4

52 4 0
                                    

Hufft. Perut ku sangat lapar, mengapa perkenalan ini sungguh lama sampai menyita waktu istirahat.

Bahkan sekarang pun belum kunjung usai, masih tersisa sekitar 12 atau 15 orang lagi, dan setiap orang itu akan melakukan pengenalan dengan waktu 7 menit.

Dan sudah ku pastikan maagku akan kembali kambuh jika harus menunggu lagi waktu selama itu.

Yatuhann. Bantu baimm ehh chika.

" chik chik " dian memanggil sambil menyenggol tangan ku.

" apaaaa " jawabku dengan malas-malasan.

" siniin apa telinga luu.. mau bisikin sesuatu nihh "

Ku dekatkan telingaku, dian berbisik rencana yang ia buat barusan.

" lu yakinn " tanya ku memastikan.

" iya.. yaudah ayoo " aku hanya menganggukan kepala menuruti apa mau dian dan perutku.

ACTION !.

"  aduuhhh.. aduhh buuu.. duhh " teriak dian sambil memegang perutnya.

" kenapa inii " guru itu langsung menghampiri kami.

" ini buuu.. temen saya kebelet pipis.. terus maagnya kambuh buu " raut wajah kubuat se sedih mungkin untuk membuat guru itu percaya.

" kalauu begituu, cepat kamu bawa teman mu ke toilet uks, atau mau saya yang an- "

" tidak usah buu.. biar saya saja yang merawat sahabat saya ini, permisi " cepat-cepat ku seret tubuh dian keluar dari kelas.

Setelah menutup rapat pintu kelas, aku dan dian berlari menuju kantin. Yeyyy.

" huhhh.. huhhh.. huhhh.. opp opppp kita duduk di sono aja noh yang pojok " setelah duduk di tempat yang ku tunjuk tadi, dian ku pinta untuk membeli baso dan es karena aku sudah tidak kuat lagi berjalan.

Sambil menunggu dian, aku memainkan handphone sekedar mengechek apa ada pesan penting untukku, dan ternyata tidak ada satupun pesan.

Tega sekali teman-temanku itu, tidakkah salah satu diantara mereka mengirim pesan padaku.

Hmmm. Beginilah nasib seorang jomblo. Handphone sepi, hati pun sepi.

Kualih kan saja pandangan ku menyusuri area kantin ini, keadaan disini tidak terlalu ramai mengingat sekarang bukan jam istirahat, mungkin mereka yang berada disini sedang tidak ada guru dikelasnya atau bahkan bolos sepertiku.

Saat mataku berhenti tepat di gerbang kantin, aku melihat kaka itu, kaka yang tadi pagi kulihat.

ZAYN.

Mataku terus mengikuti kemana dia pergi. Dia hanya berdua dengan temannya yang tak kalah tampan juga, mungkin mereka sekelas dan mungkin dikelas mereka menyimpan banyak cogan seperti zayn.

Ternyata mereka hanya membeli pulpen dan buku tulis, saat merka berbalik zayn melihat tepat kearah ku ' ohh tuhann.. betapa indahh ciptanmu yang ituu ' , aku sangat panik dengan cepat ku putar badanku lalu menunduk sambil berdoa ' semoga tidak ketahuan '.

" chikaa ini basonya ayo makann buruan " suara diann. Akhirnya dia kembali di saat yang tepat.

SECRET Admirer, Zayn. Sttt !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang