Kata nenek, Sac sudah lama tidak pulang ke rumah. Dulu, jika di rumah, Sac hanya memberikan tatapan dingin dan kosong. Setiap nenek menanyakan ada apa, Sac hanya menggeleng pelan. Kata nenek, di hari terakhir Sac di rumah, Sac hanya menatap kaca dan mengucapkan "Dera, Dera kamu dimana..." dengan suara pelan.
"Dia sangat ingin bertemu denganmu Der," kata Nenek sedih.
Aku menunduk. Mengingat hari dimana aku pindah dari kota ini, aku belum sempat mengucapkan salam perpisahan untuk Sac. Aku hanya bisa melihat Sac berlari sekuat tenaga dari balik kaca mobil. Dia berusaha mengejar mobil yang membawa aku pergi. Dia berlari terengah-engah sambil menggenggam bando dari bunga dandelion buatannya. Maafkan aku. Karena tidak memaksa ayah untuk menghentikan mobil. Sekali lagi, maafkan aku.
"Aku akan mencari Sac," kataku.
Dera ini alamat sekolahnya Sac. Di kota sebelah. Tolong bawa Sac pulang ya. Terima kasih, huhu... Pesan nenek sebelum aku meninggalkan kota lamaku itu dengan bis.
Aku turun dari bis. Aku berlari dan terus berlari. Nafasku tersengal-sengal. Aku merasakan jerih payah yang dialami Sac pada saat ia mengejar mobilku saat itu. Sac, kini aku yang akan berlari untukmu.
Kota Pasada. Itu tulisannya. Hari sudah malam. Kupakai jaket yang selama ini terikat di pinggangku. Kota yang padat. Mobil dan pejalan kaki berlalu lalang. Pertokoan mewah berjejer dengan lampu-lampu yang membuatku mataku sakit. Preman-preman tertawa-tawa di depan kedai minuman. Klakson-klakson kendaraan yang tidak berirama semakin membuat kota ini rusuh. Sepertinya akan memakan waktu yang lama untuk menemukan Sac disini.
Oh, Sac! Kamu dimana
KAMU SEDANG MEMBACA
Old Memories with You
Любовные романыAku belum mengucapkan salam perpisahan. Saat aku kembali kepadamu. Mengapa kau meninggalkanku secara diam-diam?