Chapter Six

2.9K 177 21
                                    

Kalau FF Friends sebelumnya aku menyuguhkan banyak lokasi wisata Korea Selatan, disini aku akan menyuguhkan banyak lokasi gay town Korea Selatan, ga cuma yg indah-indah kalian selalu lihat ya.. karena negara impian yg banyak idolnya ini juga memiliki sisi gelapnya sendiri. Dimana sajakah 'kota gay' Korea Selatan?

pic: salah satu Hotel di Busan (selengkapnya ada dalam cerita)

Mengenai ucapanku soal FF ini ending setelah Kyuhyun muncul, ya ga se-ekstrim itu jugaaa.. pasti ada cerita mereka juga. cuman emang udah diplanning chapternya sedikit ga ampe 30 seperti FF Friends.
Ok deh.. Selamat menikmati suguhan yg tidak biasa disini ya... :)

>>>>>>>>>>>>>>>>>

Chapter Six : Glamorous Darkness

Pertama kalinya aku naik pesawat saat Sean mengajakku pergi ke Busan kemarin, disini aku menginap di hotel mewah dan menikmati pelayanan kelas 1, ini hal yang tak pernah kualami sebelumnya, seperti di surga!

Hotelnya sangat tinggi, entah ada berapa lantai, mungkin 15? atau 20 lantai? Aku tidak perdulikan itu yang penting fasilitas hotel ini sangat memuaskan, hotel berbintang lima ini terletak di daerah Beomil, Dong-Gu, Busan-si. Namanya Lotte Hotel.

Kemarin Sean sudah mengajakku ke Gwanganri (pengucapan: Gwangalli karena huruf N ketemu R jadinya L). Jaraknya agak jauh dari Lotte Hotel tempat kami menginap tapi Sean tetap mengajakku kesana karena pantai itu sangat terkenal sebagai objek wisata di Busan. Tapi kami hanya jalan-jalan dan sorenya kami kembali ke Lotte Hotel.

Sean bilang kalau Lotte Hotel ini banyak disinggahi para gay sehingga Lotte Hotel terkenal sebagai gay hotel. Kenapa banyak laki-laki gay singgah dihotel ini? Karena lokasi hotel ini dekat dengan lokasi Gay Town Busan, aku tidak menyangka kalau Busan juga memiliki gay town, tidak cuma Itaewon. Malam ini Sean akan mengajakku ke salah satu gay bar di gay town Busan.

Jam 8 malam kami sudah keluar dari hotel, tak butuh waktu lama bahkan kami hanya berjalan kaki kami sudah sampai di kawasan gay town Busan yang dikenal dengan sebutan 'gaybourhood' oleh para turis asing. Ada-ada saja. Di Itaewon disebut Homo Hill, disini disebut Gaybourhood.

Lokasinya cukup ramai, walaupun tidak seramai dan sepenuh Homo Hill, ada banyak gay bar berderet dikawasan gaybourhood ini, ada gay bar bernama Banana dengan gambar pisang dineonnya haha... apa mereka tidak mau jika ada perempuan yang salah masuk kesana sehingga diperjelas dengan gambar pisang itu? Dan ternyata Sean mengajakku masuk ke Banana gay bar.

"this place famous with their cute staffs"

"are you sure they are cute? let's bet who will attract more of the visitors, me or their cute staff" aku berucap penuh percaya diri karena aku yakin aku lebih cute dari mereka.

"did you plan to attract some of the men here? no, you can't, you're my date" Sean hanya menyebutku sebagai teman kencan bukan boyfriend, walaupun secara kasat mata tidak ada bedanya antara teman kencan dan pacar tapi sebenarnya artinya sangat berbeda. Tapi aku tidak perduli, aku tidak punya perasaan apa-apa pada Sean. Aku tidak gay. Iya memang aku menikmati sentuhan dan sex yang kulakukan sebelumnya tapi jika aku melihat laki-laki aku tidak serta merta naksir atau berhasrat pada mereka, entah aku ini apa. Mungkin keakrabanku dengan dunia gay sex ini dipengaruhi kejadian masa laluku.

Saat aku sibuk berpikir ternyata Sean sudah memesan minuman dan seorang pelayan laki-laki cute datang melayani. Dia sangat cute! Sialan. Kenapa Korea punya banyak Kkotminam (laki-laki cantik). Aku lihat nama diname tag-nya Lee Taemin. Dia berbibir merah alami dengan kulit putih pucat dan rambut pirang. Sean menoleh padaku seolah menantangku.

DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang