Part 4

1.2K 99 5
                                    

^Myungsoo's House^

Acara telah selesai. MyungYeon akhirnya pulang kerumah. Tak butuh waktu lama untuk sampai kerumah. Myungsoo melihat rumahnya yang kosong tanpa penghuni. Ahjummanya harus pulang kekampung halamannya karena salah satu anggota keluarganya meninggal. Lee Joon? Dia juga ikut dengan ahjumma. Karena keadaan ahjumma tidak memungkinkan untuk bisa pergi sendiri. Dirumah itu hanya tinggal Myungsoo dan Jiyeon saja.

"Chagi. Setelah kau lulus, kau mau kuliah dimana?" Tanya Myungsoo pada Jiyeon yang baru saja selesai membersihkan dirinya.

"Na? Daekyung University." Jawab Jiyeon. Namun dalam hatinya yang paling dalam sebenarnya ia berencana untuk kuliah di Amerika bersama Gyuri. "Oppa. Besok aku akan sibuk latihan untuk ujian. Jadi, mungkin aku tidak akan pulang kerumah."

"Mwo? Ujian macam apa itu sampai kau harus meninggalkan rumah dalam waktu yang cukup lama? Andwae. Aku akan melapor kepada appamu agar tidak diberikan ujian macam itu." Larang Myungsoo.

"MYUNGSOO OPPA! APAKAH KAU TIDAK INGIN MELIHATKU BAHAGIA DENGAN TEMAN-TEMANKU? APAKAH KAU HANYA INGIN AKU BERSAMAMU? AKU BOSAN. AKU BOSAN TERUS-MENERUS BERSAMAMU. AKU JUGA INGIN SEPERTI YANG LAINNYA. MENIKMATI MASA REMAJA SEPERTI MEREKA!" tes... air mata Jiyeon sukses terhatuh dari pelupuk matanya. 'mianhae oppa.' Batin Jiyeon.

"Baiklah. Ini semua salahku. Mianhae Jiyeon-a." ujar Myungsoo sambil memeluk tubuh mungil istrinya.

"Oppa. Mungkin ini adalah jalan terbaik yang bisa aku lakukan saat ini." Tiba-tiba ekspresi Jiyeon berubah sangat serius. "Mari kita bercerai." Lanjut Jiyeon.

"Andwae. Aku sudah mengatakan padamu sebelumnya kalau aku tidak akan menceraikanmu." Jawab Myungsoo tegas.

"Wae? Bukankah kau menikahiku karena kau melunasi hutang orang tua angkatku? Dan sepertinya perlakukanku selama ini sudah cukup untuk melunasi semuanya. Apakah masih ada yang kurang? Ah... apakah kau menginginkan keturunan dariku seperti yang eommamu katakan dulu? Itu bukan hal yang sulit. Aku bisa hamil kapan saja. Lagi pula kelulusanku hanya tinggal beberapa bulan lagi. Bahkan jika aku hamil besok aku masih tetap ingin menceraikanmu." Tiba-tiba Myungsoo mematung mendengar semua kalimat yang Jiyeon katakan. Ia sama sekali tidak menduga Jiyeon akan melakukan hal ini padanya. Myungsoo menatap Jiyeon dalam. "Wae? Kau ingin membuat anak sekarang? Lakukan saja. Aku tidak akan pernah lagi menolak permintaanmu untuk tidur denganku."

'Jiyeon apa kau tidak bisa diam? Semua yang kau katakan membuatku tidak bisa bernapas.' Gumam batin Myungsoo.

"Ayo lakukan!" bentak Jiyeon lagi.

'tidak. Aku tidak akan melakukannya Jiyeon. Aku takut. Aku takut kalau nanti hal ini akan membuatmu tersiksa.' Tolak batin Myungsoo lagi.

Jiyeon merasa kesal. Pria yang berada dihadapannya saat ini tak kunjung bergerak ataupun berbicara. Dengan cepat ia meraih tengkuk pria itu dan menciumnya. Sebenarnya ia tidak ingin melakukan ini. Tapi mungkin ini benar-benar akan menjadi ciuman terakhirnya dengan seorang pria bernama Kim Myungsoo.

Myungsoo masih terdiam. Membiarkan gadisnya melumat bibir tipisnya. Membiarkan gadis itu memperlakukannya semaunya. Matanya masih terbuka. Kini tangan Jiyeon mulai turun, membuka satu per satu kancing baju Myungsoo tanpa melepaskan ciumannya. 'Sejak kapan kau menjadi seperti ini Jiyeon?' Tanya batin Myungsoo. Myungsoo membulatkan matanya saat merasakan tangan Jiyeon bergerak menuju kancing celananya. Seketika Myungsoo melepaskan ciumannya dan mendorong Jiyeon dengan keras. Membuat gadis itu terjatuh keatas kasur empuk yang biasa ia tempati dengan Jiyeon.

Because I Born To Be YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang