Pisau Kelima

2.6K 41 0
                                    

"Betul," sambut It-siau-hud, "syukurlah saudara Thi bernyali besar, kalau tidak masuk sarang harimau, mana bisa mendapat anak harimau?"

Bersama Thi Hoat-ho segera mereka memasuki pintu pertama di sebelah kanan, sempat It-siau-hud menoleh, "Mo Si, Seng Ing, kalian berani ikut?"

Mo Si dan Seng Ing saling pandang, terpaksa mereka mengeraskan kepala dan buru-buru ikut masuk ke sana.

Cu Jit-jit mengawasi Sim Long, tanyanya, "Bagaimana kita?"

Sim Long mengawasi Thi Hoat-ho berempat lenyap di balik pintu, cahaya api makin jauh, tiba-tiba mulutnya menyungging senyum aneh, katanya sambil mengawasi si anak merah, "Bagaimana pendapatmu?"

Dengan gemetar si anak merah menjawab, "Kita pulang saja, di sini pasti ada ...." sebelum mengucapkan "setan", mendadak Sim Long bergerak secepat kilat mencengkeram tangan dan menutuk Hiat-to lengan si anak merah.

Keruan Cu Jit-jit kaget, teriaknya, "Apa yang kau lakukan?"

"Kau kira dia ini adikmu?" Sim Long menyerahkan obor kepada Jit-jit, lalu membentak, "Coba lihat siapa dia."

Sekali raih dia copot kedok muka si anak merah, maka tertampaklah seraut wajah yang penuh keriput.

Ternyata waktu si anak merah berlari masuk ke dalam gua tadi, sebetulnya dia sudah berubah jadi Hoa Lui-sian.

Keruan tambah kaget Cu Jit-jit serunya, "Mana Pat-te? Kau ... kau apakan dia?"

Karena Hiat-to tertutuk dan tertawan, Hoa Lui-sian tampak gugup dan takut, sahutnya dengan menunduk, "Lo-pat kena kututuk dan kubungkus dengan kantong kulit serta kusembunyikan, dalam waktu dekat jelas tidak akan apa-apa."

Baru sekarang Jit-jit ingat waktu berlari masuk gua tadi, untuk sesaat lamanya baru si anak merah menyusul masuk, di luar gua dia menjerit sekali, tentu saat itulah dia ditutuk dan dibelenggu oleh Hoa Lui-sian, setiba di dalam gua meski dia merasakan suara adiknya agak berubah, tapi dia kira adiknya ketakutan hingga suaranya sumbang, maka ia pun tidak memerhatikan lebih lanjut.

Kini baru dia sadar bahwa Hoa Lui-sian telah menipu dirinya, ia menjadi gemas, serunya dengan mengentak kaki, "Kau ... kenapa kau sekeji ini terhadapnya?"

Makin rendah Hoa Lui-sian menundukkan kepala, Cu Jit-jit tambah beringas, "Ayo bicara, katakan ... aku ingin tahu, sebab apa kau sampai hati melakukan semua ini terhadapku."

Sim Long berkata, "Bukan kau saja yang dipermainkan, tadi sinar api berkelebat di luar pintu juga permainannya, ketika pandangan orang banyak tertuju ke sana, secepat kilat dia sambar lencana besi di atas meja itu dan disembunyikan, diam-diam dia pukul pula punggung Mo Si, orang lain anggap dia anak kecil, sudah tentu takkan curiga padanya, tentang jeritannya tadi ia bilang ada orang mencubitnya, sudah tentu karena disengaja ...."

Berhenti sejenak, lalu Sim Long menambahkan dengan tertawa, "Karena yang terakhir itulah, maka dapat kuketahui permainannya, coba kau pikir, dia memakai topeng, lalu siapa bisa mencubit mukanya?"

Dengan melongo Cu Jit-jit mendengarkan penjelasan Sim Long, kini baru dia menghela napas lega, katanya, "Ternyata betul dia, semua adalah perbuatannya, hampir saja aku mati ketakutan."

"Yang hampir mati ketakutan bukan kau seorang saja," ujar Sim Long dengan tersenyum.

"Kita sekeluarga baik-baik padanya, menganggapnya sebagai orang sendiri, kenapa dia tega melakukan semua ini untuk menakuti kami dan membekuk adik Pat lagi ...." makin bicara makan gusar Jit-jit, mendadak dia menampar muka Hoa Lui-sian, "Katakan, kenapa, kenapa?"

Mendadak Hoa Lui-sian angkat kepala, dia awasi Cu Jit-jit, sorot matanya memancarkan rasa benci, tapi mulutnya tetap terkancing, satu kata pun tak mau bicara. Sudah sekian tahun Cu Jit-jit berkumpul dengan dia, belum pernah dia dipandang sebengis dan sebuas ini, ia merasa ngeri.

Pendekar Baja / A Fanciful Tale of the Fighting World  (Wu Lin Wai Shi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang