Sinar matahari menyeruak masuk melalui celah dari tirai jendela yang tidak sepenuhnya tertutup membuat kedua orang yang sedang tertidur di dalam kamar itu menggeliat pelan. Terusik dari mimpi indah mereka. Karena masih enggan untuk membuka mata, keduanya malah semakin mempererat pelukan pada tubuh yang ada di depannya. Belum menyadari sepenuhnya apa yang telah terjadi.
Sinar matahari pun tidak menyerah untuk terus menyinari kamar tersebut dari balik celah-celahnya, menghantarkan kehangatan bagi siapapun yang disinarinya. Perlahan kedua pasang mata itu terbuka. Mereka masih belum menyadari apa yang telah terjadi karena terlalu sibuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam mata mereka. Saat penglihatan mereka kembali jelas, betapa terkejutnya mereka saat melihat orang asing berada dalam pelukannya dan satu ranjang tanpa mengenakan sehelai benang pun.
Keduanya menjerit hampir bersamaan, dan langsung menjauhkan tubuh mereka sejauh mungkin. Berusaha menarik ujung selimut yang mereka gunakan untuk menutupi tubuh polos mereka.
"Kau siapa?"
"Kau siapa?"
Ucap mereka berbarengan saat menyadari bahwa mereka tidak saling mengenal. Mereka kemudian bergeming, memutar kembali kejadian kemarin, dan berusaha mencari sekeping potongan ingatan yang akan mengungkapkan siapa sebenarnya orang yang sedang diajaknya berbicara itu. Saat kilasan kejadian di sore harinya melintas di otak mereka, kedua pun langsung membulatkan mata, menatap lawan bicaranya.
"Kau sepupunya Chanyeol?"
"Kau temannya Chanyeol?"
Ucapnya lagi berbarengan. Keduanya langsung terduduk di atas tempat tidur. Memandang satu sama lain.
"Apa yang kau lakukan di sini?"
"Apa yang kau lakukan di sini?"
Seakan memiliki sebuah koneksi tersendiri, mereka kembali mengucapkan hal yang sama yang ada di pikiran mereka. Walaupun samar-samar, tapi keduanya bisa mengingat apa yang telah mereka perbuat semalam. Saat itu keduanya dalam keadaan mabuk dan membuat mereka melakukan hal-hal di atas batasan mereka.
"Jangan bilang jika kita sudah melakukannya?" tanya si laki-laki dengan polosnya. Si perempuan yang mendengar pertanyaan itu hanya bisa menatap lawan bicaranya itu dengan pandangan kesalnya.
"Kau pikir aku melakukannya sendirian? Jangan konyol!"
"Lalu apa yang harus kita lakukan?"
"Kita akan membicarakannya nanti setelah kita membersihkan tubuh kita masing-masing." Jawab si perempuan sambil sedikit menyeret selimut yang digunakannya untuk menutupi tubuh polosnya. Perbuatannya itu membuat si laki-laki terduduk di atas tempat tidur tanpa sehelai benang pun untuk menutupinya. Ia buru-buru mengambil bantal-bantal untuk menutupi tubuh polosnya. Takut jika sewaktu-waktu si perempuan akan berbalik dan melihat tubuh polosnya. Walau sebenarnya ia yakin jika perempuan itu juga sebenarnya sudah melihat tubuh polosnya. Semalam.
Setelah selesai membersihkan tubuh mereka masing-masing, keduanya langsung duduk berhadapan di balkon kamar hotel yang mereka tempati itu. Selama beberapa menit waktu berlalu, mereka hanya diam membisu. Memikirkan ucapan apa yang harus mereka utarakan untuk memulai percakapan mereka.
Karena tidak tahan dengan keheningan tersebut, akhirnya si perempuan pun menyerah untuk memulai percapakan mereka. Ia berdehem sejenak untuk menetralkan perasaan gugupnya yang tiba-tiba ia rasakan. "Apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" tanyanya membuyarkan lamunan si laki-laki.
"Aku tidak yakin dengan apa yang akan kita ke depannya. Usia kita terlalu muda untuk memulai sebuah ikatan yang sangat sakral." Jawabnya mengutarakan kekhawatirannya selama beberapa saat ini.
"Lalu apa yang harus aku lakukan jika ada nyawa lain di tubuhku?" balas si perempuan yang juga mengutarakan kekhawatirannya. Dalam hal ini dialah yang paling dirugikan. Masa depannya terasa sangat suram dengan adanya kejadian ini.
Tidak ada jawaban apapun dari laki-laki di depannya, membuat si perempuan pun menatap lekat si laki-laki yang terlihat sedang berpikir keras sambil menundukkan kepalanya itu. Entah kenapa, ia tidak ingin mendengar jawaban si laki-laki, jika memang jawaban itu mengharuskan ia menjadi makhluk paling jahat di dunia ini. Bahkan hewan paling buas pun tidak akan membunuh darah dagingnya sendiri.
"Jika memang itu terjadi...." ucapan si laki-laki terpotong saat ia melihat mata perempuan di depannya terlihat terluka dan berkaca-kaca jika ia meminta hal yang buruk tentang masa depan mereka. Si laki-laki kembali berpikir untuk mencari jalan keluar lain, selain jalan keluar yang akan membuatnya menjadi manusia paling jahat.
Sedangkan perasaan si perempuan tidak menentu saat menunggu lanjutan perkataan dari laki-laki di depannya itu. Cemas? Tentu saja, karena itu menyangkut masa depan mereka. Tapi semua itu lenyap saat ia mendengar lanjutan dari perkataan yang sempat terpotong itu. "Aku akan bertanggungjawab." Lanjutnya dengan nada suara yang mantap.
Lega. Itulah yang dirasakan keduanya. Tanpa sadar mereka saling melempar senyum simpulnya. Seakan sebuah beban berat sudah terangkat sebagian dari pundak mereka. Untuk saat ini mereka bisa tenang, dan mereka berharap, tidak akan ada apa-apa setelah kejadian ini.
"Karena kita belum terlalu saling mengenal, maukah kau berkenalan lagi denganku?" pertanyaan itu dijawab anggukkan kepala oleh si perempuan membuat si laki-laki melebarkan senyumannya. "Namaku Byun Baekhyun." Ucap si laki-laki sambil mengulurkan tangannya.
Uluran tangan itu disambut dengan hangat oleh si perempuan. Sambil tersenyum, ia pun kembali memperkenalkan dirinya. "Namaku Park Seolhyun. Senang berkenalan denganmu."
~ tbc ~
------------------------------------------------------------------------------------
Apaan ini?? Di saat kedua ff ku masih gantung, aku malah buat ff baru.
Maafkan aku...TT
Ini ff ngga bakal sepanjang kedua ff ku yang My Lady dan Dream.
Ceritanya mainstream?? Ngga papa....mudah-mudahan ada yang beda sedikit-sedikit. Nama Park Seolhyun disini bukan Seolhyun AOA ya...wajahnya masih pake Jisoo tapi namanya aja yang tak ubah. Aku suka nama Seolhyun, tapi aku ngga suka orangnya. Makanya namanya tak pake tapi wajahnya ngga.
Ada yang bisa dimintai tolong buatkan aku poster buat ff ku yang ini?? Kalo ada yang luang, silahkan komen, nanti tak bales.
Aku lagi sibuk magang, cerita dream chapter 25 otw. Seminggu ini aku baru Cuma bisa nulis dua halaman. Itu aja ngga full. Aku tuh paling males nulis cerita yg pas klimaksnya. Karena itu membutuhkan mood nulis yg cukup tinggi biar jadinya bagus, dan selama ini mood nulisku lagi ngga ada. Ditambah aku harus pergi pagi pulang sore, dan tempat magangnya itu jauh dari kosanku. Rasanya capek banget...alhasil, malamnya aku tidur cepet. Ngga sempet nulis. Belum lagi tugas magang yang belum aku kerjain. Pokoknya alasannya banyak banget dech.... kolom komentar kalian juga turun padahal komentar kalian itu mempengaruhi semangat aku buat nulis. Aku jadi sedih...TT
kalian tahu? Aku tuh paling suka kalo udah lihat pemberitahuan aku notifnya itu banyak. Hampir setiap satu jam sekali aku cek itu pemberitahuan, siapa tahu ada komentar baru dari kalian atau ada cerita baru yang baru di update //jadi malah curhat ya//
Sekian curhatan aku yang ngga penting ini. Semoga kalian suka ff ini seperti ff ku yg lainnya.
Sampai jumpa lain waktu
Bye-bye :-*
Regards, Azalea
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret #1 My Marriage
FanfictionByun Baekhyun adalah seorang siswa teladan yang banyak digandrungi oleh banyak orang. Semua orang menyukainya, tidak ada yang tidak menyukai perangainya. Berasal dari keluarga kaya, tampan, pintar, ketua osis, semuanya terasa sempurna. Namun sayang...