Hal pertama yang dirasakan Sooyoung saat berada dibawah permukaan laut adalah betapa menusuknya air dimusim dingin ini. Dia menggerakkan kakinya yang terasa beku sedikit demi sedikit, dan itu berhasil meskipun dia tetap menelan banyak air laut.
Sooyoung membuka matanya memandang sinar yang terbias dari permukaan air yang biru dan jernih. Begitu cantik dan mempesona, dia tidak tahu dibawah air ada pemandangan sebegini indahnya. Ironis sekali menyadarinya ketika banyak orang meregang nyawa bersamanya sekarang. Sooyoung mengangkat tangannya seakan bisa mencapai sinar mentari yang hangat. Gadis cantik itu kembali teringat dengan mimpinya tempo hari. Ketika dia ditelan kegelapan dengan menggunakan gaun putih beraksen merah. Mungkin aksen merah itu mewakili darah Sungjae yang tadi menetesi gaun putihnya. Apa itu pertanda dia akan mati hari ini. Karena itukah, Sungjae memakai pakaian serba hitam disana? Karena Sungjae akan berkabung setelah ini?
'Ahh...Jadi aku yang akan mati'
Sooyoung benar-benar menyerah. Dia berhenti mengerakkan tubuhnya. Dia menutup perlahan matanya dengan pasrah. Dia bersiap merasakan pelukan lautan yang membelenggu. Begitu dingin dan sepi.. Setidaknya dulu dia sempat bermimpi akan menghembuskan nafas terakhirnya bersama suaminya yang sudah renta dengan didampingi anak-anak bahkan cucu-cucunya yang manis. Tersenyum saat sang malaikat maut menarik nyawanya karena dia berada dipelukan hangat orang tersayangnya. Tapi nyatanya, dia akan mati dalam sepi dilautan nan dingin ini. Dia takut jika harus mati sendirian tanpa seorang pun disampingnya.
.
'Sooyoung-ah...'
.
'Sooyoung-ah...'
.
'Park Sooyoung!'
.
Sooyoung merasakan sesuatu menganggunya. Suara yang begitu dikenalnya, apakah dia dibangunkan dari kematian sekarang. Siapa yang memanggilnya ditengah lautan begini?
Sooyoung benar-benar diantara hidup dan matinya sekarang. Tapi suara itu terus bergema dikepalanya. Seakan nyawanya ditarik kembali kedalam tubuhnya. Gadis yang ditelan lautan itu memaksakan matanya untuk terbuka.
Hal pertama yang dilihatnya adalah seorang pria dengan wajah tampan berenang kearahnya. Sooyoung tak bisa dengan jelas menangkap raut wajahnya karena dia hampir kehilangan kesadarannya, tapi dia jelas mengenali pria heroik yang menyelam jauh demi dirinya ini. Dia adalah Yook Sungjae. Orang yang ada dimimpi-mimpi indahnya selama ini. Suaminya yang akan memeluknya ketika ajalnya menjemput diantara anak dan cucunya.
Sungjae segera memeluk tubuh lemas Sooyoung. Dia menangis diantara air laut yang mengkungkung istrinya. Jika saja bisa, dia ingin menggantikan Sooyoung sekarang. Dia benar-benar tak bisa membayangkan betapa takutnya Sooyoung sendirian dibawah sini, meskipun hanya beberapa detik tapi dia tahu Sooyoung benar-benar diambang kematian sekarang. Sungjae tak mengerti kenapa pelampung yang dipakai Sooyoung bisa tak berfungsi.
Sungjae menempelkan bibirnya pada bibir Sooyoung yang mulai membiru kedinginan. Menyalurkan nafas sementara kaki dan sebelah tangannya bekerja untuk membawa keduanya kepermukaan.
.
Irene menatap pintu terakhir yang bisa dilewatinya dengan padangan kosong. Dia tidak tahu air akan begitu cepat menelan Black Rose. Satu-satunya pintu yang bisa dia lalui benar-benar tertutup dengan air laut yang dingin. Dia terjebak. Disaat itulah Irene menyadari di akan mati disini.
"Toolong...Tolong!!!" Irene menolehkan kepalnya dan menemukan gadis-gadis berseragam tengah berpelukan sambil menangis ketakutan diujung lorong yang sama. Irene tak bisa melihatnya dengan jelas karena lorong begitu gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
July 7'th (COMPLETE)
Teen FictionGenre : Romance, Tragedy, Hurt, . Ada dua hal di dunia yang pernah dan akan lakukan tapi kita tidak mengetahuinya yaitu saat pertama kali kita membukakan mata dan saat terakhir kita memejamkannya untuk selamanya. Yook Sungjae dan Park Sooyoung adal...