Kwik Tay-Lok dan Ong Tiong
Seorang yang berjalan lebar dan seorang yang bergerak tapi tak bergerak...
Seperti namanya, Kwik Tay-lok adalah seorang yang berjalan lebar. Tay-lok atau jalan lebar berarti orangnya supel, berjiwa besar, acuh tak acuh bahkan sedikit rada tolol, apapun persoalan yang sedang dihadapi, ia tak pernah ambil perduli.
Sebaliknya Ong Tiong (bergerak) justru seorang yang tak suka Tiong (bergerak). Orang yang berjiwa sosial biasanya miskin. Kwik Tay-lok orangnya miskin, kelewat miskin sampai miskinnya luar biasa.
Sesungguhnya tak seharusnya ia begitu miskin. Sebenarnya ia boleh dibilang seorang yang kaya raya. Seorang yang kaya raya bila tiba-tiba menjadi miskin, maka hanya ada dua alasan, pertama karena dia bodoh, kedua karena dia malas.
Kwik Tay-lok tidak bodoh, pekerjaan yang bisa dilakukan olehnya jauh lebih banyak daripada orang lain, lagi pula jauh lebih baik dari kebanyakan orang. Misalnya...... Menunggang kuda, ia bisa menunggang kuda yang tercepat, dapat pula menunggang kuda yang terbinal.
Bermain pedang, dengan sebuah tusukan ia bisa menembusi baju perang dari besi yang dikenakan seorang panglima perang, dapat pula menembusi daun liu yang sedang melambai terhembus angin.
Bila kau sahabatnya dan kebetulan ia sedang gembira, mungkin dengan tangan telanjang ia akan mencebur ke sungai untuk menangkap dua ekor ikan leihi, lalu dari air melompat ke udara untuk menangkap dua ekor belibis guna membuatkan sebuah hidangan ang-sio-hi dan itik panggang bagimu.
Bila kau mencicipi masakannya, tanggung selama hidup tak akan kau lupakan. Kepandaiannya memasak tidak kalah dari kepandaian koki yang paling tersohor pun di ibu kota .
Iapun bisa memetik harpa sambil membawakan lagu Tay-kang-tang-kin, diapun bisa bermain Yang-kim sambil membawakan lagu ''Ditepi Yangliu, di tengah malam yang sepi', membuat kau beranggapan bahwa sepanjang hidupnya ia bekerja sebagai penjual suara. Bahkan ada orang beranggapan, kecuali tak bisa melahirkan anak, pekerjaan apapun bisa ia lakukan.
Diapun tidak malas. Bukan tidak malas, bahkan setiap saat selalu berharap bisa melakukan pekerjaan apapun, pekerjaan yang pernah dikerjakan tak sedikit jumlahnya. Lalu, kenapa manusia semacam ini bisa miskin?Ketika bekerja untuk pertama kalinya, ia menjadi seorang piausu. Waktu itu dia baru terjun ke dunia persilatan, baru selesai menjalankan masa berkabung karena kematian orang tuanya, rumah dan sawahnya ada yang dijual ada pula yang diberikan kepada orang lain, ia ingin mengandalkan kepandaian sendiri untuk berkelana dalam dunia persilatan.
Tentu saja ia bukan seorang pedagang yang ulung, dia sama sekali tak berharap bisa menjadi seorang pedagang ulung, maka sawah se hektar yang seharusnya laku dijual tiga ratus tahil, hanya dijual seharga seratus tujuh tahil, ditambah pula uang yang dibagi-bagikan kepada sanak keluarganya yang miskin, sisa yang ada dalam sakunya tinggal tak seberapa. Tapi itu masih cukup untuk membeli seekor kuda jempolan, sebilah pedang mestika, membuat beberapa stel baju yang indah, tinggal di losmen kelas satu dan makan di rumah makan nomor wahid.
Waktu itu musim semi telah tiba. Orang bilang musim semi musim yang terindah, saat itu merupakan saat yang paling baik buat perusahaan ekspedisi untuk mengeruk untung. Saat perusahaan ekspedisi paling baik, berarti saat panen pula bagi para pembegal dan perampok. Congpiautau dari perusahaan Tionggoan-piaukiok, Lo Ceng-gi meski belum tua umurnya, pengalamannya cukup matang, diapun tahu akan teori tersebut. Maka sepanjang jalan ia selalu berhati-hati, apalagi barang kawalannya kali ini tak sedikit jumlahnya. Untuk mengawal barang belum cukup hanya berhati-hati saja, orang harus berilmu tinggi dan bernasib mujur.
Ilmu silat Lo Ceng-gi tidak jelek, sayang nasibnya kurang mujur, apa mau dikata ia telah berjumpa dengan Ouyang heng-te, seorang manusia golongan hitam dari dua tepi sungai besar yang paling memusingkan kepala. Ouyang hengte atau Ouyang bersaudara bukan terdiri dari dua orang, bukan pula tiga atau empat orang ...... Ouyang hengte cuma seorang diri. Orang ini memang bernama Ouyang Hengte! Meski cuma seorang, tapi justru lebih sulit dilayani daripada melayani empat puluh orang. Tangan kirinya memainkan golok pendek, tangan kanannya memainkan golok panjang, selain itu pada saat yang bersamaan dapat pula melancarkan tujuh-delapan macam senjata rahasia, jarang ada orang yang bisa melihat darimana senjata rahasia itu dilepaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Riang (Huan Le Ying Xiong) - Gu Long
General FictionSalah satu karya terbaik Master Gu long. Sinopsis: Kwik Taylok, seorang bercita-cita menjadi pendekar besar. Karena baru berkelana dalam dunia persilatan, pengetahuannya akan seluk-beluk dunia persilatan sangat srdikit. Ia agak lugu dan kadang sedi...