Ke esokan harinya .
Hari pertama dimana yuri sudah tidak perlu menyamar atau berpura pura lagi menjadi seorang perempuan, para pelayan pun kaget dengan kenyataan bahwa yuri seorang laki laki, melihat yuri sangat lihai dalam urusan dapur dan urusan perempuan lainnya .
"Maafkan aku yah membuat kalian kaget , aku hanya ingin mengerjai ryosuke"
" Tak apa apa kok yabu san, kami hanya heran kok yabu san telaten mengerjakan pekerjaan perempuan" para pelayan yang usianya sudah seperti ibu yuri sendiri itu tertawa garing .
"Itu karena aku anak satu satunya, dan dirumah kami tidak menggunakan jasa pelayan jadi aku yang membantu okasan melakukan semua"
Angguk para pelayan paham dengan jawaban yuri.
"Oh ya bi, ryosuke sudah bangun belum ?"
Mereka menengok pada satu sama lain seperti menanyakan apakah ada yang sudah melihat ryosuke bangun .
"Hmm sepertinya belum yabu san" jawab salah seorang pelayan.
"Baiklah aku bangunkan dia dulu ya"
Yuri pun meninggalkan para pelayan itu dan bergegas menuju kamar ryosuke.Ia mengetuk kamar ryosuke namun tak ada jawaban, ia pun mencoba membuka kamar itu dan ternyata tidak terkunci .
"Hey, ryosuke bangun"
Yuri pun masuk sembari celingak celinguk memandangi setiap sudut ruangan namun ryosuke tetap tak terlihat, yang terlihat hanya kasur yang masih berantakan."Hahh"
yuri menghela napasnya, ia merapikan selimut dan sprei kasur ryosuke.Tiba tiba ryosuke keluar dari kamar mandi yang berada didalam kamarnya itu tanpa sehelai benang pun menutupi tubuh yang bisa dikatakan cukup atletis untuk ukuran anak SMA itu , ia berjalan sambil menggosok gosokan rambut dengan handuknya sehingga ia pun tak melihat jika sedang ada seseorang didalam kamarnya karena yang dipandangnya hanyalah lantai,
Ia berjalan menuju tepi kasur meleparkan handuk itu ke kasur dan seketika itu juga kegaduhan terdengar ."Aaaaaaaahhhhhhhh !!! Ngapain kamu disini"jerit ryosuke kencang bukan main .
"Membereskan kasur mu" jawab yuri yang menoleh pada ryosuke dengan tatapan biasa .
"Taaa tapi" ryosuke terhenti saat ia sadar bahwa yuri yang didepannya saat ini berbeda dengan yuri yang kemarin dilihatnya .
"Kenapa ? Lihat sendiri kan ? Aku ini laki laki, kau lupa atau tidak percaya? Masih butuh bukti ? Bukan hanya karena pakaian yang sekarang aku pakai ini adalah pakaian laki laki, tapi karena aku juga memiliki benda itu" tunjuk yuri pada suatu benda berbentuk lonjong menggantung diantara selangkangan ryosuke .
"Aarghhhhhh" jeritnya dua kali lebih kencang dari jeritan pertamanya, sadar tak memakai apapun ryosuke dengan cepat menarik handuk yang tadi dilemparnya ke kasur .
Yuri pun tertawa dengan lepas melihat sikap ryosuke yang berlebihan.
"Hey kita sama sama laki laki ! Kenapa harus malu seperti itu sih ?"
"KELUAR KU BILANG !!!!" jerit ryosuke dengan wajah merah delima.
" Iya iya ! Ini juga mau keluar" masih dengan tawa lebar diwajahnya .
Yuri pun keluar sambil menyeka air disudut matanya .
"Dia aneh sekali"
Gumam nya dalam hati.Selesai menggunakan pakaian Ryosuke pun segera menuju meja makan untuk sarapan.
Dilihatnya yuri yang baru saja duduk untuk sarapan juga.
"Kenapa wajahku memanas melihat dia" gumam ryosuke berusaha mengendalikan diri karena mendadak gugup melihat yuri.
" Ayo sarapan bersama" ucap yuri saat memandang ryosuke hendak duduk dihadapannya .
Ryosuke tak menjawab sepatah kata pun, merasa tak mendapat jawaban yuri pun memperhatikan wajah merah ryosuke .
"Astagah, mungkinkah dia ?......"
Pikir yuri dalam hati.Ia pun bangun dari tempat duduk nya dengan cepat dan tentu saja hal itu membuat ryosuke kaget dan menatap yuri yang kini bergerak cepat menuju tempat nya duduk.
"Eeeehhhhhh mau apaaa kau"
Ucap ryosuke setengah berteriak sembari berdiri dan menghindari tangan yuri yang tiba tiba mengulur panjang kearah wajahnya .Kini wajah ryosuke semakin merah, jantungnya berdegup kencang tak beraturan.
"Aku cuma mau pegang" ucap yuri yang masih berusaha menggapai wajah ryosuke yang dari tadi menghindar , ia pun berusaha berjinjit karena memang ryosuke lebih tinggi darinya .
Dengan usaha keras telapak tangan lembut milik yuri itu berhasil mancapai wajah ryosuke.
"Diam sebentar" ucap yuri karena ryosuke masih berusaha menghindar.
"Kau mau apa !" Ucap ryosuke masih berusaha menghindar dan keseimbangan pun goyah, keduanya terjatuh.
"Auhhhhh" jerit yuri membangunkan tubuhnya yang menimpa ryosuke, belum sempat berdiri masih dalam posisi duduk diatas tubuh atletis itu ryosuke berteriak.
"Hey ! Lepaskan aku ! Jangan macam macam denganku ! Aku tidak menyukaimu !" Wajah ryosuke mendadak cemas seperti orang ketakutan .
Yuri menyeringai melihat ekspresi wajah ryosuke itu ia pun mendekatkan wajahnya pada kuping ryosuke.
"Yakin kau tidak menyukai ku ? Kalau aku menyukai mu ? Bagaimana ? Kau tidak akan bisa lari ryosuke, pada akhirnya kau lah yang akan mencintaiku lebih" ucap yuri dengan suara seksi mendesah .
" Aaahhhh tidakkkkkk mungkin" ryosuke mendorong yuri dan lari pontang panting menuju kamarnya .
"Hey ! Aku hanya becanda !" Teriak yuri sambil tertawa namun ryosuke sudah lebih dulu hilang dari pandangannya .
" Anak itu sepertinya demam jadi aneh gitu kelakuannya, dasar preman cengeng" ucap yuri geleng kepala masih menahan sakit perut karena tingkah ryosuke .
TbC .
KAMU SEDANG MEMBACA
must be mine !
Fanfictionauthor : chinen devi pairing : yamachii summary : siapa dia ? ya dia ? aku mau dia ! hanya dia ! ketika seorang arogan yang hanya peduli pada dirinya sendiri itu jatuh cinta ~~~ biarkan aku menjadi satu satu nya alasan untukmu berubah ~