BAB 3

224 10 2
                                    

Dua mata yang saling bertemu, membuat alena mengendalikan dirinya sebaik mungkin. Senyum manis yang terpancar namun tak berseri ketika kalian lihat lebih dalam manik matanya dipenuhi rasa sedih.

Alena menarik nafasnya dalam-dalam lalu berjalan ke arah Via dan Abra. "Hey nana.." sapa Abra yang duduk di sebelah via. Aku hanya tersenyum kecut padanya "kalian masih disini?" Tanyaku pada mereka berdua sedikit menyinggung atau lebih tepatnya menyinggung.

Via tertawa setelah aku menanyakan keberadaan mereka, aneh lirihku. "Waaaw sepertinya kau menginginkan aku dan adikmu ini segera pergi" balas Abra dilanjut dengan perkataan via yang mengandung ledekan "ya ampun ka, ceritanya ngusir nih... ini via loooh".

"Kalian ini memang pasangan aneh, maksudku ini sudah 2 jam berlalu" ku Hela nafasku dan.. "kemungkinan besar kalian sudah pergi". "Rencana seperti itu tapi adikmu yang sekaligus tunanganku ini mau pamit pada kakaknya dulu" jelas Abra dengan mengusap rambut via sayang.

Setelah acara manja pamitnya via. Aku merutuki diriku sendiri yang merasa jahat akan sikapku. Menyiksa diriku sendiri dengan memendam perasaan pada Abra, lalu kuberikan fake smile untuk hubungan via dan Abra.

Pikiranku kacau yang slalu ada di antara mereka. Aku harus bisa melupakan abra dan mulai mencari kebahagiaanku. Yaa... setidaknya apa yang dikatakan kembaranku itu ada benarnya "cinta tak perlu memiliki, bila memilikinya harus menyakiti banyak hati".

TBC..

Maaf sedikit 😂 kalo nulis di hp berasa banyak tapi dikit kalo di lepyyy kan gak keras yaaa hihi

Jalan TerbaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang