Chapter 08: Empat Detik

33.8K 6.1K 695
                                    



Mauryn memasuki kelas X-4 sambil mengernyit, melangkah menuju meja Yera.

Ada yang membuatnya bingung.

Pagi ini Yera nunduk khusyuk, baca buku.

Baca buku.

Ni anak kesambet apa?

Pas ulangan aja Yera nggak pernah keliatan baca buku gini.

Mauryn melewati mejanya sendiri, hanya menaruh tas dan menarik kursi Faili yang masih kosong duduk di depan Yera. "Yer," panggilnya membuat si empu nama berdehem menjawab. "Baca apa? Serius amat."

Yera belum mendongak, "buku."

"Kirain baca prasasti," sahut Mauryn sewot, "apaan sih? Liat dong. Novel rated ya?"

"Anju," Yera langsung mendongak dan mengumpat. "Emang gue Jinny yang bacaan wattpadnya novel terjemahan dewasa," katanya langsung sewot.

"Terus apaan?" Mauryn mencondongkan diri lebih dekat.

"Ini, buku tips cewek gitu," kata Yera menunjukkan sampul ungu-pink buku. "Ada yang seru."

"Apa?" tanya Mauryn penasaran.

Yera merunduk, kembali membaca. "Tanda-tanda jika doi menyukai kamu."

"He????"

Yera menatap Mauryn, lalu menyeringai. "Lucu tahu. Gemes. Bikin senyum sendiri."

"Hn. Bikin geer juga ya?" ejek Mauryn membuat garis wajah Yera langsung sangar. Mauryn jadi menertawainya.


**


"Salah satunya adalah, kamu jadi sering bertemu dia. Karena tanpa sadar ia selalu mengikutimu," baca Yera pada buku yang terbuka di depannya, duduk di salah satu meja kafetaria bersama Mauryn, Faili, Jinny, dan Shaeron yang mendengarkan fokus mengabaikan makan siang mereka.

"Kamu akan mulai sadar, karena saat berada di dekatmu dia mencoba bertatapan denganmu. Dari situlah kamu tahu kalau dia sering ada dimana-mana, padahal sebenarnya dia sengaja mengikutimu."

"Kak Teyong!" seru Faili tiba-tiba, membuat semua tersentak dan menoleh padanya kompak. Gadis itu meringis kecil, "awal gue kenal tu cowok kan, dia tiba-tiba ada dimana-mana. Ih, berarti dia yang naksir gue duluan dong?" tanyanya dengan senyum kesenangan.

Yera, Jinny, Shaeron, dan Mauryn saling pandang. Kemudian sama-sama mencibir tak peduli.

"Lanjut Yer," kata Jinny membuat Faili jadi mencuatkan bibir.

Mauryn jadi tak terlalu memerhatikan dan mulai memakan batagornya.

"A-" Yera yang baru membuka mulut, jadi terdiam karena tak sengaja menolehkan kepala. Gadis itu mengatupkan mulut, lalu tersenyum manis. "Eh, Kak Hanbin," sapanya membuat empat gadis lainnya kompak menolehkan kepala, memandang ke arah yang Yera lihat.

Hanbin menoleh. Disampingnya ada Jay, Yoyo, dengan Jevon dan Theo mengekor.

"Eh adek adek," sapa Hanbin menyeringai lebar, "wih, formasi lengkap nih? Arisan ya? Eh jangan lupa loh brownies abang dipromosiin! Ini nggak pada mau makan brownies nih? Mending beli brownies satu kotak sama abang terus dimakan ba ---HMPPTTT" ucapan Hanbin langsung terhenti ketika Yoyo dari belakang membekap cowok itu.

"Sorry sorry," ucap Yoyo meringis, lalu menarik Hanbin pergi membuat Yera dan teman-temannya terkikik menertawai itu.

Walau tawa Mauryn terhenti ketika matanya bertatapan dengan Jay. Gadis itu tersentak pemuda itu memandanginya.

Flutter ✔ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang