"CAKRAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!"
Teriakan Mauryn menggelegar, sampai membuat satu kelas refleks menutup telinga. Cewek putih itu sudah berlari mengejar Cakra yang tertawa puas menghindari amukannya.
Lagi-lagi, mereka berdua.
Si Tom and Jerry X-4 setelah Jinny dan Arseno.
Dari awal kelas Mauryn dan Cakra memang sudah jadi duo, duo keributan kelas. Gara-gara di pelajaran pertama Bahasa Indonesia mereka membacakan dialog naskah suami istri. Satu kelas menggoda dan sejak saat itu menjuluki Cakra dan Mauryn sebagai Pasutri-nya X4.
Cakra yang memang musuhnya dimana saja dan kapan saja sering ngajak berantem hampir semua murid di kelas ini.
Tapi saat bersama Mauryn, karena reaksi cewek pipi bulat itu yang heboh dengan teriakan cemprengnya pasti membuat keributan yang rusuh.
Kadang sampai lempar-lemparan penghapus papan tulis sampai pukul-pukulan jaket.
Cakra ngelompatin meja. Di bayangannya sih dia lagi jadi Jackie Chan di film action, tapi nyatanya aksinya kurang sempurna sampai cowok jangkung itu malah jatoh kesangkut meja.
Mauryn cepet-cepet ambil kesempatan, narik seragam Cakra, lalu nyekek leher cowok itu dari belakang. Cakra sendiri sudah teriak histeris minta dilepaskan.
"MAURYYYNNNN!!!!"
Mauryn terlonjak. Ia menoleh mendengar panggilan Faili dari depan kelas. Mata kecilnya langsung membelalak, melepaskan Cakra begitu saja dengan cepat. Ketika melihat seorang pemuda manis berdiri di samping Faili sambil memerhatikannya.
Mauryn mengumpat kecil, mendorong Cakra sebal membuat Cakra mendelik. Cakra menoleh ke arah pintu, lalu mengangkat alis.
"Kak Jay datang buat nagih utang Mauryn?" celetuk cowok tinggi itu begitu saja membuat Mauryn yang baru beranjak jadi melotot padanya. "Eh lo beli apa sama Kak Jay? Pasti penirus pipi ya?"
Dengan sebal Mauryn meraih benda terdekat di sekitarnya –buku salah satu teman di atas meja- dan langsung melempar tepat hingga mengenai wajah Cakra. Gadis itu mencibir sebal, segera berbalik dan mendatangi Faili yang sudah melengos melihat kelakuan temannya itu.
"Temen lo deket sama Cakra?" bisik Jay di samping Faili membuat Faili menoleh.
"Ya gitu deh. Suka perang," jawab Faili mengerling lelah.
Jay hanya tersenyum tipis, menoleh ketika Mauryn datang. Pemuda itu jadi tersenyum menyapa. Tak tahu gadis yang mendapat senyum itu sudah meleleh tak karuan.
"Eung, Hai Kak," sapa Mauryn gugup, agak malu merapat ke samping Faili.
Jay tersenyum, "jadi, ngendorse jualan gue?" tanyanya tanpa basa basi.
Mauryn mengangguk kecil.
"Ada waktunya kapan?"
Faili melirik Mauryn, melihat temannya itu sudah seperti cacing kebelet pipis dengan pipi memerah. "Mauryn punya banyak waktu kok, Kak," jawabnya menolong Mauryn yang terlihat terlalu salah tingkah.
Jay mengangkat alis, "bukannya lagi nyiapin Pensi? Gue pikir dia cukup sibuk."
Faili menyenggol pelan lengan Mauryn, berharap gadis itu bisa mengendalikan diri. "Lo kapan aja latihannya?" tanyanya memancing.
"Eum... Kan... gue sama Kak Candra tuh... satu rumah... J-jadi, eum, latihannya... bisa kapan aja," jawab Mauryn mencicit kecil pada Faili.
"Tuh, kak. Dia gampang aja kok," kata Faili menoleh lagi pada Jay.
Jay jadi menyeringai lebar dengan senang, membuat Mauryn tanpa sadar mencengkeram lengan Faili di sampingnya. Merasa gemas sendiri.
"Jadi kakak maunya kapan?" tanya Faili sambil menginjak kaki Mauryn diam-diam menyadarkan gadis itu yang segera melepaskan cengkeramannya.
"Eum... hari ini aja deh. Gimana?" tanya Jay berharap, "elo mau poto sama gue atau gue antar bajunya ke rumah lo aja?"
"Poto bareng lah kak!" celetuk Faili membuat Mauryn membelalak kecil. "Ih gimana sih. Kan model sama owner tuh harus kerja sama gitu loh. Mauryn juga jadi tahu Kak Jay maunya gaya gimana, terus nanti caption di ignya gimana. Ya, kan, Ryn?" Faili menolehkan kepala, mengedipkan mata penuh arti. Walau berikutnya menahan cibiran karena tangan Mauryn kembali meremas lengannya.
"Oh oke deh. Nanti kasih tahu aja ya readynya jam berapa. Hari ini gue bener-bener free jadi bisa kapan aja," kata Jay tersenyum lebar. "Nanti kalau kakak lo nggak bolehin atau gimana kasih tahu aja ya. Biar gue yang ngomong," kata Jay membuat mata Mauryn melebar. "Soalnya si Hanbin bilang kakak lo protektif," lanjutnya dengan gaya lucu dan kerlingan becanda.
Kalau lagi kayak gini mah, bukan cuma Mauryn yang ambyar. Faili di sampingnya juga diam-diam terpesona gemas.
"I-iya kak," jawab Mauryn grogi.
Jay tersenyum, "yaudah. Gue balik ya," pamitnya dibalas anggukan kecil Mauryn. "Fai, makasih ya," katanya menoleh pada Faili yang segera balas nyengir lebar.
Jay menatap Mauryn sekali lagi. Pemuda itu tersenyum singkat, kemudian berbalik dan melangkah pergi. Meninggalkan Mauryn yang tersenyum-senyum kecil dengan pipi merona.
Yang tak lama Mauryn menahan pekikan dengan bibir tertutup, melompat dan menarik tubuh Faili memeluknya erat membuat ketua kelas X 4 itu terlonjak kaget.
"I love you Failiiiii!!!" pekik Mauryn dengan nada tertahan bahagia.
"Iya iya I love me too," balas Faili memutar bola mata, walau ikut tersenyum melihat temannya segembira ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flutter ✔ ✔
Teen Fiction#NEWVERSION - "Aku sukanya dari dulu. Kamu sukanya nanti dulu." Awalnya kenalan karena bisnis, lama-lama kok ada hati yang berdebar gitu ya [ Cerita sudah pernah dipublikasian dari tanggal 17 September 2016 sampai 25 Desember 2016 dalam bentuk Fan...