku berdebar kencang! Apa yang sebenarnya terjadi!?
"Namaku Ryan, Ryan Anderson. Kau?" Ia memberikan tanganya untuk berjabat tangan.
Tanganya sangat lembut seperti kulit bayi.
"N—namaku Johannes Ken. Panggil saja Ken."
"Ah, kalau begitu aku dan Sora akan segera membayar lalu pulang. Terima kasih, sampai jumpa!." Ucapnya sambil melambaikan tangan kepadaku.
Ada perasaan senang saat ia melakukan itu padaku. Sebenarnya apa yang terjadi padaku sampai jadi seperti ini!?.
Sepertinya aku butuh berendam air hangat untuk menjernihkan pikiranku.
***
Ryan POV
Aku sedang memasak makan malam sederhana untukku dan Sora. Aku memasak sup tomat dengan keju parut sebagai makan malam.
Sora makan dengan lahap sampai belepotan di sekitar mulutnya. Itu membuatku bahagia. Tenaga ku seperti diisi ulang saat melihat Sora bahagia.
Tanpa sadar aku mengelus rambutnya pelan. Merasa terganggu ia menghentikan acara makannya.
"Papa kenapa? Kok gak makan cih?." Tanya Sora dengan wajah polosnya.
"Gak apa-apa kok, papa senang kalo liat kamu makan banyak." Jawabku jujur.
"Iya dong! Aku kan mau cepat becar kayak papah biar bisa beliin papah rumah yang gedee bangeeeet." Jawab Sora sambil membuat gerakan betapa besarnya rumah itu.
"Kalo gitu kamu harus makan yang banyak! Belajar yang rajin! Biar bisa beliin papa rumah yang besar."
Aku sangat bangga mendengar Sora berkata seperti itu. Selesai makan, aku menaruh piring kotor ke dalam bak cuci piring.
Lalu menggiring Sora masuk kamar, setelah ia menggosok gigi tentunya.
[To Be Continued]
KAMU SEDANG MEMBACA
Fill Your Heart [DISCONTINUED]
Random[WARNING! YAOI CONTENT] [DISCONTINUED] "Bolehkah aku mengisi tempat di hatimu?." ... [RE PUBLISH]