“Tadi itu… siapamu?” Jiyeon mengernyitkan dahinya. “Geu ahjussi…” lanjut JB. Jiyeon menoleh kearah Gyuri seolah meminta bantuan untuk menjawab. Tidak mungkin Jiyeon mengatakan yang sejujurnya pada chingudeulnya.
“Dia…” jawaban Jiyeon menggantung. Memikirkan jawaban yang tepat.
“Dia oppa barunya. Yah oppa baru.” Sambar Gyuri tiba-tiba.
“Tapi kenapa dia tadi menciummu? Kau bahkan tidak menolak ciumannya.” Jiyeon tersenyum kecut kearah JB.
“Itu karena… karena aku sangat menyayanginya. Memangnya kenapa?”
“Sudahlah pergi sana. Kami merasa terganggu dengan kedatanganmu.” Usir Gyuri kemudian. “Hoya bawa temanmu ini pergi.” Dengan cepat Hoya membawa JB pergi. Namun, JB menolak.
“Jiyeon. Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu.”
“Apalagi?” Tanya Gyuri kesal.
“Ne?” Jiyeon menaikkan alisnya saat ekspresi JB mulai serius. JB berlutut di hadapan Jiyeon seraya menggenggam tangan gadis itu.
“Aku… aku menyukaimu. Maukah kau menjadi pacarku?” ujar JB cepat. Seketika tawa Gyuri dan Hoya meledak.
“Ya! Kenapa mukamu merah seperti itu?” Tanya Hoya sambil tertawa.
“Mianhae JB-ssi. Tapi… aku tidak bisa menerimamu.” Dengan cepat JB beranjak dari tempatnya dan menatap Jiyeon kesal.
“Wae? Kenapa kau tidak menerimaku? Apakah kau menyukai ahjussi tadi itu? Aku bahkan lebih muda darinya. Dan ahjussi itu jelek.”
“Ya! Siapa yang berani mengataiku seperti itu?” JB membulatkan matanya ketika mendengar teriakan seorang pria dari belakang. JB menoleh ke belakang. Semua siswa menatapnya kagum. Bahkan mereka memuji pria tampan itu.
“Geu ahjussi.” Gumam JB. “Lariii!!!” teriak JB dan Hoya bersama-sama. Mereka berlari sekencang-kencangnya meninggalkan Gyuri dan Jiyeon. Gyuri yang sedari tadi tertawa terbahak-bahak semakin tidak bias berhenti tertawa melihat kelakuan JB dan Hoya.
Myungsoo melangkah mendekati Jiyeon dan Gyuri. “Kau belum makan siang?” Tanya Myungsoo kemudian.
“belum.”
“Kalau begitu bagaimana kalau kita makan siang bersama?”
“Aku ikut.” Sambung Gyuri.
“Andwae. Aku tidak mengijinkanmu untuk ikut.” Ujar Myungsoo.
“wae? Jiyeon, kau mengijinkanku untuk ikut denganmu kan? Iya kan?” Gyuri mengedipkan matanya beberapa kali pada Jiyeon. Memohon agar ia diperbolehkan ikut bersamanya.
“Baiklah. Tapi kau jangan mengganggu. Arasseo?” jawab Myungsoo kemudian.
∞∞∞
“Um… Bagaimana kalian bisa sangat akrab?” Tanya Jiyeon pada Gyuri dan Myungsoo.
“Kau tidak tau?” Tanya Gyuri kembali. “Oppa kenapa kau tidak memberitahunya?” Tanya Gyuri kesal. “Sebenarnya kami ini sepupu. Appanya dengan Eommaku bersaudara. Dan aku dan Myungsoo oppa juga tidak memiliki adik ataupun kakak. Jadi aku menganggapnya sebagai oppaku sendiri.”
“Ya! Siapa bilang kau tidak punya eonni? Kau punya.” Sambung Myungsoo tiba-tiba.
“Aku tau itu. Eomma juga pernah bercerita padaku tentang hal itu.”
“Kau punya eonni?” Tanya Jiyeon.
“Um. Eomma bilang usiaku hanya berbeda setahun dengannya. Eonniku menghilang tepat saat eomma melahirkanku. Eomma bilang seseorang menculiknya dan akhirnya mobil yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan. Si penculik tewas ditempat sedangkan eonniku, dia menghilang. Sampai sekarang, eomma masih belum menemukan Eonniku.” Jelas Gyuri. Air matanya mulai berjatuhan. Jiyeon meraih sapu tangan yang ada disakunya dan memberikannya pada Gyuri. Sapu tangan itu berinisial Jee. Sapu tangan yang juga pernah dipakai oleh Myungsoo dua hari yang lalu dihari pernikahannya.
“Nah, Kita sudah sampai. Jha.” Ujar Myungsoo seraya melepas sabuk pengamannya. Myungsoo terdiam sejenak melihat ekspresi istrinya yang sangat serius mendengarkan cerita Gyuri. “Chagi-a. kau tidak mau makan siang?” Pertanyaan itu mampu membuat Jiyeon mengalihkan pandangannya dari Gyuri.
“Ah ne.” Jawab Jiyeon singkat. Ia melepaskan sabuk pengamannya dan keluar dari mobil hitam milik suaminya.
∞∞∞
^Myungsoo’s Room^
07.00 PM KST
“Ini. Minum dulu.” Myungsoo memberikan segelas susu pada Jiyeon.
“Um.” Jawab Jiyeon singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari sebuah buku berbahasa asing di depannya. Myungsoo dapat melihat sebuah tanda Tanya besar diotak Jiyeon. Bagaimana tidak? Jiyeon yang sudah hampir setengah jam menatap bukunya masih belum satupun soal yang bisa ia jawab.
“Kenapa masih kosong?” Tanya Myungsoo seraya meraih buku Jiyeon. “Ini soal yang sangat mudah Chagi-a. kenapa kau masih belum menjawabnya satupun? Sini, biar aku saja yang mengerjakannya.” Myungsoo merebut pensil yang Jiyeon pegang dan duduk disamping istrinya.
“Oppa… apakah menurutmu eonninya Gyuri masih hidup?” Tanya Jiyeon setelah beberapa menit menatap wajah Myungsoo yang selalu terlihat sangat tampan baginya.
“Molla.”
“Kenapa aku merasa bahwa jika eonninya Gyuri masih hidup. Dan dia berada disekitar kita.”
“Itu hanya perasaanmu saja. Nah sudah. Ini.”
“Waa… kau mengerjakan semuanya? Waah… gomawo oppa.” Ujar Jiyeon berterima kasih. Jiyeon memeluk bukunya dan segera beranjak dari tempatnya.
“Tunggu.” Suara itu sukses membuat Jiyeon menghentikan langkahnya dan berbalik kearah suaminya. Ia melihat suaminya tengah tersenyum. Beberapa saat kemudian Myungsoo mulai berdiri, melangkah mendekati Jiyeon. Cup~ kecupan singkat mendarat dengan mulus dipipi Jiyeon. “Aku tidak mengerjakan pekerjaanmu secara cuma-cuma.” Jiyeon menaikkan alisnya mendengar perkataan Myungsoo barusan. “Maksudku… aku… meminta… seonmul.” Ya! Itu maumu sendiri mengerjakan PR Jiyeon. Bukan Jiyeon yang memintamu Myungsoo. Kau ini bagaimana?
“Seonmul? Mwoga?” ujarnya Jiyeon penuh tanda Tanya. “Bukankah ultahmu masih bulan depan? Kenapa kau memintanya sekarang? Aku belum…” kata-kata Jiyeon terhenti saat Myungsoo mulai menempelkan bibirnya dengan bibir milik istrinya yang selalu membuat Myungsoo ingin menciumnya setiap kali melihat bibir itu. Bukh!!! Buku yang tadi dipegang Jiyeon terjatuh ke lantai.
Myungsoo memperdalam ciumannya. Belum ada balasan dari Jiyeon. Dia masih terdiam. Perlahan, Jiyeon mulai menikmati ciuman Myungsoo. Tangannya naik ketengkuk Myungsoo. Jiyeon mulai membalas ciuman itu. Ciuman lembut, manis, dan… sedikit ganas.
