Gadis berambut hitam itu telah sampai pada tempat di mana pesan tadi tuliskan. Sebuah hotel mewah yang biasanya ditinggali oleh orang-orang kaya berkantong tebal. Gadis itu ingat, dulu dia sangat menginginkan tempat tinggal yang mewah dan diperlakukan seperti seorang putri raja.
Tapi itu dulu, saat umurnya masih tujuh tahun. Dan sekarang, dia lebih memilih membunuh para orang kaya itu yang mendapatkan uang dengan cara yang tidak halal. Kebanyakan dari orang-orang kaya itu mendapatkan uang dari memeras, merampok, memperjual belikan manusia terutama para wanita, serta menjual barang-barang terlarang dan ilegal.
Alexi Bluemoon, gadis berumur dua puluh tahun yang membenci kehidupannya yang dulu. Membenci menjadi seseorang yang lemah, karena orang tuanya mati di tangan para pembunuh berdarah dingin itu. Sekarang, gadis itu sudah berubah menjadi gadis tangguh yang mampu menyingkirkan siapa pun yang menghalangi jalannya.
Lexi masuk ke dalam toilet di hotel itu dan berganti pakaian. Memakai wig rambut berwarna merah dan mengenakan baju super mini yang tidak pernah dia gunakan sebelumnya. Ini misi pertamanya sebagai mata-mata. Setelah berlatih selama hampir tiga tahun, akhirnya dia mendapatkan sebuah misi di lapangan. Itulah yang sangat diinginkan Lexi.
Setelah mengganti pakaiannya dan membungkus pakaian sebelumnya, gadis itu berjalan keluar toilet dengan tenang. Misi pertamanya ini tidak boleh gagal. Karena dia masih dalam masa percobaan dan Lexi harus berhasil atau dia ditugaskan dalam departemen penilitian. Gadis itu sangat tidak suka bekerja di belakang meja.
Sekarang Lexi berada di lorong hotel. Saat dia berdiri di depan pintu bertuliskan nomor 236, gadis itu berhenti sesaat dan menarik napas panjang. "Semoga berhasil, Lexi," ujarnya pelan, meyakinkan diri sendiri. Kemudian dia mengetuk pintu kamar tersebut.
Seorang pria berpakaian resmi berwarna hitam dengan sebuah senjata menggantung di pinggangnya, menatap Lexi dengan tajam. "Apa yang kau inginkan?" tanya pria itu.
"Aku mendapat panggilan untuk nomer hotel 236 atas nama..." Kata-katanya terhenti, Lexi lupa mengingat nama dari orang yang dia cari itu. "Ah, aku lupa, bosku tidak memberi tahu siapa yang memesanku."
Pria itu menatapnya dengan tatapan yang tidak percaya, kemudian menutup pintunya. Tapi, Lexi berusaha menahan pria itu saat pintu belum tertutup semua dengan kakinya.
"Tolonglah, bosku akan marah jika kembali tanpa uang." Lexi memohon.
Kemudian seseorang di belakang pria itu berbicara. "Ada apa?" tanyanya pada pria berseragam hitam itu.
"Maaf tuan, gadis pelacur ini memaksa untuk masuk. Dia bahkan tidak tahu siapa nama pelanggannya." Pria itu menjelaskan pada pria yang sudah pasti bosnya.
"Biarkan dia masuk, aku memang ingin mengeluarkan pelampiasanku ini," perintah pria itu.
Pria berseragam hitam itu kemudian membuka pintunya dan membiarkan Lexi masuk ke dalam. Gadis itu berjalan dengan sombongnya saat pria yang dipanggil Tuan itu menyuruhnya masuk.
"Langsung ke kamar saja, sebentar lagi aku akan menyusul," perintah pria itu pada Lexi.
Seperti yang diperintahkan, Lexi menuju kamar dan menunggu. Lima menit kemudian pria itu masuk dan langsung mengunci pintunya.
"Kita mulai saja," katanya sambil membuka kemeja putih yang dikenakannya dan mendorong Lexi terjatuh ke tempat tidur.
Saat pria itu menjatuhkan badannya di atas Lexi, dengan satu gerakan cepat gadis itu memutar badannya dan sekarang Lexi lah yang berada di atas badan pria itu. Lexi membungkam mulut pria itu dengan menodongkan pisau lipatnya yang disembunyikan di sepatunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPY (Meet Dangerous Man) REVISI
ActionMenjadi seorang mata-mata tidaklah mudah bagi Alexi Bluemoon. Terutama diumurnya yang baru dua puluh tahun. Tapi, memanipulasi dan membunuh adalah sebuah pekerjaan yang harus dia jalanani. Satu-satunya hal yang sulit baginya adalah mendekati mentor...