Part 3

1.4K 103 4
                                    

"Eomma, Appa... apakah benar aku bukan anak kalian?" Tanya Jiyeon. Jimin dan Hyojoon saling memandang

"Kenapa tiba-tiba kau menanyakan hal itu Jiyeon?" ujar Jimin.

"Jawab eomma. Appa." Paksa Jiyeon.

"Sebenarnya..." ucapan Jimin menggantung. Jiyeon berharap bahwa eommanya akan bilang 'tidak' atau bahwa dia adalah putrinya. Putri yang lahir dari rahim Jimin.

"Yeobo... katakan saja yang sebenarnya." Perintah Hyojoon. Ia tampak gugup dan takut. Takut akan ditinggalkan oleh Jiyeon.

"Sebenarnya..."

"Eomma. Jebal katakan sekarang" Jiyeon tidak sabar ingin mendengar jawaban dari Jimin.

"Geuraeh. Kau memang bukan anak kami. Seseorang yang tak kami kenal meletakkanmu begitu saja didepan rumah." Sambar Hyojoon kemudian. Ia sudah tidak tahan mendengarkan ucapan Jimin yang selalu menggantung. Sedangkan Jiyeon hanya bisa terdiam dan menangis.

"Eomma... Appa..." lirih Jiyeon. Air matanya kini mengalir membasahi pipinya.

"Mianhae Jiyeon-a... kami tidak mengatakan yang sebenarnya padamu." Jimin, Jiyeon, bahkan Hyojoon saat ini tengah menangis.

∞∞∞

^Seoul Hospital^

09.00 AM

Keluarga Nam dan satu lagi. Jiyeon. Saat ini sedang berada diruang tunggu. Untuk apa lagi kalau bukan untuk tes DNA. Mereka menuggu dokter Jang keluar dari ruangannya. Beberapa saat kemudian, dokter Jang keluar menemui keluarga Nam.

"Kami hanya memerlukan rambut saja untuk tes DNA di lab." Ujar Dr. Jang. Jiyeon dan Eunji mencabut sehelai rambut mereka masing-masing dan menyerahkannya pada Dr. Jang.

"Um... kira-kira kapan hasilnya akan keluar Dongwoo-ya?" Tanya Eunji. Ia terlihat sangat tak sabar.

"Kau bisa mengambilnya besok pagi. Atau kalau kau tidak bisa aku akan mengirimnya kerumahmu." Jawab Dr. Jang.

"Ah tidak. Besok pagi aku kesini." Jawab Eunji.

∞∞∞

"Jiyeon-a. Jika hasilnya nanti cocok, lalu kau menjadi eonniku. Apakah kau akan menceraikan Myungsoo oppa?" Jiyeon terpaku mendengar pertanyaan dari Gyuri.

"Aniyo. Aku ingin tetap bersamanya." Jawab Jiyeon.

"Wae? Appaku bisa membantu appamu untuk membayar hutang appamu pada Myungsoo tanpa harus mengorbankan dirimu." Ujar Gyuri.

"Aniyo. Aku tidak bisa menceraikannya." Jawab Jiyeon lagi.

"Baiklah. Jika itu keputusanmu. Oh iya. Semalam, JB menghubungiku dan meminta nomor ponsel Myungsoo oppa. Kenapa? Apakah JB menantang Myungsoo oppa? Apakah mereka bertengkar?"

"Aniyo. Hanya ada sedikit masalah."

"Oh iya. Kenapa dari tadi aku tidak melihat Myungsoo oppa? Apakah dia tidak ikut denganmu?" Tanya Gyuri ketika ia menyadari Myungsoo tidak hadir diantara mereka.

"Oppa? Aku tadi tidak pergi bersamanya."

"Wae? Kau bertengkar dengannya? Semalam pun dia tidak ikut bersamamu. Dan oh iya. Kau pergi kemana semalam? Myungsoo oppa menanyakan dirimu padaku." Jiyeon tidak menghiraukan pertanyaan Gyuri. Kejadian semalam masih ia ingat dengan jelas dipikirannya. Jiyeon sangat tidak menyukai orang yang membentaknya tanpa alasan yang jelas seperti apa yang Myungsoo lakukan semalam. "Aneh. Semalam Myungsoo menghubungiku menanyakan keberadaanmu dan setelah itu, JB juga menghubungiku menanyakan nomor ponsel Myungsoo. Sebenarnya ada apa? Jiyeon-a. apakah kau semalam pergi kerumah JB?" Tanya Gyuri mulai curiga.

Because I Born To Be YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang