Chapter 10 : Fear

708 46 9
                                    

.

.

.

Ketakutanku hanya satu: kehilanganmu.

.

.

Hyuuga Hinata tidak mengerti apa yang terjadi. Sepenuhnya ia yakin, tengah asik menelusuri susunan detail interior indah sebuah lorong kastil tak berujung yang sedang dilaluinya. Tapi kenapa... kenapa tiba-tiba...

Ia berada di sebuah ruangan berkabut?

.

Kurang pas jika tempat ini dikatakan sebuah ruangan, karena di sini terlalu besar... terlalu luas... dan terlalu... kacau?

Sebagian besar tiang penyangga hancur, dinding juga lantai retak. Dan sebuah kursi mewah dari emas bertahta ratusan permata tergeletak bagai potongan emas tua tidak terpakai...

Ada apa ini?

.

Seratus meter ke depan kabut terlihat menipis. Sesosok pemuda muncul dibaliknya. Siapa dia Hinata tidak dapat melihat jelas karena sebagian tubuhnya kabur tertutup bayangan.

Tubuhnya membungkuk, mirip posisi 'siap' dalam lomba lari. Lapisan tipis emas transparan berwarna mengelilingi hingga mengesankan tubuhnya terkurung.

Pemuda itu diam, meski begitu Hinata merasakan amarah dan kebencian yang memancar kuat di setiap sel tubuhnya.

Mengapa... sosok itu bisa terkurung di sana? bertanya-tanya dalam hati Hinata mendekat.

Langkahnya terhenti menyadari beberapa bayang lain muncul dan menyingkirkan kabut tebal yang berputar disini sedikit demi sedikit.

Ada tujuh bayangan baru, empat diantaranya terbaring menelungkup. Tubuh mereka juga berselimutkan lapisan tipis mirip pemuda sebelumnya namun berukuran lebih kecil. Dan Hinata dapat melihat dengan jelas siapa saja mereka. Cukup mengejutkan karena ia mengenali empat diantara mereka. Tiga sosok yang menelungkup dan satu sosok yang berdiri.

.

Hyuuga Hinata tidak mengenal siapa sosok wanita pirang berkuncir dua yang menelungkup, tetapi ia ingat persis pemuda berambut hitam mencuat di belakang yang mementalkan Naruto beberapa puluh meter dalam sekali tendang.

Sasuke, begitu Ino memanggil pemuda itu.

Sasuke terlihat tenang meski tubuhnya tidak bisa banyak bergerak dengan kedua siku menyangga tubuhnya yang menelungkup. Tak ada kepanikan pada gesture pemuda itu. Hanya saja, wajah yang selalu datar kini sedikit... tercengang?

Seperti tidak bisa menahan keterkejutan. Pandangan Sasuke tertuju lurus ke pemuda dibalik bayangan. Iris merah berhiaskan tiga tomoe hitam mengelilingi pupil —yang mengingatkan Hinata padamitsudomoe design drum taiko— seperti terpaku permanen.

Iris aneh yang sama yang ditunjukan pemuda itu sewaktu menjatuhkan Naruto tanpa sempat melakukan perlawanan.

Sedikit ke belakang ada Ino yang berupaya bangkit dan menyangga tubuh seperti halnya yang dilakukan Sasuke.

Ino terbatuk kecil, matanya terpejam oleh gulungan tebal debu yang datang berhembus tiba-tiba. Setelahnya menatap bingung begitu aquamarinenya menangkap reaksi tak biasa Sasuke.

Di sebelah Ino, Shikamaru terbaring— dan meringis. Luka di punggungnya terlihat kembali berdarah dan semakin lebar, membuat Ino terhenyak kemudian histeris.

"Shikamaruuu!"

.

Apa yang terjadi?

Di tengah pekikan Ino terdengar letupan lirih. Suaranya mengingatkan Hinata pada buih air mendidih. Tanpa tahu sebab, Suara lemah itu berhasil mengalihkan seluruh atensi Hinata kembali ke pemuda pertama yang sekarang sedang menggeram.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 19, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Angel? no Devil!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang