Prolog

1.5K 30 2
                                    

"Yeay" teriak kami semua.

Tidak bisa dipungkiri, memang inilah yang kami nantikan sejak duduk di bangku SMP. Ya, hari ini adalah hari dimana kami melepaskan seragam sekolah tingkat menengah keatas. Sekarang, kami bukanlah lagi siswi SMA. Melainkan, kami akan menyandang panggilan "Mahasiswi".

" Kenangan kenangan indah yang akan terus kami simpan dalam memori. Kenangan kenangan pahit yang akan menjadi pelajaran bagi kami." Itulah kata kata bijak yang keluar dari mulut gadis mungil ini.

Park Soo Hyun. Dia adalah seorang maknae dari kami berlima. Soo Hyun bukanlah tipe orang yang mudah bergaul. Dia akan menjadi sangat pendiam bila berada di sekitar orang-orang yang tak terlalu dekat dengannya. Dia juga tidak pandai dalam hal cinta. Tapi dia sangat tahu bagaimana mencintai. Hal yang paling menakutkan baginya adalah, perpisahan dari keempat sahabatnya. Soo Hyun jugalah menjadi seseorang yang mempunyai tinggi tubuh yang kurang dari kami berlima.

" Entah bagaimana caranya untuk bisa meninggalkan semua kenangan yang ada disini?" Ucap Hyuna.

Ya, Hyuna. Chae Hyuna adalah namanya. Dia adalah seseorang yang tak bisa mengungkapkan perasaannya lewat kata-kata. Tepatnya, dia adalah seseorang yang tak pandai berkata-kata. Menurutnya, jika itu perasaannya, maka hanya dialah yang bisa mengerti. Namun, ekspresi di wajah cantiknya itu, slalu bisa menggambarkan perasaan yang sedang terjadi dengannya.

Hyuna adalah tipe orang yang mudah bergaul. Senyumnya akan terus memancar, jika ada orang lain yang juga bersimpati padanya.

"Arrgh! Inikah yang harus tetap dijalani?" terdengar jelas ucapan itu, dari mulut si gadis cantik ini. Enggan rasanya meninggalkan semua yang sudah terjadi di sini. Dia masih belum ingin meninggalkan masa remajanya. Apakah dia lupa jika dia sudah dewasa?

Shin Hwa Jin. Gadis cantik dengan postur tubuh yang bisa dikatakan sempurna untuk seorang perempuan. Dia adalah adik dari Shin Hye Jin. Ya, mereka kembar. Tapi, kata kembar bukanlah menjadi patokan untuk menganggapnya sama dengan kembarannya. Hwa Jin memiliki banyak perbedaan dari kakaknya, Hye Jin. Hanya saja, wajah mereka yang sama. Tapi, soal kepribadian, mereka sangatlah berbeda,

Hwa Jin adalah tipe orang yang mudah bergaul. Dia lucu. Mungkin, bisa dikatakan dialah yang menjadi moodmaker di antara kami berlima. Dia akan selalu mengungkapkan apa yang ada di pikirannya. Ya, walaupun terkadang, kami tidak dapat mengerti, karena dia suka membelit belitkan kata katanya. Dilihat dari sifatnya, Hwa Jin masih memiliki sifat kekanak-kanakan. Namun, sifat dewasanya juga menyertai.

"Hais! Tidak bisakah kita mengulang kembali sebentar waktu yang pernah terjadi? Ingin rasanya menyetting memoriku menjadikan semua kenangan ini tak dapat tergantikan." Sahut Hwa Jin yang berada tepat disamping Hye Jin.

Shin Hye Jin. Seseorang dengan mood yang selalu berubah ubah. Membuat siapapun takkan tahu apa yang akan dilakukannya dengan perkataan sebelumnya. Berbeda dari Hwa Jin yang masih memiliki sikap kekanak-kanakan. Hwa Jin adalah seseorang yang slalu befikiran positif. Dan dewasa. Ia akan tertawa bila itu lucu, tapi akan terdiam memasang muka datar,bila itu menurutnya tak lucu. Hye Jin jugalah seseorang yang terlihat bijaksana dan ber-karisma. Dia akan berjalan layaknya model yang sedang ber-fashion show, jika berjalan dengan kami ber-empat. Dengan tampilan fashionnya yang slalu terlihat simple.

"Apakah harus? Untuk meninggalkannya?" ucap gadis cantik ini dengan sangat tak ingin meninggalkan apapun yang ada disini.

Kim Songsaenim, guru yang slalu mencari kesalahannya, Ajhumma yang menjaga kantin di sekolahnya, Yoona Songsaenim₂ yang slalu bersikap baik, dan mau mendengarkan cerita hatinya, teman-teman kelasnya yang slalu membuat kericuhan di kelas, dan juga Lee Woo Seong, yang sempat menjadi seseorang yang special untuknya.

Kim Ra Jin. Itulah nama yang sampai akhir hayatnya akan ia sandang. Walaupun sebenarnya, namanya harus berubah, mengikuti nama ayah barunya. Ya, ayah baru. Ra Jin sudah ditinggalkan ayahnya sejak ia duduk di kelas 2 SMP. Sosok laki-laki yang sangat ia sayangi itu, sekarang hanya bisa menjaganya di alam sana. Dia berjanji, untuk tidak merubah namanya, walaupun ibunya akan menikah lagi. Ra Jin menerima ayah barunya dengan rasa ikhlas. Walaupun ia harus tetap berlapang dada.

Ra Jin adalah seorang gadis yang tak bisa mengatur emosinya. Ia akan cepat marah, bila ada hal yang memancing emosinya. Namun, dia juga dewasa. Dia bukanlah orang yang akan tampil dengan hal yang berlebihan. Dia akan slalu terlihat simple dan elegan. Ra Jin lebih suka menyendiri, ketimbang harus berkumpul bersama yang lain, saat suasana hatinya memang sedang tak beraturan. Ra Jin akan meluapkan emosinya dengan menyanyi dan berteriak di tempat yang benar benar tak ada siapapun yang bisa mendengarnya, selain dandelion yang akan menjadi saksi bisu dari teriakannya.

Ra Jin akan slalu berusaha menutupi segala kesedihan ataupun kepahitan yang ia rasakan bila di depan sahabat-sahabatnya. Maka dari itu, banyak hal yang mereka tak ketahui di balik sosok Ra Jin yang slalu memaparkan senyum di paras cantiknya.

Di antara barisan kelima gadis-gadis cantik ini yang sedang berdiri menatap sekolah yang akan ditinggalkannya, hanya Hyuna yang meneteskan air matanya. Entah kenapa, sedih dan bahagia itu, semua bercampur aduk, katanya.

"Ya!. Hyuna? Kau menangis?" tanya Soo Hyun padanya dengan nada mengejek.

Sontak, Hyuna langsung menghilangkan air mata yang membasahi pipi nya itu. Lalu mengelak pertanyaan Soo Hyun yang di berikan padanya.

"Ah! Aniya. Hanya saja, suasana hatiku ingin meluapkannya sebagai tanda sedih tapi bahagia." Jawabnya.

"Jinjja?" lagi lagi Soo Hyun memberikan pertanyaan ke Hyuna dengan nada sedikit mengejek.

"Ya! Kau tidak percaya?" jawab Hyuna sambil mengalihkan pandangannya ke arah Soo Hyun.

Soo Hyun, hanya menggelangkan kepalanya, lalu tersenyum manis, karena mengejek si Hyuna. Ra Jin, Hye Jin, dan Hwa Jin, yang berada di belakang mereka, hanya tertawa geli, melihat Soo Hyun yang berhasil memecah keheningan yang ada, dengan membuat Hyuna kesal. Lalu, Soo Hyun berlari karena ia tahu, kalau Hyuna akan mengejarnya karena kesal.

"Ya! Apa maumu? Soo Hyun~ah. Tunggu aku." Teriak Hyuna sambil berlari mengejar Soo Hyun yang sudah jauh, meninggalkan mereka berempat.

Yang akhirnya, Ra Jin, Hye Jin, dan Hwa Jin juga mengejar mereka di belakang. Mereka berlima, berlari sambil melemparkan topi wisuda. Senyum bahagia slalu terlukis sempurna di wajah cantik mereka.


To be Continued

Because of U ; MX | Longshoot [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang