...
"Bro, makas-"
Belum selesai laki-laki itu berucap, mulutnya dibekap tiba-tiba oleh gadis yang berhasil menyelamatkannya dari razia polisi.
Berkat pencahayaan remang-remang dari kandang kambing di dekatnya, Rilley bisa mengenal siapa pemilik wajah putih pucat itu.
Ariel Nathaniel, teman sekelas yang membuatnya harus berhati-hati dengannya.
Mbeeeeeeeek
"S-s-si-" mulut Ariel berusaha mengeluarkan suara.
Rilley menguatkan bekapannya setelah mendengar sirine mendekat dan ada suara orang menutup pintu sambil bersuara, "coba di sebelah sini!"
Kedua tangan Ariel menyentuh tangan Rilley yang sedang membekap. Ariel berusaha menahan tangan Rilley supaya tidak menekannya terlalu kuat karena ia kesakitan.
Selamat!
Suara sirine menjauh, tanda keadaan sudah aman. Rilley melepaskan tangannya yang masih dipegang Ariel.
"Sakit, cuy. Tapi, thanks ya!" Ariel menepuk pundak Rilley dan melihat sebuah badge strip tiga berwarna pink yang menempel di bagian lengan atas jaket jeans Rilley. Dan kemudian melepaskan genggamannya dari pergelangan tangan Rilley.
Rilley segera keluar dari persembunyian dan kembali menaiki motornya cepat-cepat sebelum Ariel mengenali dirinya. Sayangnya, ia tidak bisa langsung keluar dari celah sempit rumah tersebut karena terhalang motor milik Ariel.
Rilley sangat ketakutan barangkali Ariel mengenalinya. Karena bahaya baginya jika dia tahu.
Hari ini dia memang beruntung, ditolong cowok ganteng di stasiun, motornya tidak jadi hilang, lolos dari razia, tapi, itu impas jika dibandingkan dengan kesialan yang didapatkan hari ini. Bahkan lebih banyak sialnya.
Dimana ia beruntung, ia harus sial terlebih dahulu. Hidupnya memang sangat malang.
"Lo pulang kemana?"
Sial. Orang itu mengajaknya berbicara. Ditambah, ia tidak tahu jalan pulang. Mau pakai Google Map, dia tidak punya gadget. Terpaksa ia harus menjawab barangkali anak itu bisa memberi tahu arah jalan pulang.
"Jalan Gatsu." Rilley membesarkan suaranya agar terdengar seperti suara cowok.
"Gatsu itu puanjaaang, elah. Dimananya? Patokan, deh."
"Kedubes Korea."
"Oh situ. Kuy deh pulang bareng gue. Searah kita. Deket sekolah gue tuh." Ariel kembali ke motornya dan memakai helm.
Setelah Ariel menuntun motornya mundur dengan kakinya, Ley mengikuti.
"Kuy!" aba-aba dari Ariel sebelum mengegas motornya.
Rilley masih bersyukur karena Ariel tidak mengenalinya berkat suara yang dipalsukannya.
"Untung dulu gue pernah jadi dubber kartun jadi bayi gorila!" kata Rilley sambil bersyukur.
🕸🕸🕸
Rilley mengendarai motornya tidak sekencang tadi dan berjalan berdekatan dengan Ariel. Setelah Ariel menuntunnya ke Jalan Gerbang Pemuda, Rilley mulai ingat rute ke arah bengkel TORERO. Ia sudah berani menambah kecepatan motornya karena tak sabar untuk pulang ke rumah.
Ketakutan karena terancam ditangkap polisi sekarang sudah hilang. Namun digantikan dengan ketakutan akan marahan ibunya karena ketahuan pulang terlalu malam. Rilley menyalip Ariel dan tak peduli jika laki-laki itu tertinggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah : The Target
Teen Fiction[Ada cerita yang di private, Follow untuk membaca] --- Rencana Rilley tadinya hanya ingin lulus dari SMA dengan berbuat baik dan belajar giat seperti anak normal. Tetapi semua itu berubah ketika dia menjadi target empuk murid-murid lain untuk dijadi...