K.E.R

365 21 2
                                    

Dulu, aku benci jika ayah sudah menyendiri di ruang kerjanya yang tampak seperti gua. Gelap dan pengap. Memandang berlembar-lembar dokumen seperti absen, penuh dengan nama-nama orang asing. Setiap ayah pulang dari suatu tempat yang takku tahu, nama itu
dicoretnya dengan spidol berwarna merah, satu persatu.

“Ayah, kenapa namaku Ker?” tanyaku yang berusia 4 tahun dengan suara cadel, ”kenapa bukan Danil atau Joni? Namaku terdengar aneh.”

“Hanya nama itu yang cocok buatmu,” kata ayah singkat. Dari cara meliriknya yang sambil lalu, pasti ayah tidak tertarik menjawab. Untuk memanggil, orang tidak punya pilihan lain selain nama itu, tidak seperti kebanyakan orang yang punya nama panjang, namaku justru tampak belum selesai. Mungkin ayah memberikannya sambil buru-buru.

Sebenarnya tak masalah, aku hanya ingin punya nama yang tampak “normal” bukan tampak tanggung.

***

Setahun berlalu, aku menjadi pembelot keyakinan sepihak yang menganggap nama sendiri aneh, berbalik menjadi amat menyukainya. Aku menemukan buku berjudul “Dewa Kematian” setebal 3000 halaman di perpustakaan pribadi ayah.

Saat salah satu daftar isinya
mencetak gabungan huruf K-E dan R yang membuat tertarik untuk membacanya. Ternyata Ker bukan nama asal yang disematkan padaku, Ker adalah dewi kematian dalam mitologi Yunani, yang membawa kematian yang kejam, termasuk kematian dalam pertempuran, kecelakaan, pembunuhan atau penyakit. Di buku itu juga dikatakan bahwa Ker adalah makhluk yang haus
darah dan secara kejam merobek jiwa dari tubuh yang sekarat lalu mengirimnya ke dunia bawah.

Ribuan Ker berterbangan di atas area pertempuran, dan jika ada manusia yang mati, maka para Ker akan saling berebut seperti burung pemakan bangkai. Tak ada satupun hal positif yang digunakan untuk mendefinisikan Ker di buku itu, bahkan tidak fisiknya. Wajahnya benar-benar buruk rupa, hidungnya seperti paruh burung yang panjang, bengkok dan seluruh kaki dan tangannya dipenuhi sisik yang nampak menjijikkan. Tidak pernah diri ini paham mengapa ayah memberi nama dewa mengerikan itu. Tidak, sampai tragedi itu tejadi.

HITMAN (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang