II

479 9 1
                                    

Setelah sampai disekolah gue langsung capcus ninggalin abang gue di parkiran.
Bodo amat, gara-gara nungguin dia mandi gue jadi telat.

Gue berlari melewati koridor sekolah

"Dikit lagi,ayoo ra. Lo pasti bisa"ucap gue menyemangati diri sendiri
Tinggal 20 langkah lagi gue sampai ke kelas. Semoga aja bu Rina alias Nenek lampir belum masuk ke kelas

"Aduhh"belum sempat gue mencapai kelas gue. Gue terjatuh karna menabrak sesuatu

"Siapa sih yang letak tiang di tengah jalan"ucap gue kesal sambil menggosok pantat gue yang sakit akibat berciuman dengan lantai

Kemudian gue bangkit dan mendongakkan kepala gue. Gue melihat seseorang di depan gue yang lagi menatap gue datar.

"Lo yang nabrak gue?" Tanya gue sinis

Dia mengangkat sebelah alisnya
"Gue yang nabrak? Bukannya lo tadi yang lari-lari kayak habis dikejar setan trus nabrak gue?"ucapnya dingin.

"Siapa suruh lo berdiri di tengah jalan"kesel gue

"Lah,ini jalan bapak lo apa?!"

"Lo..." belum sempat gue ngomong. Suara seseorang membuat gue tercenggang

"vano,Clara. Ngapain kalian berdua disini"mampus. Itu suara nenek lampir

"Clara,kenapa kamu pakai tas? Kamu terlambat?" Tanyanya dengan nada suara yang membuat gue bergidik ngeri

"Anu bu... tadi jalan nya macet bu"ucap gue sambil cengar-cengir

"Ibu gak mau tau, kamu lari lapangan 20 keliling habis itu sapu dari lantai 2 sampai lantai 1" tuh kan. Gue bilang apa. Dia itu guru tersadis sejagat Raya

"Tapi bu"

"Tidak ada tapi-tapian. Cepat kerjakan atau kamu gak boleh ikut pelajaran ibu selama 1 Bulan" Ya tuhan, bukalah pintu hidayahmu untuk nenek lampir ini

"Iya bu" pasrah gue

"Vano, kamu kembali ke kelas" ucapnya dengan suara lembut. Sumpah demi Dewi Yunani! Gue jijik mendengar suara bu rina. Ngomong sama gue anjay suara dia naik 3 oktaf. Sedangkan dengan kunyuk sialan itu suara dia kayak lagi ngomong sama semut.

Gue berjalan dengan lesu ke dalam kelas untuk meletakkan tas gue.

"Kenapa ra"tanya viona setelah gue sampai di kelas. Viona itu sahabat gue yang super duper nyebelin tapi di balik sifatnya yang nyebelin,dia sebenarnya baik kok.
Gue sama viona udah bersama-sama sejak pertama kali gue menginjak sekolah ini. Kita selalu curhat bareng,ketawa bareng,nangis bareng,gila-gilaan bareng. Pokoknya bareng-bareng terus deh.

"Gue dihukum nenek lampir"ucap gue lesu

"Hahaha, rasain lo ra. Udah gue bilang kan karma selalu berlaku, kemarin pas gue terlambat lo ketawain gue sampai muka lo merah kayak kepiting rebus"cerocosnya kayak kereta api. Tuh kan gue bilang apa tadi. Nyebelinnya itu setara dengan abang gue
"Kampret lo na,pas itu kan gue keceplosan"ucap gue 

"Udah deh pergi sono, kalau sampai dia tahu lo masih disini. Bisa-bisa hukuman lo ditambah" usirnya sambil mendorong gue keluar dari kelas.

"Silahkan menikmati hukumannya, Clara. Hahahha"ucapnya lagi langsung menyemburkan tawanya

"VIONA, rese lo ah" kesel gue memasang muka cemberut

"Dasar viona marmut berjenggot" maki gue dalam hati

Gue yang asik dengan lamuan gue tiba-tiba di kejutkan oleh suara makhluk gaib

"Kenapa lo demen banget nabrak gue" ucapnya datar. Gue yang terkejut kemudian mengangkat kepala gue. Ah dia lagi

"Lo lagi" ucap gue malas

Dia cuman mengangkat alisnya.

Ya tuhan, kenapa hari ini kesialan gue berjibun. Mulai dari Gue telat gara-gara nungguin abang gue mandi trus di hukum nenek lampir. Dan Sekarang gue harus ketemu sama beruang kutub yang gatau darimana asalnya.

"Minggir" ucap gue kemudian menabrak tubuh dia membuat dia meringis

"Cewek sialan, awas lo ya" teriaknya dari kejauhan

Gue berbalik dan menjulurkan lidah kemudian kembali melangkahkan kaki gue ke lapangan.

-     -      -       -     -      -      -

"Hahaha rasain lo. Emang enak dihukum sama bu rina" ucapnya. Ternyata dari tadi si beruang kutub ngikutin gue toh

"Diem lo "ucap gue kesel

Gue mulai lari. Baru saja gue lari pada putaran ke dua gue udah ngos ngosan kayak Benteng ngamuk.

Setelah menghabiskan waktu setengah jam akhirnya acara lari-larian selesai.

"Aww"ringis gue memegang perut gue. Gue lupa kalo gue belum sarapan. Dari kecil Gue punya penyakit maag yang terus-terusan melekat pada diri gue.

Gue menoleh ke sekeliling dan gue menemukan beruang kutub yang lagi natap gue. Ternyata dari tadi dia belum pergi

Gue akhirnya melangkahkan kaki gue menuju tempat dia berdiri.
Belum sampai tujuan gue merasakan pusing hebat di kepala gue. Tiba-tiba saja semuanya gelap

Gue mengerjapkan mata gue. Kepala gue terasa sangat pusing

"Dimana gue"ucap gue memegang kepala

"Lo di Uks"gue menoleh ke Sumber suara. Ternyata si beruang kutub yang bicara sama gue

"Siapa yang bawa gue kesini?" Tanya gue

"Yah gue lah, bego. Susahin gue mulu lo, mana badan lo berat kayak karung beras"ujarnya sakartis

Belum sempat gue membuka suara, Terdengar suara pintu terbuka. Seorang laki-laki masuk sambil membawa sebuah kantong plastik di tangannya

"Ini van"ucapnya sambil memberikan kantong plastik kepada beruang kutub

"Thanks, lo boleh pergi" ucapnya.

Laki-laki itu mengangguk dan melangkahkan kakinya keluar.

"Eh lo"ucap gue setelah laki-laki itu pergi 

"Gue punya nama" ucapnya. Mana gue tau nama lo kupret. Lo aja belum Kasih tau gue nama elo.

"Nama lo siapa? Vani? Vana? Vane? Atau vanish?"tanya gue yang dihadiahi pelototan darinya

"Lo pikir vanish pemutih baju apa?!" Keselnya

Gue cuman cengar-cengir gak jelas

"Gue Vano. V-A-N-O" ejanya

"Gue Clara"

"Yang nanya nama lo siapa?" ujarnya. Astaga, Siapa pun yang berbaik hati tolong lenyapkan beruang kutub ini sekarang juga.

"Gue cuman ngasih tau" gue memutar bola mata gue dengan malas

"Dan gue ga mau tau" ujarnya datar

Gue diam aja tanpa membalas ucapanya. Berdebat dengannya bikin gue laper . Ah iya gue laper
Aish,gimana dong permisa. Gue laper banget nih. Masa iya gue nyuruh si beruang kutub beliin makan. Adanya nanti gue di semprot habis-habisan lagi

THE FEELINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang