Seulgi ♥ JB

39 4 2
                                    

Hii...ini kisah cinta ketiga ciwi ciwi RV, hope you like it 😉

🌸 🌸 🌸 🌸 🌸 🌸 🌸 🌸

23.00 KST
Seorang gadis tengah berjalan sembari sesekali memejamkan matanya, hari ini ia sangat lelah. Ia membuka pintu rumahnya dan mendapati kedua adiknya tertidur di atas sofa. Gadis berumur 17 tahun itu tersenyum memandangi kedua wajah yang damai itu.

“kau baru datang? Seulgi-ya, besok kau sekolah. Dan kau belum tidur?” tanya seorang wanita berkepala 3 tengah menasehati anaknya itu.

“aku mengerti eomma.” Jawab Seulgi yang kemudian beralih kepada kedua adiknya itu.

“Yein-a, ayo, tidur di kamar saja..” pinta Seulgi. Dengan mata yang masih menutup, Yein menuruti perintah kakaknya. Sedangkan Lami, adik yang satunya, harus digendong Seulgi. Seulgi tidak tega membangunkan Lami karena jika dia bangun sekali saja, dia tidak akan tidur lagi dan terus menerus menangis.

Baiklah, akan kujelaskan. Seulgi mempunyai dua adik. Yang pertama bernama Yein, dia kini menginjak kelas 2 SMP, berumur 14 tahun. Sedangkan Lami, adiknya yang kedua, masih berumur 7 tahun.

Selepas membaringkan Lami di kamarnya, Seulgi berjalan menuju kamarnya sendiri. Matanya terasa sangat berat. Ia sudah sangat mengantuk.

Baru saja ia ingin merebahkan diri di kasur, tapi ia mengingat satu hal yang belum ia kerjakan. Benar, tugas dari Kim Seongsaenim. Bagus, kenapa harus guru killer itu? Ya, mau tidak mau, Seulgi harus bergelut dengan pensil dan kertas lagi. Dan mungkin.. juga secangkir kopi untuk menjaga matanya tetap terjaga.

“aish..” gerutunya ketika mendapati tugasnya membutuhkan banyak pikiran. Sebenarnya bisa saja dia mengerjakan tugas itu secepat yang ia bisa. Hanya saja, mata dan pikiran yang lelah, meragukan hal tersebut.

Setelah menghabiskan 1 jam lebih beberapa menit, Seulgi berhasil menyelesaikan tugasnya. Gadis itu merebahkan dirinya dan langsung masuk ke dalam alam mimpi.
_()_

Kang Seulgi – Im Jaebum

Seorang gadis tengah berlari cepat sambil sesekali melirik jam yang terpasang di tangannya. Gadis itu nampak sedang terburu-buru. Ya, tentu, ini sudah jam 7 lebih 58 menit, itu tandanya, kelas akan dimulai 2 menit lagi.

Sepertinya hari ini adalah hari sialnya. Pertama, Biasanya ia bangun lebih awal. Dan hari ini, dia bangun kesiangan karena mengantar Joy dan Irene semalam, juga karena tugas Kim Seongsaenim yang belum ia kerjakan. Kedua, biasanya dia mengendarai sepedanya ke sekolah. Dan tadi pagi, ban sepedanya kempes. Ketiga, alangkah sialnya Seulgi tidak mendapat bus pagi ini. Jadi ia harus merelakan kakinya untuk berlari menuju sekolahnya. Sekarang sampai atau tamat, pikir Seulgi.

“hosh.. hosh..” Nafas Seulgi terengah-engah. Seulgi melihat seseorang tengah mengunci gerbang sekolahnya.

“ya! Ahjussi! Aku mohon.. buka pintunya. Sekali ini saja.. Aku mohon..” teriak Seulgi pada seorang pria gendut yang dapat dipastikan adalah satpam sekolahnya.

Pria gendut itu menggeleng angkuh, “tidak! Jangan minta bantuanku atas kesalahanmu sendiri nona.”

“Meskipun kau murid teladan disini, aku tetap harus bertindak tegas dan disiplin.” Lanjut Pria itu.

“ahjussi, aku mohon, sekali ini.. saja. Aku hanya terlambat sekali saja. Aku mohon..” ucap Seulgi memohon sembari mengeluarkan Aegyo-nya.

Pria itu tetap menggeleng, “maaf nona. Peraturan tetap peraturan. Aku sudah biasa mengatasi yang sepertimu. Murid teladan yang sering terlambat.” Sindir Pria gendut itu. Dan sindirannya sukses membuat Seulgi mengerucutkan bibir.

Romantic StandingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang