"Yong!" panggil Jay sambil berlari meraih ranselnya dengan cepat menyusul Theo yang sudah keluar kelas lebih dulu.
Theo jadi menoleh dan mengernyit.
"Mau ke sepuluh empat kan? Ikut!" kata Jay mengambil tempat di samping Theo.
"Mau ngapain lo?" tanya Theo mulai melangkah di koridor saat pulang sekolah itu.
"Jemput temennya Faili. Si Mauryn."
Theo tersentak, "tumben," katanya membuat Jay mengernyit, "emang dia nggak sama si Candra?"
"Ah, oh ya," Jay tersentak, "gue belum ngomong Candra."
Theo mengangkat sebelah alis, lalu terkekeh membuat Jay agak mendelik. "Tumben lo mikirin cewek, biasanya ngurusin dagangan lo."
"Dih," Jay mengumpat kasar sekilas, "...gue datangin Mauryn karena mau ngendorse."
Kini gantian Theo yang mengumpat.
"Jangan terlalu mepet," pesan Theo membuat Jay mendongak dan mengerutkan alis. "Biar gimanapun dia lebih muda dari lo. Bisa aja dia ngartiin sikap lo ini salah. Yang lebih muda tuh emang lebih baperan."
Jay terkekeh ringan, "pengalaman banget ya lo," katanya mengejek, "santai aja lah. Kita mah cuma rekan bisnis. Jadi harus professional."
Theo mencibir, tak lagi menanggapi. Apalagi sudah mendengar suara cempreng kekasihnya yang tertawa-tawa riang.
Theo jadi melihat ke arah X-4 yang sudah dekat. Terlihat Shaeron di depan pintu kelas sedang mengacungkan kamera ke depan Mauryn, Cakra, dan Jinny yang berdiri berderet. Mereka sedang membicarakan sesuatu dengan heboh. Yera yang di samping Shaeron menunjuk-nunjuk Mauryn dan Cakra, sementara Faili tertawa nyaring dengan ngakak.
Jay mengernyit samar, lalu makin mendekat mendengar pembicaraan mereka.
"Bukan Ka, ini mah kayak Ahmad Dhani!" celetuk Yera, "senangnya dalam hati kalau beristri dua!"
"Yang Maia yang mana nih?" kata Faili.
"Gue! Anak gue Al Gazali!" kata Jinny mengacungkan telapak tangan.
"Eh gue mau jadi Al aja!" kata Cakra tak terima.
"Serah anjerrr ini mo ngapain sih???" amuk Mauryn sudah frustasi dengan kelakuan teman-temannya.
"Woe bentar dulu ini belum selese!" kata Yera heboh, "ayo dong Satria kamu pilih Renata apa Hana."
Faili kembali tertawa nyaring. Entah juga gimana bisa mereka nyasar ke Tiviseries Kesempurnaan Cinta di Net Tv.
"Renata dong, Mas," goda Jinny melingkarkan tangan ke bahu Cakra.
"Najis ALLAHU CABENYA," jerit Shaeron tak kuasa.
"Eh-" Ucapan Cakra terpotong ketika pipinya diraih tangan Mauryn dan menolekan kepala padanya.
"Pilih aku."
Koaran langsung heboh begitu saja. Mauryn yang biasanya anteng memang terkena virus Jinny seakan tak mau kalah.
Cakra jadi memerah begitu saja kali ini. "Ah anjing, udahan ah," katanya melepaskan diri dari dua gadis itu. "Jin, jadi pulang bareng nggak? Ribet banget."
"Ih kan mau ijin istri lo dulu," kata Jinny menggoda.
"Aduhay anak mamah salting," goda Faili heboh membuat Cakra melirik dan mengumpat tanpa suara ke arahnya. Shaeron sudah tertawa lagi sambil merekam hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flutter ✔ ✔
Teen Fiction#NEWVERSION - "Aku sukanya dari dulu. Kamu sukanya nanti dulu." Awalnya kenalan karena bisnis, lama-lama kok ada hati yang berdebar gitu ya [ Cerita sudah pernah dipublikasian dari tanggal 17 September 2016 sampai 25 Desember 2016 dalam bentuk Fan...