Empat

578 49 3
                                    

Sudah hampir frustasi Gara mencari keberadaan Ira, sampai ke sudut kota Jakarta terpencilpun ia datangi. Namun sayang ia tetap tak bisa menemukan keberadaan wanita yang dicintainya.

Dengan perasaan kalut ia akhirnya pasrah dan berhenti sejenak untuk mencarinya karena besok ia akan mengunjungi kantor cabang perusahannya yang berada di Semarang. Ia harus mempersiapkan segalanya dan mengistirahatkan tubuhnya yang kini terasa pegal dan pusing yang sering ia rasakan. Bagaimana tidak pusing jika ia saja lupa sudah makan atau belum dan tidur hanya jika ia benar benar mengantuk. Tubuhnya kini sedikit lebih kurus bahkan kini ia memiliki jambang di sekitar dagunya.

Ia membaringkan tubuhnya di atas kasur king sizenya. Lalu mulai memejamkan mata, berharap ia dapat bertemu Ira, walau hanya dalam mimpi. Itu bisa meredakan rasa rindunya yang teramat sangat besar pada Ira. Semoga saja.

Semarang, Bandara Ahmad Yani.

"halo, Jo."

"....."

" Iya aku udah sampe ni. Kamu dimana?"

"......"

"oke aku kesana sekarang." Gara menutup sambungan teleponnya.

***

Gara melangkah menuju mobil Herrier yang terparkir di depan bandara Ahmad Yani, ia bergegas masuk di pintu samping kemudi.

"hei,bro.." sapa Gara.

"hei sob, akhirnya kamu sampe juga di Semarang." Balas Jo sambil merangkul Gara.

"iya nih, baru kali ini aku ke Semarang."

"wah, gila kamu. Bolak balik ke luar negeri aja sering, masa ke Semarang baru kali ini?"

"kan aku di sana emang ada kerjaan Jo, keluargaku juga ada disana. Jadi mau nggak mau aku ya bolak balik kesana kemari. Kalau di Semarang kan aku nggak punya kerabat atau saudara. Jadi ya maklumi aja. Lumayan capek sebenernya, bolak balik indo-jerman. Sekarang ngurus yang disini dulu aja."

"iyalah capek. Kamu ngurus semuanya sendiri. Apalagi nggak ada yang mau di repotin sih. Hahha"

"maksud kamu?"

"cewek bro, cewek! Dari dulu kan kamu nggak pernah punya cewek kan. Cari istri sana biar nggak repot sendirian. Hahahaha" goda Jo.

Aku hanya tertawa tanpa membalas godaan Jo.

"kayak si bos punya istri aja" celetuk suara di belakang kami.

Aku menoleh dan mendapati seorang perempuan yang begitu manis duduk di belakang bangku penumpang. Ia menggunakan setelan kerja dan sedang mengguman sesuatu yang tak jelas.

"aku dengar ucapanmu Nayla." Ucap Jo.

Perempuan yang di panggil Nayla itu terkejut dan berubah menjadi kikuk.

"iya, maaf pak" cicitnya.

Aku hanya terkekeh geli melihat tingkah lakunya. Lucu sekali gadis ini, mengingatkanku pada Ira.

"hai, kamu siapa?" tanyaku padanya.

"ah, maaf pak Gara. Saya Nayla sekertarisnya pak Jonathan." Ia memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan." Aku balas menjabat tangannya dan tersenyum ramah.

"ganteng" gumamnya ketika aku tersenyum padanya.

Tiba tiba jabatan tanganku dan Nyla di tepis oleh Jo.

"gak usah genit genit Nayla. Dia bos kamu, ingat itu." Jo mengernyit tak suka.

"siapa juga yang genit sama si bos,kayak situ nggak genit aja" gumam Nayla lagi yang masih bisa kudengar. Bagaimana tidak, ia tanpa sadar suka menggumamkan sesuatu yang ia pikirkan dengan suara keras.

Always Love You(squel MDML)Where stories live. Discover now