Kedua insan itu masih terlihat sangat menikmati permainan yang mereka lakukan hingga tidak menyadari Lee Joon memasuki ruangan Myungsoo. Lee Joon yang melihat hal itu perlahan membalikkan badannya dan pergi keluar.
“Huuhh… apa yang mereka lakukan? Kenapa dia tidak menguncinya? Apakah mereka akan melakukannya didalam sini?” pikiran Lee Joon mulai dipenuhi dengan hal-hal kotor. Yah, tapi itu wajar. Dia bahkan berusia lima tahun lebih tua dari Myungsoo. Walaupun begitu, sikapnya yang sedikit kekanak-kanakan membuatnya seringkali dibilang lebih muda dari pada Myungsoo.
“Ya! Joon-a… apa yang kau lakukan disana?! Mana Myungsoo?!” teriak seorang Gadis dari ruang tamu. Sekarang ia mulai berjalan menuju tempat Lee Joon berdiri. Dengan segera Lee Joon menghalangi pintu ruangan itu agar dia tidak masuk. Namun gadis itu memaksa untuk masuk. Lee Joon menjauhkan gadis itu dari pintu yang ada dibelakangnya.
“Hyung, ada apa?” Tanya Myungsoo heran.
“Ah. Sajangnim. Ini… dia bilang-”
“Myungsoo-ya! Kau ingat aku? Aku IU. Teman SMP mu. Kau ingat?” sambar gadis itu kemudian. Myungsoo memperhatikan penampilan aneh gadis itu sambil berusaha mengingatnya kembali.
“Ah, Kau IU? Bagaimana kabarmu?” Tanya Myungsoo kemudian. Jiyeon hanya melihat Myungsoo dari belakang. Sejenak kemudian pergi ke kamarnya.
“Myungsoo-ya. Siapa dia? Apakah dia saengmu? Tapi kau kan tidak punya saeng.” Tanya IU saat melihat Jiyeon yang sedang berjalan menuju kamarnya.
“Ah dia… Chagi-a. Sini!” panggil Myungsoo kemudian. Jiyeon segera berbalik dan berjalan menuju arah Kim Myungsoo dan IU. Myungsoo memperkenalkan Jiyeon pada teman lamanya yang bernama IU itu.
“Annyeong haseyo. Park Jiyeon Imnida.”
“Ah. IU imnida. Kau masih tampak sangat muda. Apakah kau saengnya Myungsoo?” Jiyeon melirik ke arah Myungsoo. Mencoba membiarkan Kim Myungsoo yang member jawaban.
“Ya! Aku tidak punya adik gadis. Dia istriku. Istri tercintaku. Kau tau?”
“Wahh… jeongmalyo? Kau sangat pintar memilih istri. Yeppeuda.” IU memuji Jiyeon.
“Oppa, bolehkah aku kembali ke kamar? Aku lelah.” Tanya Jiyeon.
“Eo. Istirahatlah.” Myungsoo mengijinkan Jiyeon untuk tidur lebih dulu. Jiyeon pun menundukkan kepalanya sejenak dan pergi ke kamarnya.
“Oh iya. Ada apa kau datang kesini malam-malam begini?” Tanya Myungsoo kemudian.
“Oh… aku sedang dalam perjalanan pulang. Dan kebetulan aku lewat sini. Ya sudah aku mampir saja kesini. Dan, kalau kau tidak keberatan, bolehkah aku menginap disini untuk malam ini saja.” Ujarnya memohon.
“Tentu saja. Kau bisa menginap disini.”
“Jeongmalyo? Gomawo.”

KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Born To Be Yours
ФанфикTitle : Because I Born To Be Yours Part 1 Main Cast : MyungYeon Couple Other Cast : Park Hyojoon as Jiyeon appa Han Jimin as Jiyeon eomma Kim Sunggyu (Infinite) as Myungsoo appa Song Jihyo as Myungsoo eomma Nam Woohyun (Infinite) as Gyuri appa (Jiye...