Chapter 3 : 鬱積した感情(Emosi Terpendam)

561 48 2
                                    

Hotaru In :

NARUTO FANFICTION

Angel? No Devil!

Diclaimer : Naruto©Masashi Kishimoto

Angel? No Devil!©Hotaru

Genre : Romance, H/C, Fantasy

Rate : T+

Pairing : Naruto x Hinata

Warning : OOC, MissTypoo(s), Gaje

Bagi yang Anti NaruHina disarankan segera tekan tombol back!

Tidak menerima flame yang tidak bertanggungjawab dan tidak rasional

Sangat terbuka untuk kritik dan saran

Don't Like Don't Read!

.

.

.

.

Deal!

はじめ

.

.

Lorong dengan dinding koral bersusun rapih sepanjang mata memandang selalu terlihat membosankan bagi Sasuke yang melangkah santai menelusuri jalan yang ada. Dia mengabaikan sapaan para Goblin penjaga setiap melewati beberapa persimpangan. Dia juga mengabaikan beberapa lirikan atau rayuan menggoda dari iblis wanita kelas rendah sampai kelas atas setiap kali melewati mereka.

Tidak heran jika mereka begitu mengagumi sosok rupawan berbalut rompi kulit hitam tanpa kancing yang mengekspos dada bidang putih mulus bak porselen. Aura sex appeal yang menguar pun tak kalah kuat bagai magnet yang menarik mata beserta hasrat mereka hanya sekedar memandang maupun menyentuh tubuh sexy bergesture tenang tersebut. Sorot lapar yang terlihat pun sudah menjadi pemandangan lazim ketika sosok Uchiha Sasuke tertangkap mata melintasi keramaian.

Hanya saja pembawaan dingin dan aura berbahaya yang dikeluarkan Sasuke membuat ciut nyali para iblis wanita yang ingin mendekat maupun menggoda. Bagi mereka sosok Sasuke begitu jauh dan sulit untuk didekati, terlebih lagi jika ingin menyentuh, mereka masih cukup sayang menukarkan nyawa untuk sebuah sentuhan kecil di kulit Sasuke.

Sasuke masih terus memasang wajah stoic. Tidak ada siapapun yang mengetahui ataupun menebak isi kepala iblis tampan bermata Onyx dan rambut raven ini. Siapa yang akan menyangka Sasuke berulang kali mengumpat Mendokusai—kalimat pertama yang pasti dilontarkan Shikamaru kalau saja iblis itu berada diposisi Sasuke— dalam hati, atau tengah memikirkan betapa beruntungnya Kiba yang bisa menggunakan henge pada Akamaru untuk menggantikan dirinya menemui iblis cerewet nan galak dibalik pintu besi yang mulai terlihat di ujung lorong—tidak—Sasuke tidak bisa melakukan itu, ia tidak memiliki hewan peliharaan.

Semakin dekat pintu, semakin banyak bayangan muncul di kepala Sasuke. Mulai dari beberapa pukulan, tendangan—atau keduanya— menghantam tubuhnya nanti. Bisa jadi beberapa mantra kutukan, bonus dari apa yang akan ia laporkan.

Well, setidaknya Sasuke berharap itu terjadi. Itu lebih baik daripada menghadapi omelan dari iblis galak yang tidak akan pernah berhenti sampai dia merasa puas.

Bagi Sasuke, semua kekerasan fisik iblis tempramen yang akan ditemuinya bukan apa-apa jika dibandingkan dengan setiap kata cacian yang sering dimuntahkannya. Sasuke yang memiliki harga diri yang disertai ego selangit lebih memilih babak belur dibandingkan membuat hatinya panas terbakar kata-kata yang menginjak dan melukai kebanggaan dirinya.

Angel? no Devil!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang