Kitab Keempat

1.9K 31 0
                                    

Rahasia Lim Tay Peng

YAN JIT segera mengayunkan tangannya ke depan, tali yang sebetulnya digunakan untuk membelenggu kakinya itu mendadak meluncur ke depan bagaikan seekor ular berbisa, kemudian sekali menggulung, ke tujuh delapan macam hidangan yang terlempar ke udara itu sudah digulungnya.....

Sementara itu Kwik Tay lok juga sudah menyusup keluar dari dasar kolong meja.

Yan Jit segera lepaskan tangannya, ada tiga empat macam hidangan segera meluncur ke bawah, dengan cepat Kwik Tay-lok menyambut dua tiga buah diantaranya, sementara mulut pun dibuka lebar lebar untuk menyambut jatuhnya, sebiji siomay.

Walaupun beberapa macam gerakan ini tidak dilakukan dengan suatu kepandaian silat yang luar biasa, namun kerja sama mereka benar benar dilakukan amat jitu dan bagus, pada hakekatnya membuat orang merasa kagum saja.

Wi hujin ternyata juga turut menghela napas, katanya:

"Setelah menyaksikan kepandaian kalian berdua, sekalipun harus kuberi sedikit makanan kepada kalian, itupun tidak rugi."

Dalam dua tiga kali gigitan saja ia sudah menghabiskan sebiji siomay, lalu katanya sambil tertawa:

"Aku lihat agaknya kau masih punya sedikit liang sim . .. . ."

Ketika ia mulai makan siomay yang ke dua, Yan Jit juga telah menghabiskan sebiji bakpao.

Bisa makan sebiji bakpao dalam keadaan seperti ini sesungguhnya bukan terhitung suatu pekerjaan yang gampang, maka rasanya tentu saja luar biasa sedapnya. Sambil tertawa Yan Jit lantas berkata:

"Bakpao ini benar benar sedap sekali, entah isinya terbuat dari apa ?"

Wi hujin segera tersenyum, sahutnya:

"Biasanya ada dua macam isi yang dipakai untuk isi bakpao dan siomay ....!"

"Macam apa saja itu?"

"Yang semacam adalah terbuat dari daging babi yang diberi udang!"

"Sedang yang lain memakai daging apa?!"

"Daging tikus, bangkai tikus!"

Daging tikus memang bisa dimakan, tapi daging bangkai tikus tak bisa dimakan, siapa memakannya, tentu akan mampus.

Bakpao yang dimakan Kwik Tay lok seakan-akan terhenti di tenggorokan dan tak mampu ditelan lagi..

Sebetulnya dia ingin bertanya, bakpao yang dimakannya itu terbuat dari daging apa, tapi sekarang ia tak perlu bertanya lagi.

Mendadak ia merasakan ke empat anggota badannya menjadi lemas dan kepalanya mulai terasa pusing.Ketika berpaling ke arah Yan Jit, dilihat nya paras muka rekannya juga telah berubah menjadi kelabu, bahkan makin lama semakin menghitam pekat.

Wi hujin masih saja tersenyum.

Baru saja Kwik Tay lok ingin menerjang ke depan, mendadak ia merasa perempuan itu seakan akan berada ditempat yang jauh sekali, selembar wajahnya itu makin lama semakin bertambah buram, makin lama semakin tak kelihatan.

Dia hanya merasakan Yan Jit menerjang ke hadapannya dan memeluknya erat erat. lalu terdengar ia berbisik:

"Sebelum mati, aku mempunyai sebuah rahasia yang ingin kuberi tahukan kepadamu"

"Raaa ....rahasia apa?"

Belum sempat dia mengutarakan rahasianya, tahu tahu iapun turut roboh ke tanah.

Dalam keadaan begini, sekalipun dia telah mengucapkan rahasianya, Kwik Tay lok juga tak akan bisa mendengar lagi.

Manusia mati karena harta, burung mati karena makanan.

Pendekar Riang (Huan Le Ying Xiong) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang