CHAP 2--Pencuri?

144 26 22
                                    

'Bagaimana ini, ya ampun aku akan mati. Aku pasti akan dibunuh olehnya. Siapapun tolong aku!?'

Sosok itu terus menatapnya tajam sambil mendengus keras membuat tubuh Hyomin mati rasa.

'Tak adakah orang yang akan menyelamatkanku? Appa, eomma aku takut, aku sungguh takut. Siapapun tolong selamatkan aku'. Jerit Hyomin dalam hati.

Dilihatnya sosok itu mengusap wajahnya, ia sedikit meringis ketika menyentuh bibirnya yang terluka itu, masih dengan menatap tajam Hyomin. Sosok itu memutus kontak matanya kala mendengar suara ribut dari bawah.

"Pencuri? Dimana pencurinya? Diman-- aaaaakhhh pencuriii!?"
"Hey kau dasar pencuri kurang ajar!?"
"Mau lari kemana kau, hah!?"
Teriak beberapa orang dari bawah.

Mendengar ada pencuri, sosok tinggi yang ternyata seorang namja itu dengan cepat berlari menuju lantai bawah.
Hyomin yang masih dalam keadaan kaget juga ikut turun ke bawah untuk melihat apa yang terjadi meski agak lama karena harus menenangkan dirinya terlebih dulu.

Sesampainya dibawah, Hyomin langsung menutup mulut dengan kedua tangannya ketika namja tinggi yang dikiranya pencuri itu tengah berkelahi dengan pencuri yang sesungguhnya (?)

Hyomin melihat keadaaan sekitar, dilihatnya nenek Jang dan suaminya serta seorang wanita
--yang kira-kira dua tahun lebih tua darinya--, tengah menatap khawatir namja tinggi itu. Hyomin menghampiri mereka bertiga dengan cemas.
"Nenek Jang, apa yang terjadi disini?" tanya Hyomin khawatir.
"Tadi kudengar dari lantai atas ada yang berteriak pencuri. Tapi belum sempat aku naik keatas, kulihat pintu kamarku terbuka cukup lebar, padahal aku yakin tadi sebelum pergi sudah benar-benar kukunci". Jawab wanita itu dengan suara yang agak serak menahan isakannya.

Tak butuh waktu yang lama bagi namja tinggi itu untuk membungkam si pencuri. Dan hebatnya lagi namja tinggi itu tak mendapat luka apapun dari si pencuri, kecuali luka yang diberikan oleh Hyomin tadi.

Hingga polisi datang beberapa saat kemudian dan mengamankan pencuri tersebut.

Lalu dilihatnya wanita itu berlari kearah namja dan kakek Jang yang tengah berbicara dengan seorang polisi. Hyomin mengikuti nenek Jang yang juga ikut mendekat pada tiga orang itu.

"Baiklah, kalau begitu kami pergi dulu. Terimakasih atas kerjasamanya" ucap polisi itu dan berlalu dari sana.
"Namjoon-iee!! Kim Namjoon!! Kau tak apa-apa?" tanya wanita itu khawatir.
'Oh, jadi namanya Kim Namjoon', batin Hyomin sambil menganggukkan kepalanya pelan.
"Ap- akhh bibirmu terluka!?" jeritnya dengan suara khawatir.

"Astaga kau harus diobati dulu, ayo masuk kedalam" ucap nenek Jang menarik lengan namja itu.
Mereka bertiga masuk kedalam kamar nenek Jang dan suaminya.

"Apa yang masih kau lakukan disini? Ayo ikut masuk" ajak kakek Jang pada Hyomin yang masih berdiam diri di tempatnya.
"O-oh, baiklah kakek" jawab Hyomin agak ragu.

***

Kim Namjoon' POV

Pagi ini aku sangat tidak dalam keadaan baik. Kau tahu, selama perjalanan dari kampus ke apartemen aku mendapat bonus ceramah panjang dari dosen killer kurang kerjaan itu.
'Cepat selesaikan tugasmu lalu jangan lupa persiapkan dirimu untuk menjadi narasumber dalam seminar terbesarmu, oke!!'
Oh ayolah, aku juga butuh istirahat bukan? Aku sudah sangat lelah dan belum lagi harus mendapat ceramah darinya. C'mon aku juga manusia biasa dan membutuhkan istirahat!!!

Oh, oke dia sebenarnya dosen yang baik dan ramah apalagi dengan wajah putih nan mulus itu meski dia, yah cukup dingin, angkuh, tak berperasaan dan selalu seenak jidatnya memberi tugas yang membuat mahasiswanya serasa ingin muntah(?)

Aku cukup dekat dengannya apalagi dengan gelarku yang seorang mahasiswa dengan nilai rata-rata hampir mencapai sempurna. Yang membuatku dekat dengan semua dosen, termasuk dosen killer itu.

Sudahlah aku harus cepat sampai apartemen dan cepat menyelesaikan semua tugasku. Kuketik balasan untuk dosen killer nan cerewet itu bahwa aku akan menyelesaikan semua tugasku dengan cepat juga mempersiapkan diriku dalam seminar terbesarku.

Aku hampir sampai di depan apartemen jadi kupercepat langkahku. Hingga aku merasa menyenggol sesuatu dan sungguh aku tidak tahu itu apa, karena aku sedang mengetik balasan untuk dosen killerku. Jadi aku tidak terlalu peduli, hingga aku mendengar sesuatu terjatuh dan seseorang mengaduh entah kenapa. Aku hampir berbalik ke belakang namun aku langsung teringat akan semua tugasku sambil menepuk jidatku --kebiasaanku bila selalu lupa-- dan tak jadi melihat siapa yang mengaduh di belakangku.

Sesampai didalam kamar, aku langsung melepas sepatuku dan melemparnya sembarangan. Dan langsung menuju meja belajarku, menyelesaikan semua tugasku. Sampai aku mendengar beberapa orang sedang berbicara diluar. Itu suara kakek dan nenek Jang
-pemilik apartemen ini. Dan, oh ada suara wanita, tapi itu jelas bukan suara eonni-nya Jung Hoseok. Suara itu amat...halus (?)

Kulihat setumpuk kertas didepanku yang belum selesai dan kurasa aku butuh mendengarkan lagu. Yah, mendengarkan lagu buatku adalah refreshing dari semua tugas gila ini.
Hampir disemua sudut ruangan ini aku obrak-abrik untuk mencari headsheet yang baru kubeli kemarin.

Tapi hasilnya nihil, tak ada dimana-mana. Ya ampun aku sudah menghilangkannya lagi!! Padahal baru kemarin aku membelinya, sial!! Kenapa penyakit lupaku ini tak bisa sembuh sih. Aku mengacak rambutku frustasi. Sampai-sampai buku dengan tebal lima senti kujatuhkan dengan putus asa.

Perlahan aku melihat seseorang tengah mendekati pintuku, terlihat dari bayangannya di celah bawah pintuku dengan jelas karena memang ruanganku gelap.

Aku berjalan mendekat kearah pintu itu dengan perlahan dan membuka pintu dengan sekali sentak, yang membuat yeoja itu jatuh dengan sangat keras.

Dia mengaduh kesakitan lalu dengan cepat ia memukulku dengan tas yang... Gila!! Berat sekali!? Dan dia bilang apa!? Pencuri!? Hei yang benar saja, dia pikir aku pencuri!? Aishh.. Dia itu!?

Dengan cepat aku merebut tas gadis itu lalu membuangnya sembarangan. Aku mengusap wajahku dengan kasar dan menatapnya tajam. Aku merasakan sudut bibirku perih. Ya ampun dia gadis yang menyeramkan!! Dia tadi memukulku dengan brutal tapi lihatlah sekarang dia melihatku dengan ketakutan.

Aku mengalihkan pandanganku dari gadis di depanku ini saat suara dari bawah yang cukup nyaring di telinga, aku mendengar eonni-nya Jung Hoseok berteriak... Pencuri(?)

Aku melesat ke lantai bawah dengan cepat, meninggalkan gadis tadi. Ya ampun, benar-benar merepotkan!! Untung saja dulu aku berlatih taekwondo dengan hyung, jadi mudah saja aku mengalahkan pencuri amatir ini.

Aku melihat sekitar tak sengaja tatapanku tertuju pada gadis yang memukulku tadi. Dia melihatku dengan heran dan...takut(?) Apa yang sedang dipikirkannya?

Aku memutus kontak dengannya dan beralih pada polisi di depanku.
"Baiklah, kalau begitu kami pergi dulu. Terimakasih atas kerjasamanya"
"Sama-sama" jawabku sambil membungkuk hormat.
"Namjoon-iee!! Kim Namjoon!! Kau tak apa-apa?"
Aku menggeleng pelan saat eonni-nya Hoseok khawatir seperti biasa, dam pasti ak--
"Ap- akhh bibirmu terluka!?" akan berteriak seperti biasa. Nyaring, melengking dan menyakitkan. Huh, benar-benar.

"Astaga kau harus diobati dulu, ayo masuk kedalam" nenek Jang menyeretku masuk keruangannya.
Dan samar-samar kudengar kakek Jang mengajak gadis itu ke dalam(?)

T.B.C

Just One DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang