Sejak pertandingan melawan Jabberwock, Kiseki no Sedai beserta yang lainnya mulai sibuk saat mereka mulai menempuh kelas 3 SMA. Sejarah cepat berubah. Mereka yang sangat terkenal dulu kini mulai meredup. Nama mereka mulai merosot digantikan dengan bintang baru yang lebih bersinar. Kini mereka semua telah menekuni pekerjaan masing-masing dan tentunya membangun keluarga yang sejahtera bersama seorang istri dan anak-anak.
.
.
.Di pagi hari yang cerah, seorang Kuroko Tetsuya tengah mendengkur di kasurnya yang terlihat sangat nyaman itu.
CKLEK...
Pintu kamar itu pun terbuka dan munculah Yuri dengan keringat yang mengucur di wajahnya. Melihat suaminya yang masih bermalas-malasan di kasur, Yuri akhirnya berjalan menuju sang suami yang masih tertidur pulas itu.
"Tetsuya, bangun!" teriaknya sambil mengguncang-guncangkan bahu Kuroko. Namun sang suami tetap tak bergeming. Dengan kesal, akhirnya Yuri menduduki perut sang suami dan mulai melompat-lompat kecil disana. Merasa kesusahan mendapat oksigen, akhirnya Tetsuya pun terbangun.
"Ngh? Yuri-chan? Nani?"gumam Tetsuya tak sadar.
"Tetsuya! Bisakah kau bangun lebih pagi? Kita ini harus tetap berolah raga walaupun kita sudah punya anak."teriak Yuri.
"Aku tidak sempat berolahraga lagi Yuri-chan. Tugasku sebagai guru masih menumpuk. Sebentar lagi akan ada ujian sekolah yang artinya aku harus membuat soal. HOAMM..."Yuri mulai menatap Kesal Tetsuya. Seingatnya dulu Tetsuya tidak malas berolahraga seperti sekarang.
"Ya sudah. Kau bisa turun setelah kau mandi. Aku sudah menyiapkan air panas untukmu."
"Mmm...arigato Yuri-chan"ucap Tetsuya yang langsung beranjak dari kasur. Sekilas ia menatap wajah Yuri yang sedih. Tetsuya tersenyum dan segera memeluk Yuri dari belakang. Yuri pun tersentak kaget.
"Te-tetsuya!"
"Aku janji, saat anak-anak libur sekolah...kita akan berolahraga pagi bersama-sama." ucap Tetsuya. Wajah Yuri pun kembali sumringah. Dengan cepat, Yuri membalikkan badannya dan menatap wajah sang suami. Saat itu juga, dia mengecup pipi Tetsuya.
"Aku menunggu..."jawab Yuri yang langsung keluar dari kamar untuk menyiapkan sarapan pagi mereka.
Di ruang televisi, Yamaru dan Ayase sedang menonton pertandingan basket NBA bersama-sama. Mereka tidak sadar jika Kaa-san mereka sudah datang dan segera mengambil remote.
CLIK...
"Tidak! Lakers!"teriak mereka kompak. Saat itu juga keduanya segera menghadap ke belakang, tempat dimana Yuri berada sambil memegang remote.
"Kaa-san, kami masih mau nonton..." ucap Ayase. Yamaru pun hanya bisa mengangguk. Tapi nampaknya tatapan memohon mereka tidak mempan terhadap Yuri.
"Cepat, mandi!"teriak Yuri. Dengan wajah yang pucat, akhirnya mereka kembali ke kamar masing-masing untuk mandi.
Yamaru POV
Disinilah kami semua berada setelah kaa-sanku mengamuk. Yah...di meja makan. Aku hanya bisa menatap nanar sup di depanku. Apa boleh buat... Pasti Daichi sedang menontonnya.
"Kaa-san, aku berangkat yah!" teriak Ayase-nee sambil meneguk sup yang baru saja Kaa-san buat dengan cepat-cepat. Aku bingung, sebenarnya dia dapat sifat yang rakus seperti itu dari siapa sih?
"Makannya pelan-pelan saja Ayase-chan."tegur kaa-san. Ayase-nee pun menurut dan mulai memakan sup-nya dengan sendok. Beginilah kebiasaan keluarga kami di pagi hari. Tou-san yang makan dalam diam, Ayase-nee yang selalu mendapat teguran karena cara makannya yang selalu berantakan, dan Kaa-san yang selalu ribut menegur kami di pagi hari. Walaupun seperti itu... Kurasa aku cukup bahagia dengan keluarga kecilku yang sekarang ini. Tidak seperti sahabatku, Aomine Daichi. Aku selalu kasihan padanya yang selalu keluar masuk wc setiap paginya. Ckckckck... Tampaknya aku beruntung sekali bisa mempunyai Kaa-san yang mempunyai skill memasak yang lumayan dibandingkan dengan skill memasak Momoi-basan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiseki No Sedai Junior
FanfictionKiseki no Sedai sudah lama berpisah dikarenakan kesibukan masing-masing. Mereka semua tidak tahu jika anak-anak mereka kembali mengulang sejarah mereka dengan versi yang berbeda.