Sungjae otomatis langsung berlari kearah Sooyoung dan menyuruhnya menunduk di bawah meja , menghindari gantungan-gantungan lampu yang mungkin saja jatuh karena getaran yang kemudian menyusul.
Semua orang yang ada disana panik. Sooyoung menatap keseluruhan ruangan yang mulai kacau itu diantara lengan Sungjae yang berusaha melindungi kepalanya. Beberapa orang nampak terjatuh di lantai karena tak bisa menyeimbangkan tubuhnya dan sisanya nampak berteriak sambil mencoba keluar dari tempat itu. Tangisan bocah dan anak-anak yang sepertinya terkejut nampak menambah riuh suasana.
"Kau tidak apa?" Sungjae bertanya dengan suara kalut. Sooyoung mendongak dengan mata berair.
.
Seorang awak kapal nampak membelalakkan matanya. Kakinya melemas tanpa diduga. Dia mendapati ruangan mesin yang paling bawah sudah terendam air setinggi pinggang. Lelaki yang memakai seragam itu kemudian berlari keluar sambil terus berusaha menghubungi kaptennya dengan sebuah walky talky khusus.
"C-cap, kapal sudah terendam. Ini benar-benar p-parah. Dalam waktu dekat kurasa Black Rose a-akan tenggelam... Cap! Kau dengar aku Cap!"
Lelaki bername tag 'Jumyeon' itu. Berkali-kali meneriaki nama kapten Black Rose dengan wajah panik tak terperi.
.
"Oppa, bagaimana ini? Aku bermimpi aneh tadi malam. Mungkin kita akan mati setelah ini" ujarnya bergetar. Benar mimpi itu, apakah pertanda mereka akan berpisah disini. Sooyoung merasakan bulu kuduknya meremang. Tidak, ia tidak mau. Sungjae menatap Sooyoung dengan raut yang tak bisa dibaca.
"Jangan percaya takhayul begitu. Mimpi Cuma bunga tidur. Ayo kita keluar dari sini..." Sungjae menarik tangan Sooyoung yang mulai dingin. Tanpa melihat pun Sungjae tahu betapa lemahnya lutut Sooyoung sekarang karena shok.
Samar-samar dia mendengar seseorang berteriak didepan telpon tak jauh darinya.
"H-haloo... ini 911? Tolong kamii... kurasa terjadi sesuatu. Ada ledakan dikapal kami! Kapal juga mulai miring! Selamatkan kami... Tolong!" Seorang wanita yang duduk bersimpuh dengan kepala yang sedikit berdarah nampak memegang teleponnya dengan gemetar. Mungkin wanita itu sempat dijatuhi sesuatu saat kapal tadi berguncang keras.
Sooyoung melepas pegangan Sungjae lalu berlari kearah wanita yang kini nampak menangis di dekat dinding sana.
"Kepalamu berdarah... Kau bisa berjalan? Ayo kita keluar dari sini terlebih dahulu..." bujuk Sooyoung pada wanita setengah baya tersebut. Wanita itu mengigit bibirnya lalu berjalan tertatih dibantu dengan Sooyoung. Sungjae nampak mencari-cari jalan keluar yang masih bisa dilewati karena kebanyakan pengunjung cafe tersebut mulai berbondong-bondong menuju pintu keluar yang sama.
"Tidak, Sooyoung-ah. Kita cari jalan lain. Kita mungkin saja mati terinjak jika memaksa keluar dari sana" Sungjae kemudian nampak berlarian diantara orang-orang yang juga sama paniknya dengannya. Dia berusaha mencari jalan keluar sementara Istrinya dan wanita yang ditolongnya tadi nampak saling berpegangan kalut.
Lampu mewah dicafe itu mulai berkelap-kelip walau sebentar. Namun tetap bertahan untuk menerangi cafe tersebut.
Tak lama sebuah pengumuman dari kapten kapal nampak memenuhi pendengaran seluruh penumpang dan awak kapal disana.
'Perhatian kepada para penumpang Black Rose. Dimohon untuk tetap berada ditempatnya masing-masing karena berbahaya bila terus saja melakukan pergerakan. Harap tenang, jangan panik. Pakailah rompi pelampung yang dibagikan awak kapal kami. Sekali lagi tolong tetap ditempat masing-masing dengan tenang, hingga tim penyelamat datang.'
Puluhan orang mulai panik berlarian mencari awak kapal yang sedianya akan memberikan rompi pelampung pada mereka. Tanpa menyadari kapal yang mereka tumpangi semakin miring.
KAMU SEDANG MEMBACA
July 7'th (COMPLETE)
Teen FictionGenre : Romance, Tragedy, Hurt, . Ada dua hal di dunia yang pernah dan akan lakukan tapi kita tidak mengetahuinya yaitu saat pertama kali kita membukakan mata dan saat terakhir kita memejamkannya untuk selamanya. Yook Sungjae dan Park Sooyoung adal...