Chapter 9 : 本の古事記 (Books of Kojiki)

533 44 2
                                    


"Kepulangan para youkai, Sejarah terulang untuk sejarah baru."

.

.

.

Tsunade menutup buku kecil berwarna hitam lusuh termakan usia yang baru selesai ia baca. Diletakkannya benda berbentuk persegi itu di atas meja kerja yang tampak steril dari berkas-berkas perkamen yang selalu bertumpuk sambil memandanginya.

Tak ubah seperti buku pada umumnya, dari luar penampilan buku itu sama seperti buku tua lain yang berserakan di ruang perpustakaan milik kastil. Cover hitam tebal bersampul kusam nan lusuh, tak lupa halaman menguning di sana-sini. Tidak ada yang istimewa, kecuali satu hal;

Buku tersebut tidak dapat dihancurkan.

.

Tsunade ingat betul bagaimana ia mencoba menghancurkan buku tua dihadapannya sekarang. Memanfaatkan kekuatan fisik yang ia miliki, Tsunade meremas benda persegi itu dengan jari jemarinya yang saling bertaut.

Seolah memiliki radar pendeteksi kekuatan besar yang akan menghacurkannya, benda itu tiba-tiba mengeras hingga tidak satu halamanpun berkerut rusak.

Tak habis akal, Tsunade meletakan buku di atas sebuah batu granit besar di atas bukit belakang tak jauh dari kastil. Ditinjunya buku tersebut. Suara dentuman yang mengindikasikan kehancuran pun menyusul terdengar nyaring hingga ke dalam kastil.

Memang terjadi kehancuran di sana, tapi tidak dengan buku yang masih tampak utuh seakan tak pernah terjadi apa-apa meskipun buku tersebut terlihat sudah tergeletak di dalam cekungan tanah raksasa serupa kawah.

.

"Yakimasu!"

Tsunade melihat jelas bagaimana kening Sasuke berkedut kesal bercampur heran- meski wajahnya masih tampak stoic-ketika sekonyong-konyong ia muncul dan langsung memerintah untuk memanggang buku yang ia lempar ke atas meja yang dijadikan Sasuke alas tidur di tengah waktu istirahat.

"Gunakan amaterasu." Perintahnya lagi tanpa memperdulikan tatapan protes yang dilayangkan Sasuke.

Konyol, mungkin itu yang ada di kepala Uchiha prodigy-sangat. Bagaimana tidak? Memakai amaterasu hanya untuk membakar sebuah buku tua? Tsunade pasti sedang mabuk hingga tidak ingat seberapa besar chakra yang dibutuhkan untuk memanggil api hitam itu. Namun meski menggerutu Sasuke memilih diam dan menurut.

Baru beberapa detik amaterasu diaktifkan, Sasuke sudah tidak mampu menahan kedua matanya untuk tidak terbelalak. Tak habis pikir buku macam apa yang dibawa Tsunade. Buku tersebut tetap utuh meski amaterasu sudah melahap setiap bagian terkecil.

Berbeda reaksi, Tsunade lebih cenderung kesal. Suara gertakan giginya terdengar nyaring, melihatnya membuat Sasuke yakin bahwa Tsunade telah memprediksi hal ini hingga ia tak lagi terkejut.

.

Seperti halnya sebuah buku, lembaran kertas halaman buku tua itu bisa robek. Tsunade hampir saja berlari ke segala penjuru kastil sambil menari dan berteriak kegirangan oleh rasa senang berlebihan ketika tanpa sengaja dirinya merobek satu halaman buku tersebut. Dengan tidak sabar Tsunade langsung menarik beberapa lembar kertas halaman buku tersebut dengan kasar dan- berhasil, buku itu sobek.

Maksud hati menyobek sampai habis tidak tersisa, dan ia tidak berniat berhenti sampai tiba-tiba Daimaou datang dan melihat apa yang sedang dilakukannya kemudian berkata bahwa ia melakukan hal yang sia-sia. Benar saja, kertas itu memang sobek, tetapi halaman pada buku itu tidak pernah berkurang satupun meski sebanyak apapun Tsunade sudah menyobeknya.

Angel? no Devil!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang