Tiga

559 52 6
                                    

"Masih berani kamu nampakin diri didepanku ?" ucapnya tajam.

"Maaf Rara, maafin aku. Semua itu memang salahku."

"Iya, itu jelas kesalahanmu. Seandainya dulu kamu nggak pergi, seandainya..."

***

BUGH!!

Bogem mentah mendarat di pipi bekas tamparan Rara sebelum aku sempat memeluk Rara karena tak sanggup melihatnya bersedih.

Aku terhuyung akibat pukulan yang ternyata di berikan oleh Ata.  Rivalku dulu.

" jangan pernah pegang pegang wanitaku, cuma aku yang boleh menyentuhnya." Ucap Ata  yang dengan kuatnya memberikan hadiah reunian  kepadaku tadi.

Aku tertawa miris mendengar ucapannya.

"Ya, kamu beruntung Ta. Masih bisa menyentuh Rara, Masih bisa bersamanya, bertemu dengannya,  tertawa bersamanya. Sedangkan aku... aku yang ingin mendengar suaranya saja sudah tidak bisa." Entah kenapa suaraku terdengar parau.

"Itu salahmu, kenapa dulu kamu pergi dan hanya meninggalkan sepucuk surat tanpa menemuinya. Bukankah Itu sama saja kamu telah membuangnya."

"Aku tidak pernah meninggalkannya, apalagi  membuangnya!!!!".Ucapku marah.

"Seandainya ayahku tidak sakit dan perusahaannya yang valid di saat bersamaan, aku tidak akan pergi meninggalkan Ira saat Itu. Aku tidak ada pilihan lain saat Itu. Aku mati matian belajar dan bekerja untuk membangun perusahaan ayahku kembali dan berharap secepatnya bisa kembali ke Indonesia. Tapi ketika aku kembali yang kudapat apa??? Kabar kematian wanita yang kucintai!!" Dadaku sesak dan air mataku tumpah.

"Kamu tidak akan mengerti bagaimana rasanya hidup seperti ini. Kau tidak akan mengerti bagaimana jadinya aku." Aku mengacak acak rambutku dengan frustasi.

Rara dan Ata saling pandang.

"Aku sangat ingin bertemu dengannya." Ucapku dengan mengusap wajahku yang aku rasa kini terlihat sudah sangat berantakan.

"Tapi, bukannya kamu sudah memiliki kekasih disana?" Sindir Ata.

Aku tertawa mendengar pertanyaan Ata,walau air mata Masih menetes di sudut mataku.

"Kekasihku cuma satu. Dan Itu Ira. Aku sudah tidak bisa mencintai wanita lain lagi."

"Jangan bohong Gara, mana mungkin kamu tidak memiliki kekasih, apalagi disana pasti banyak sekali wanita wanita yang baik dan lebih cantik dari Ira ?" Ucap Rara.

"Jika sumpah Itu diperbolehkan disaat seperti ini, makan aku akan bersumpah. Aku akui disana aku bertemu dengan wanita wanita yang menarik, tapi jika untuk menarik hatiku tidak pernah ada yang bisa, karena cintaku sudah mati, bersama dengan kematian Ira. Dan cintaku hanya hidup untuk satu wanita saja, Ira."

"Lalu Seandainya Ira Masih hidup kau mau apa?"

"Aku akan menebus semua kesalahanku padanya. Jika Itu memang bisa. Sayangnya..."

"Kalau begitu lakukanlah." Gumam Rara ambigu memotong ucapan Gara.

"Maksud kamu?"

"Lakukanlah ,buktikan apa yang baru saja kamu katakan."

"Aku Masih tidak mengerti apa yang kamu maksud Ra, bagaimana bisa ..." 

"Ira sedang di toilet" kali ini Ata yang memotong ucapan ku.

"Ira,Sedang di toilet?" Tanyaku.

Eh tunggu!!

"Siapa? Siapa yang baru saja kamu bicarakan?"

Always Love You(squel MDML)Where stories live. Discover now