9

57 2 0
                                    

"Bang tunggu gue aaaaa" teriakku sambil terus mengejar bang Dhimas dari belakang.

Dia sangat cepat berlari, hingga saat ini aku sudah mulai merasa lelah. Tapi aku tetap mengejarnya dengan kecepatan yang agak pelan, namun tiba-tiba..

Brukk. Aku tersungkur, sungguh ini sakit dan memalukan.

"Hahahaha" semua yang melihat tragediku tadi tertawa dengan kencangnya, tak memperdulikan aku yang kesakitan, sungguh mereka jahat.

"Eehh.. ehh.. sorii linnn hehe ayo bangun" ini dia orang yang membuatku jatuh. Aku menatapnya sinis lalu menerima uluran tangannya kemudian menepisnya kasar.

Dia benar-benar keterlaluan, adiknya jatuh bukan dengan cepat menolong tapi malah ikut tertawa. Aku akan buat perhitungan dengan dia di rumah nanti.

"Tunggu aja bang, sampe rumah" bisikku saat akan berdiri.

Lalu aku berjalan sendiri meninggalkan kerumunan. Sepertinya di kaki ada yang luka, karena terasa perih saat melangkah, dan benar ketika ku lihat ada bercak merah di lutut kaki kiri.

"Aaaaa berdarah lagi, duuh gimana nihh"

Uks. Iya tempat itu yang paling tepat di saat seperti ini.

Setelah sampai di depan pintu uks, aku merasa ragu untuk masuk, tapi bagaimana dengan luka ini. Hufffft. Ku pegang knop pintu lalu kutarik dengan pelan.

Suasana uks sangat sepi, atau bahkan tidak ada orang disini. Tapi saat pandanganku menyusuri kearah kanan aku melihat bayangan seseorang dari balik gordeng puting-biru.

Aku melangkah dengan gemetar menghampiri bayangan itu. dekat, semakin dekat. Aku berhenti di jarak dua meter dengan bayangan itu.

Dengan keberanian yang ku punya, akan ku coba menegur seseorang yang hanya diam berdiri disana.

"Hall--"

"Apa yang lo butuhin" mataku membulat sempurnya mendengar suara ini, tiba-tiba satu ingatan berputar di benakku.

"Ada pangeran turun kekk, anterin gua pulang " teriakku menatap para pasangan kekasih yang berboncengan.

"Jones lo ya" tanya seseorang bersuara berat disampingku.

Aku malas menoleh kearahnya, apa-apan dia ini seenaknya mengatai ku jones, apakah tampangku sangat menyedihkan.

"Apasihh" aku yakin dia berbicara dengan ku, karena yang ada di halte hanya aku dan orang itu.

"Lo ngomong sama siapa?, gua atau jalanan" tanyanya.

"Ya sama lo lah yang ngatain gua jones" ucapku dengan meliriknya sinis

"Omaygattttt" pekik ku.

Dia berbalik lalu menatapku dengan tatapan dinginnya.

"Zayn" ucapku sangat pelan, seperti berbisik, namun entah dia dengar atau tidak bahwa jantungku berdetak sangat cepat.

"Iya nama gua zayn, kenapa ngucapin nama gua"

Aku menunduk tak sanggup melihat tatapannya, dan lututku lemas mendengar perkataannya, jika di biarkan lama-lama mungkin aku akan pingsan, oke ini takkan ku biarkan lama. Akan ku beranikan diri kembali menatapnya, tapi aku tak punya keberanian sebesar itu.

"Tolong kalau bicara sama gua, jangan nunduk, karena gua di depan bukan di bawah lo" kata-katanya memang terdengar menyakitkan, tapi aku tak merasa sedih, bahkan kini detak jangtungku makin bertambah kencang mendengar ia berbicara sepanjang itu.

"Denger gua ga sih"

Dengan cepat ku naikan wajahku menatap ia kembali. Tatapannya masih sama, tapi akan kah tatapannya berubah jika bersama orang yang ia cintai, jika berubah maka orang yang dia cintai sangat beruntung. Dan aku ingin menjadi orang yang dia cintai.

"Apa yang buat lo kesini" ucapnya lalu berbalik membelakangiku, dan dia menyibukan diri dengan kotak p3k.

"Emm ini ka.. gua mau minta obat merah, lutut gua luka" mendengar perkataanku dia langsung menghentikan aktifitasnya, lalu matanya melirik kearah lukaku.

Tak lama ia membuka kotak p3k mengambil Betadine, kain kasa, kapas, alcohol dan plester. Setelah mengambil itu ia letakkan di meja samping bangsal pasien, kemudian ia pergi menuju washtafell mengambil wadah yang berbentuk seperti mangkuk.

"Duduk di bangsal itu cepat" perintahnya yang membuatku tersadar, dengan cepat ku turuti perintahnya tadi.

Lalu dia menghampiriku dengan membawa semua yang ia ambil tadi. Aku masih tak mengerti apa yang akan dia lakukan dengan barang-barang itu.

"Maaf gua pengang badan lo"

Hah. Sungguh keajaiban dunia, dia, mengobati luka ku, catat itu. Jantungku kembali tidak karuan dengan perlakuanya, ternyata di balik perkataan kasar dan sikap dinginnya, dia masih mempunyai sikap simpati terhadap orang. Jika dia terus-terusan begini mungkin aku akan benar-benar jatuh dalam cintanya, cinta yang teramat dalam hingga mungkin susah untuk kembali.

"Arghh" luka ku di pencet sama dia. Baru juga ku puji, kenapa ia kembali ke sikap awalnya, huft mungkin aku harus banyak bersabar jika benar-benar ingin memiliki dia.

---------------------------------------------------

Lumayan panjang ya.. fyuhhhh...
7 november 2016.

Vottmennya kawwann.

SECRET Admirer, Zayn. Sttt !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang