Oxygen like my enemy

348 55 9
                                    

Yixing bukan sosok orang yang tidak peduli ketika dirinya dengan jelas tau ciri-ciri sakit yang di derita dari keluarga bukan keluarganya.

Meneliti dalam diam sebelum akhirnya bertindak dalam batasan yang dipegang teguh.

Maka dari itu dia hanya melirik barang sedetik hanya untuk memastikan. Tapi sayang Zitao penuh dengan kepalsuan, tersenyum saat ia meliriknya sebagai tanda tak-usah-peduli.

Yixing hanya baru sadar satu hal saat malam hari membuntuti Zitao setelah selesai kuliah. Tersenyum begitu polos dan tulus pada teman -teman seangkatanya kemudian membalikkan badan, jika Yixing percaya pada ilusi, maka ia melihat ilusi begitu nyata.

Seringai itu nyata, dengan sudut bibir kucingnya yang hanya naik ke atas. Berbeda sekali dengan senyuman tadi yang menyejukan.

Dia disana berdiri digank kumuh, bertransaksi . Jenis haram yang selalu jadi musuh bebuyutan para pemuda sehat.

Barang haram itu

Yixing berpikir mungkin Zitao disuruh atau membelikannya untuk orang lain karna di bully. Jawabannya adalah untuk dirinya sendiri, Zitao tidak memberikan ya pada orang lain.

Dan sejak hari itu dia akan terus mengawasi Zitao.

Jengkel Suho duduk di kursi dan dirinya berdiri dengan santai. Di koridor sepanjang universitas bisik-bisik itu selalu datang.
Oh jangan lupa Kim Jongin si pemuda dari jurusan art dan music meminta penjelasan pada si panda. Dengan senyum penuh dusta Zitao mengatakan semuanya baik-baik saja, just any trouble.

"Kau takkan duduk diam menguliahi ku kan?"
Suho menarik nafas dalam hingga suara nya terlalu berat untuk dikeluarkan.

"Yixing hanya ingin kau mengerti, sesuatu seperti itu jangan kau pendam sendiri,"

/Tahu apa kau tentang aku/

Suho kini melihat raut senyuman tipis dibibir peach indah yang tersanding didepannya. Langkah awal penghindaran dimulai.

"Lalu? Apa masalahnya,"
Pengelakan menutup tentang konflik, bohong jika Zitao tidak benar-benar takut.

"Zitao, itu salah apapun hal itu adalah salah,"Suho hanya perlu berbicara mewakilkan Yixing yang kini harus melawan kadar emosi.

"Ya aku tahu, dan itu bukan urusan kalian , jangan ikut campur tentang aku, katakan pada Yixing ge yang sejak tadi bersembunyi dan juga katakan saja pada ayah, sekalipun itu dia takkan peduli,"

Zitao melengos pergi. Pernyataan nya tepat untuk mengusir satu penghalang yang kini terus mengintai.

Busuk telur memang menyengat, walaupun sebegitu menggoda ketika ia matang di goreng dengan sedikit bumbu tambahan.
Tapi tetap jika itu telur busuk kau harus membuangnya. Ayahnya sekalipun tahu pasti itu yang akan dilakukan.

Membuangnya.

Zitao tak peduli lagi toh dari awal dirinya sudah dibuang.
Di buang lagi dan lagi.
Sesuatu yang tak berguna.

Ini masih siang hari ketika ia melihat tetangga nya berjalan muram ke arah pintu. Rencananya ia akan membeli makan, tapi tak terduga melihat satu orang aneh dengan tampang muram.

"Woah tumben kau ada jam segini,"

"Bukannya kau yang tumben keluar siang-siang hei vampire ,"
Sebutan untuk sang DJ yang selalu keluar malam, dan tidur di siang hari. Sehun tertawa sedikit sebelum akhirnya menawarkan makan siang bersama tapi ditolak.
"Aku mau, kau punya persediaan minum di flatmu tapi, pesan makan delivery saja sih,"

Sky And SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang