Setelah mereka berdua turun, mereka duduk di bangku taman yang dikelilingi oleh bunga - bunga yang indah bermekaran.Karena hari pun mulai sore, mataharipun hampir lelah menyinari bumi, jadi Al ingin cepat cepat mengobrol sesuatu kepada Shania.
"Hmm Jadi begini Shan..." kata Alrabby tenang.
Dugg dug dug..
Duggg dugg dug..
Dug dug duggg...Dan ternyata itu adalah bunyiii.....
Jantung Alrabby
Jantung AlrabbyYaaa ternyata itu jantung Alrabby, dia tak bisa mengontrol kegugupanya kepada Shania, Shania yang membuat jantung Al sangat cepat berdetak.
"Hmm.. Shan kaka gamau basa basi ya hmmm.. tentang perasaan kakak ke kamu itu asli ga main - main, kakak bener - bener sayang sama kamu bener - bener cinta sama kamu Shania, perasaan ini muncul ketika kakak bisa tersenyum karnamu, bisa tertawa karnamu, dan kakak bisa bangkit karnamu, kakak gatau apa jadinya kakak kalo kakak ditinggal kamu tapiii..... Hmmmm..."
"Stopppppp!!!!" Sela Shania sambil mengarahkan kelima jarinya dihadapan wajah Alrabby.
Shania cukup lama berfikir satu.. dua.. tigaaa... Shania pun menurunkan tangannya dari hadapan Alrabby.
Sejenak saja Shania telah mendapatkan ide konyol yang menurut Shania bagus untuk hubungan mereka, karena Shania tak sabar sudah ingin menjamah tubuh kakak nya itu ehh maksut author memiliki hati kak By seutuhnya.
"Stop No... No... Nooo... Pasti kak By setelah ini bilang ke Shania ( tapii kita ini bersaudara, kita ini satu darah, kita sama sama cewe, di negara kita ini tabu memiliki hubugan kayak gini, kita ini ga pantes bla bla bla..) kak dengerin Shania ya, itu alasan yang sangat classic, kak By harus ada alasan yang cerdas untuk itu, kak By sayang Shania kan??"
Alrabby pun hanya bisa manggut-manggut pasrah dengan apa yang di omongin oleh Shania selanjutnya.
"Yaudah Shania juga sayang Kak By sayang banget malah, kalo pemikiran Shania ya... kak By kan udah besar trus perusahaan kak By juga besar, kak By juga udah kaya kan? uang melimpah kan? Yauda ayo bawa aku pergi jauhhhh dari negara kita, trus kita sama-sama menjalin hubungan kita dengan bahaaagiaaa... " jelas Shania panjang lebar dengan mimik muka yang sumringah.
"Aawwwwww" pekik Shaaaniia.
Shaniaaa dengan gampangnya mendapat cubitan cinta khas Alrabby untuknya.
"Kakkkkk sakittt..." Manja Shania pada Al.
"Hahaha Shaann itu mah gampang njalaninnya, kita tinggal tidur aja trus mimpi deh" canda Al sambil tertawa.
"Dasar bocah" ucap Al dalam hati, Al terseyum simpul, lagi - lagi Al tersenyum karena Shania.
"Ish kakak Shania mikir beneran loh tadi!!" Shania pun memanyunkan bibirnya dan melipat kedua tanganya di depan dadanya.
"So sexy gue gigit juga tuh bibir maju maju" batin nakal Alrabby. Hahahhaa
Alrabby pun tak tega melihat adenya yang manyun - manyun gajelas gitu, akhirnyaa Alrabby meredakan tawanya dan menarik tangan Shania lalu dipegangnya kedua telapak Shania oleh Alrabby.
"Shania dengerin kakak ya, kakak gabisa ninggalin itu semua, kaka mau sama kamu, mau pergi sama kamu, tapi kasian bang Affan, kuliah kakak gimana? Sahabat kakak gimana? Si Bibi sama Gita kerja dimana nanti? Kuliah kakak? Sekolah kamu? Kamu tuh kalo ngomong dipikir dulu kedepannya Shania" jelas Alrabby perlahan kepada Shania.
"Maafin kakak Shania, ini terlalu cepat" batin Al untuk Shania, terlihat padamnya cahaya dari manik mata milik Al, dia tak tahu bagaimana kedepannya, Al terlihat masih syok atas meninggalnya kedua orangtua nya.