•3.a•

2.1K 261 1
                                    

16.14 PM

Ryan POV

Hari ini daycare sedang libur karena tanggal merah, akhirnya aku membawa Sora ke tempat kerja. Ku harap Sora tidak akan mengacau.

Aku sedang menghabiskan sisa shift pagiku yang tersisa kurang dari setengah jam lagi. Itu berarti saat orang-orang kantor pulang bekerja.

Beberapa kali Sora mengikutiku membawa pesanan dan untungnya Sora tidak rewel ketika harus bolak-balik membawa pesanan.

"Silahkan tuan, Cheese Chicken Nugget." aku menaruh pesanan ke meja. Tunggu—

Sepertinya aku pernah melihat orang ini.

"Hmm.. sepertinya aku pernah melihatmu tuan tapi dimana ya?. Ah! Aku pernah bertemu denganmu di supermarket minggu lalu!." Ah ya! Dia pria yang kutemui sedang bersama Sora.

"Hai bocah kecil." ia menyapa Sora yang berada di belakangku.

"Hai paman!." Sora menyapa balik orang itu.

"Inget paman? Yang waktu itu lagi liat mobil-mobilan juga." Ia terus bertanya pada Sora.

"Ingat!." Jawab Sora dengan antusias. Ah.. aku harus kembali bekerja.

"Ayo Sora, papah harus kembali bekerja." Aku menggandeng tangan Sora namun ia malah diam tak bergerak. "Kenapa sayang?."

"Cora mau dicini aja pah, cama paman ganteng." Eh? Biasanya Sora tak cepat akrab dengan orang baru.

"Bolehkan pah?."

Sebelum aku menjawab orang itu sudah memotong omonganku.

"Biarkan dia bersamaku, tenang saja. Aku bukan orang jahat." Ujarnya cepat.

"Err.. baiklah, tapi aku akan segera kembali setelah pekerjaanku selesai."

Ken POV

Ah! Dia pelayan yang kutemui di supermarket tempo hari. Dan sekarang aku sedang bersama anaknya. Anak? Ya dia punya anak yang sangat lucu dan sangat mirip dengannya.

Err..
Kenapa ada rasa tak suka saat aku mengetahui bahwa ia sudah mempunyai anak. Kulihat anak itu sedang duduk sambil melihat ke sekelilingnya di depanku.

"Hmm.. jadi namamu siapa bocah?." Aku pun memecah keheningan.

"Cola, Cola Andelson. Om namanya ciapa?."

Kenapa dia begitu imut dan manis. Seperti... Papanya.

SHIT! kenapa ia malah terlintas di kepalaku!?. Tapi, mereka berdua benar-benar manis.

"Paman kenapa? Kok diem?."

"A-a.. jadi kamu gak nanya nama paman siapa?." Aku mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Nama om—." Belum sempat aku menyelesaikan ucapanku. Bocah itu(Sora) sudah memotong omonganku.

"— nama paman, paman Ken kan?."

Dia tau namaku.

"Darimana kamu tahu namaku?." Tanyaku penuh selidik, seingatku aku belum berkenalan dengan bocah ini.

"Kan kemarin, paman berkenalan sama papah. Jadi Cora tau nama paman ciapa." Jawabnya lalu tersenyum lebar.

Err.. senyum yang sangat menyilaukan.

"Trus, kamu kok sama papa kamu terus. Mama kamu kemana?." Namun belum sempat ia menjawab seseorang mendekat.

"Sora, ayo pulang."

"Papa!."

"Hmm.. terima kasih sudah menjaga Sora. Sebagai ucapan terima kasih ini untukmu." Ia memberikan sebuah gelas berisi kopi. Mungkin.

"Ah ya.. tak apa."

"Pa! Nanti kita beli ec krim ya?." Tiba-tiba Sora berdiri sambil mengguncang pelan bahu Ryan. Papanya.

"Gak, kamu udah makan es terus hari ini. Nanti kalo kamu sakit mau?." Tolak Ryan.

"Papa.. cuma cedikit aja.. ya?." Tawar Sora. "Gak boleh." Yang sekali lagi ditolak oleh Ryan.

Entah kenapa melihat adegan orang tua dan anak ini membuat perasaanku menghangat. Aku..

Jadi ingin punya anak.

Eh!?.

Aku menepuk pelan pipiku. Berusaha menghilangkan pikiran liarku.

"Paman kenapa? Kok pipinya di pukul cih?."

[To Be Continued]

Fill Your Heart [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang