Chap 1--Siapa itu?

212 35 37
                                    

"Apa Anda baik-baik saja nona?"

Suara itu terdengar penuh dengan kasih sayang, mengisyaratkan bahwa pemilik suara itu orang yang halus dan tenang.

Gadis itu tersentak dari pemikirannya saat suara itu terdengar lagi.
"Nona apa Anda baik-baik saja?"
Wajahnya memerah menahan malu, pasti dirinya sangat berisik sekali tadi. Ya ampun!

"Benar, nona tidak apa-apa?" tanyanya untuk yang ketiga kalinya yang ternyata seorang nenek itu. Membuat gadis itu tersenyum menggeleng.
"Ah, saya tidak apa-apa. Maaf jika saya mengganggu Anda nyonya". Ucapnya pada nenek itu yang malah dibalas dengan tawa renyahnya.

Nenek itu menghentikan tawanya melihat wajah gadis didepannya itu bingung. "Tidak, tentu tidak. Oh, tunggu apa yang kau lakukan disini?".
Tanyanya melihat gadis itu membawa koper.

"Itu, saya penghuni baru apartemen disini. Nama saya Kang Hyo Min" ucap Hyomin agak gugup sambil membungkuk  dengan pantat yang masih agak keram itu.

"Oh, kalau begitu perkenalkan aku istri pemilik apartemen ini, panggil saja nenek Jang. Kau pasti sudah sangat lelah,bukan? Ayo masuk, akan kuantar ke kamarmu." jawabnya tersenyum ramah sambil menggandeng lengan Hyomin.

Hyomin kaget akan perlakuan nenek Jang padanya. Dan dia hampir tersedak saat nenek Jang bilang bahwa tadi dia melihat kejadian memalukan barusan.
Dan meminta maaf padanya atas perlakuan pria bertubuh tinggi tadi.

"Ah, nenek Jang itu bukan salah Anda. Dan saya juga minta maaf karena tadi saya berkata tidak sopan dan berisik". Ucap Hyomin sambil menunduk.

"Tak apa, itu malah menghiburku. Oh ya, sebentar akan ku panggilkan suamiku dulu untuk membawa kopermu. Kau pasti masih merasa keram kan? Dan juga karena kamarmu ada di lantai atas". Ucapnya dan meninggalkan Hyomin sendirian didepan tangga.

Sambil menuggu nenek Jang kembali, Hyomin melihat-lihat lantai dasar apartemen itu.
Benar, ini apartemen yang diinginkan oleh Hyomin. Di lantai bawah ada dua kamar. Salah satunya kamar nenek Jang dan suaminya --pemilik apartemen ini.
Dia langsung merasa nyaman di tempat ini. Tempatnya bersih, disudut ruangan ini-tepatnya didekat tangga- ada pot bunga anggrek merah dan putih yang begitu indah dimatanya.
Ventilasi disini juga lumayan membuat ruangan terasa sejuk.

Beberapa saat kemudian, pintu kamar nenek Jang terbuka. Terlihat dua sosok orang keluar dari ruangan itu.
Nenek Jang tersenyum pada Hyomin yang tengah menatap mereka penuh minat.

Nenek Jang menyenggol lengan suaminya sambil melirik Hyomin.

"Oh, jadi ini si nona cantik Hyomin? Perkenalkan aku pemilik apartemen sederhana ini, panggil saja aku kakek Jang. Dan semoga nona betah tinggal disini". Ucapnya sambil tersenyum ramah sama seperti nenek Jang tersenyum pada Hyomin,
'Mereka benar-benar pasangan yang serasi' batin Hyomin tanpa sadar.

"Oh, ne. Perkenalkan saya Kang Hyomin". Ucap Hyomin sambil membungkuk hormat.
"Saya pasti akan betah tinggal disini. Disini sangat nyaman dan bagus. Tapi maaf, kakek dan nenek Jang jangan memanggilku nona. Panggil saja Hyomin". Lanjutnya sambil tersenyum pada kedua pasangan itu.

"Baiklah Hyomin kau pasti sangat kelelahan sekarang, ayo kami antar ke kamarmu". Ucap nenek Jang sambil menggandeng lengannya, menaiki tangga menuju lantai dua.

"Jadi Hyomin bagaimana perjalananmu dari Busan ke Seoul?" tanya kakek Jang dibelakangnya sambil mengambil koper milik Hyomin.
"Menyenangkan, tapi juga lumayan melelahkan. Dua jam di perjalanan membuatku sedikit mengantuk, tapi karena pemandangannya yang indah aku jadi tak bisa tidur". Jawabnya sambil terkekeh pelan, entah apa yang membuatnya begitu akrab dengan kedua pasangan itu.

"Kau ini benar-benar gadis yang ceria rupanya". Ucap nenek Jang yang diangguki oleh kakek Jang dibelakangnya meski kedua orang didepannya itu tidak melihatnya.

Mereka sampai dilantai dua, dimana terdapat lorong yang agak panjang dari tangga dan disana hanya ada dua kamar, sama seperti dilantai bawah. Dua kamar yang saling berhadapan dengan nomor kosong tiga dan kosong empat.
"Kamarmu nomor kosong tiga, penghuni sebelumnya yang sepasang suami-istri itu pindah dari sini dua bulan yang lalu. Jadi kau bisa menempatinya". Ucap nenek Jang sambil menyerahkan kunci pada Hyomin.

"Beristirahatlah dulu, nanti turunlah kebawah untuk makan malam bersama kami semua". Ucap kakek Jang yang sudah menurunkan koper miliknya.

"Oh, khamsamhamida kalian sungguh baik padaku, nanti pasti aku akan kebawah". Jawabnya sambil tersenyum manis.

Dilihatnya dua pasangan itu sudah tidak terlihat lagi. Dengan lelah dan masih agak keram di pantatnya, ia mencoba membuka pintu kamarnya. Gerakannya terhenti saat ia mendengar suara berisik dari kamar seberangnya, nomor kosong empat. Suaranya seperti sedang mencari sesuatu. Ia berbalik melihat kamar itu sambil mengerutkan dahinya, rasa lelahnya tadi berganti dengan rasa penasaran dan...takut.
Ia mulai berpikiran yang tidak-tidak. Tangannya kini gemetar, telapak tangannya mulai berkeringat. Matanya berkedip cepat saat suara sesuatu seperti terjatuh  ke lantai dengan keras lalu disusul seseorang menggeram marah dan itu berasal dari kamar didepannya.

'Apa itu pencuri? Kenapa suaranya seperti sedang mencari sesuatu? Mungkinkah itu perampok? Ya Tuhan siapa yang ada didalam sana?' batin Hyomin ketakutan.

Hyomin menenangkan dirinya, jantungnya kini berdetak cepat, tubuhnya serasa mati rasa. Dia mengambil tas yang disampirkannya lalu berjalan mendekat ke arah pintu kamar itu.
Dengan hati-hati ia melangkah mendekatkan telinganya ke daun pintu dengan gugup.
Suara itu masih terdengar meski samar. Matanya menatap tajam pintu didepannya itu sambil bersiap memukul pencuri atau perampok itu dengan tas hitamnya meski ragu bisa berhasil atau tidak.

Belum sempat ia berdiri dari posisinya tadi, pintu didepannya itu terbuka dengan cepat. Membuat Hyomin kaget dan jatuh tersungkur ke dalam kamar itu.

"Aarrrgghh, appooo!? Aduuhhh, sakit sekaliii!??" jeritnya mengaduh kesakitan sambil mengelus lengannya yang sakit. Lalu ia tersadar pada sosok yang berdiri di depannya itu. Tanpa babibu lagi ia berdiri dan menyerang sosok itu dengan tasnya mengabaikan rasa sakit di lengannya.

"Hey, aduh hey awww.. apa yang kau lakukan!? Hentikaann!? Kenapa kau, aduuh malah memukulku, huh!?" tanya sosok bertubuh tinggi itu kesal.

"Kenapa kau bilang!? Dasar pencuri mana mungkin kau mau mengaku!? Rasakan ini kau memang harus diberi pelajaran!?" jerit Hyomin tanpa menghentikan serangannya pada sosok tinggi itu.

Sosok tinggi itu terlihat kesal karena terus dipukuli oleh Hyomin.
Ia berusaha merebut tas milik Hyomin. Dengan gerakan yang cepat ia merebut tas milik Hyomin lalu melemparnya ke lantai. Hyomin kaget akan tindakan sosok itu barusan. Ia menelan ludahnya ketika disadarinya ia dalam keadaan tersudut. Keadannya sangat tidak aman.

Sosok itu menatap tajam kearah Hyomin yang berdiri didepannya. Membuat Hyomin tak berkutik dan dia sampai tidak bisa berteriak untuk meminta bantuan bahkan untuk sekedar bernapas saja dia sangat kesulitan karena ketakutan. Ia menggigit bibir bawahnya, seluruh tubuhnya kini bergetar hebat.

'Bagaimana ini, ya ampun aku akan mati. Aku pasti akan dibunuh olehnya. Siapapun tolong aku!?'

.
.

T.B.C

Hai update

Just One DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang