Pisau Ketujuh Belas

4.2K 44 0
                                    

Apa yang dipakainya, bagaimana dandanannya, siapa pula yang mengikut di belakangnya dan bagaimana bentuk orang-orang ini, sama sekali Cu Jit-jit tidak memerhatikannya, begitu pula Him Miau-ji.

Maklum, pandangan mereka hanya tertarik oleh perempuan cantik ini saja, pada tubuhnya seolah-olah terpancar cahaya yang menyilaukan dan mengaburkan pandangan orang.

Dewi kahyangan yang bercahaya gemilang ini ternyata ibu Ong Ling-hoa, Ong-hujin atau nyonya Ong.

Terlihat Sim Long sedikit membetulkan tempat duduknya, lalu memberi salam dan menyapa, "Ong-hujin ...."

"Sim-kongcu ...." Ong-hujin balas menegur dengan tersenyum.

Kedua orang saling menyapa serupa sahabat yang sudah lama berpisah dan sekarang baru bertemu lagi. Tapi juga serupa kenalan baru sehingga kedua pihak sama sungkan-sungkan. Keduanya lantas duduk berhadapan.

Akhirnya Jit-jit menarik napas lega, sebab dilihatnya jarak berduduk mereka cukup jauh.

Gadis tadi mengangkat poci dan menuangkan arak pula bagi Sim Long dengan sopan.

Dengan tersenyum manis Ong-hujin lantas berkata pula, "Cara Ling-hoa mengundang Sim-kongcu ke sini agak kasar, untuk itu kuminta Sim-kongcu suka memaafkannya."

"Ah, aku pun tahu kedatanganku ini pasti akan berjumpa pula dengan wajah bidadari, betapa pun Ong-kongcu pasti tidak berani menggangguku, masakah perlu kuberi maaf segala?"

Ong-hujin tertawa merdu, "Tapi cara kerja Ling-hoa sering ceroboh, masakah Sim-kongcu yakin Ling-hoa takkan membunuhmu."

"Kuyakin tenagaku masih cukup berguna, bilamana Hujin ingin bekerja besar, mana bisa membunuh orang yang masih berguna?" ujar Sim Long.

Maka kedua orang lantas tertawa, jika tertawa Ong-hujin sangat menggiurkan hati setiap lelaki, tertawa Sim Long juga dapat memabukkan setiap anak perempuan.

Melihat tertawa mereka ini, diam-diam si Kucing membatin, "Kedua orang ini sungguh setanding benar, siapa pun tidak bisa dikalahkan."

Sebaliknya diam-diam Jit-jit lagi geregetan, pikirnya, "Apa maksud rase tua ini? Mengapa dia tertawa sedemikian terhadap Sim Long, apakah dia juga penujui Sim Long?"

Akhirnya Sim Long berhenti tertawa dan menatap Ong-hujin dengan tajam. "Jika di antara kita sudah ada saling pengertian, sebenarnya ada keperluan apa tentu sekarang dapat Hujin katakan terus terang."

"Ya, memang ada suatu urusan ingin kumohon bantuan Kongcu," kata Ong-hujin.

"Apakah Hujin minta kuhadapi seorang?"

"Ah, rupanya Kongcu sudah dapat menyelami pikiranku," ujar Ong-hujin dengan tertawa. "Memang betul, ingin kuminta bantuan Kongcu untuk menghadapi satu orang, yaitu ...."

"Koay-lok-ong?" tukas Sim Long dengan tersenyum.

"Siapa lagi selain dia," ujar Ong-hujin. "Memangnya siapa lagi yang perlu Sim-kongcu turun tangan kecuali dia."

"Tapi ... tapi putra Anda pun seorang tokoh ajaib yang sukar dibandingi, apalagi masih ada Hujin yang mengatur segala sesuatu, apa yang dapat kulakukan pasti juga dapat dilaksanakan oleh putra Anda," jawab Sim Long.

"Tidak, biarpun Ling-hoa juga pintar, tapi tidak dapat membandingi sebuah jari Sim-kongcu. Apalagi urusan ini, sama sekali dia tidak sanggup, tidak mungkin bisa."

"Memangnya urusan apa?" tanya Sim Long.

"Kehebatan Koay-lok-ong tentu sudah diketahui oleh Kongcu."

"Ya, tahu sekadarnya."

"Kemampuan orang ini selain selicin rase, juga sekeji serigala dan setangkas singa, menghadap orang semacam ini tidak boleh dilawan dengan akal, juga tidak boleh ditandingi dengan kekerasan."

Pendekar Baja / A Fanciful Tale of the Fighting World  (Wu Lin Wai Shi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang