3. ZZZZZ

24 2 9
                                    

  "Ela, ko jadi lo yang duduk di sini, perasaan tadi ada Alza" tanya Ziera heran, ketika dia masuk lagi ke kelasnya, dia mendapati Ela yang sudah duduk di bangku sebelahnya, yang sebelumnya ada Alza di bangku itu.

  "Tadi dia keluar, pas banget gue baru masuk sama Alga, oh iya, lo abis dari mana emang?" Tanya Ela sambil sedikit sedikit tersenyum aneh.

  "Dari luar kelas, depan pintu guru" jelas Ziera.

  Setelah itu, Ela mulai bercerita betapa senangnya dia kemarin, mendapatkan sebuket bunga dari Alga, beserta coklat dan gaun untuk makan malam di luar, yang pastinya sudah di rencanakan Alga.

  Ziera kadang hanya meresponnya dengan anggukan, kadang dengan jawaban yang simpel, seperti, ya, terus, kok bisa, emang kenapa, wah enak ya, dan hal hal lainnya, yang membuat Ela merasa bahwa dia sangat beruntung mendapatkan Alga.

***

  "Mau pulang?"
  Ziera pura pura gak denger pertanyaan itu, dan terus saja memasukan buku bukunya ke tas.

  "Gue tau lo marah sama gue."
  Lagi lagi, Ziera nggak mengubrisnya, biar aja Alza mengoceh di situ sampe dia bosan, emangnya gue pikirin?.

  Ziera menengok, menatap Alza.
  "Apaan sih, Al, siapa yang marah coba, lagian apa alesan gue marah coba?"

  "Ada!" Jawab Alza bersemangat, karna memang itu, yang dia harapkan keluar dari mulut Ziera.

  "Apa?" Ziera menatap tajam Alza.

  "lo marah gara-gara seharian, gue gak ngabarin lo kan," ucap Alza menatap Ziera.

  Ziera menatap Alza malas "apaan sih Al, gak jelas ih, lagian apa hak gue marah? apalagi cuma gara-gara alesan gak jelas lo itu!"

  "Ya lo-kan calon pacar gue, oh ya btw sory tadi pagi, gue gak ngabarin lo pas pergi."

  Ziera hanya mendengar, tanpa menatap Alza yang duduk di sebelahnya, dan Ziera tau, Alza menatapnya sedari tadi tanpa melepaskan pandangannya dari Ziera.

  "Ra, tadi pagi sang mantan dateng ke kelas ngapain? Kan udah lama juga tuh, lo putus dari dia, terus tadi dia ngapain ke kelas lo? Ngajak balikan ya?" Alza mengalihkan tatapannya dari Ziera.

  Keadaan kelas semakin canggung, ketika kata kata terakhir Alza membuatnya sama sama terdiam. Apalagi ketika kelas Ziera memang hanya tinggal dirinya dan Alza.

  Bel pulang sekolah, memang sudah berbunyi sejak kedatangan Alza lima menit sesudahnya, dan keadaannya memang sudah sepi sejak awal, ketika Ziera bersiap siap merapihkan peralatannya ke dalam tas, Alza datang. Dia fikir tidak apa apa jika ada Alza, apalagi Ziera tau bahwa Alza memang orang yang baik menurutnya, sambil menunggu Zion datang, tidak apalah dia menunggu di kelas, toh di temani Alza ini. Dan yg tidak dia sangka adalah, Alza tau bahwa gerald datang kekelasnya, dan dia melupakan, bahwa tadi pagi Alza ada di kelasnya.

  "Yeh ditanya malah bengong."

  "Eh ia apa?" Jawabnya kaget.

Drttttt drtttt

  Getaran handphone di saku Ziera, mengalihkan pandangannya untuk segera melihat isinya.

  Zioon
Gue di depan gerbang nih, cpt keluar ya!
 
  Ziera diri dari duduknya.
  "Al gue duluan ya, Zion udah depan gerbang. Oya btw thanks udah nemenin gue di sini"
Lalu berjalan cepat,meninggalkan Alza.

  Sampai di depan gerbang, Ziera melihat mobil abu abu milik Zion, lalu Ziera berjalan ke arahnya.

Ziera langsung masuk ke dalam mobil, dan duduk di kursi depan, samping Zion.

  "Lama banget sih, di tunggu dari tadi juga!"
Sinis Ziera.

  "Lah sinis sinis amet neng, ini paling cepet loh dari biasanya" Zion yang tau, Ziera sedang tidak mood, mencoba menggodanya, agar moodnya tidak begitu buruk.

  "Mau kemana sih ? Setau gue ini bukan arah mau ke rumah deh" ucap Ziera heran.

  "Emang bukan, rasanya udah lama gue gak makan es krim di taman bareng lo. Jadi gue mau makan es krim di taman sama lo"

  "Nah ini nih yang bikin curiga, ada apa ? Cepet jelasin ? Jelasin Jelasin jelasin bodo. Pokoknya jelasin."

  "Yaelah gilaran niat baik selalu aja di anggap negatif, gue itu emang lagi kangen banget sama lo Ra suer deh, lagian udh lama juga kita gak punya waktu buat main bareng lagi, selain di dalem rumah atau gak makan di luar. Iya kan" Zion tersenyum manis, yang di beri anggukan oleh Ziera.

  "Jadi gak nih beli es krim nya?"

  "Jadilah, ya lo ngapain coba diem terus ? Yaudah turun, udah nyampe kali ini"

  Ziera meliahat ke kaca depan, dan benar saja, mobil sudah berhenti di parkiran samping taman, tapatnya di depan kedai es krim kesukaan Ziera.

  Dari dulu sampai sekarang kedai ini masih ada, dan sekarang malah lebih semakin besar dan memiliki cabang. Tapi tetap saja hanya kedai ini yg jadi tempat favorit Ziera untuk di kunjungi.

***
  "Seperti biasa, tiga rasa kesukaan Ziera" ucap Zion memberikan es krim kesukaan Ziera.

  "Terimakasih pangeranku, eh salah ya, maksudnya pelayanku" Ziera mengambil es krim yg di berikan Zion.

  "Jadi moodnya udh membaik kan ?"

  "Hmm"

  "nanti makan malem lo masak ya, udah lama gue gak makan masakan lo, ya walaupun sedikit begitu. Sekalian lah lo belajar masak mulai dari sekarang"

  "Lah kaya udah mau kemana aja sih, emangnya gue mau kawin atau ninggalin lo apa, sampe bilang belajar masak mulai dari sekarang lah" ucap Ziera protes.

  "lahkan kita tinggal berdua doang di rumah, udah gak ada nyokap lagi yg bikin masak, ya seenggaknya gue pengen lo yg masak dari pada bi inah mulu, bosen gue masakan dia" oceh Zion dengan nada sedikit memohon.

  "Dih lagian kan lo juga jarang pulang ke rumah, pulang juga paling dua minggu sekali atau tiga kali, itu juga harus di paksa gue, nah terus buat apa gue belajar masak kalo yg makan cuma gue sendi-"

  "Ya maksud gue, lo masak itu bukan diri lo sendiri dan nanti pas gue pulang ke rumah, masakan lo minimalkan udah enak, gara gara sering masak. Lagian lo pake acara lagi ngejomblo. Eh gue denger lo lagi deket sama Alza ya, eh maksudnya gue lo ngerespon Alza ya"

  "Uhukkk siapa?" Ziera menatap heran Zion.

  "Alza Ra, oh ia kalo nanti lo jadi sama dia, lo wajib kenalin dulu ke gue, biar gue tes ke tangguhan dia sebagai laki laki" Zion menegaskan kata 'tangguh' untuk calon pacar Ziera, secara memang sudah biasa setiap calon pacar Ziera memang sebelumnya harus di uji, untuk di percayakan menjaga Ziera, terlebih lagi sekarang Ziera di rumah sendiri, walaupun ada Zion tapi, tetep saja Zion jarang pulang ke rumah.

  "Hmm"

***

Rasa itu tumbuh dengan terbiasa, dan yakinlah karna takdir yg mempertemukanku dengannya, sehingga membuatku terbiasa bertemu dengannya.

Never Give Up!...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang