"Sial!" seorang gadis duduk disebuah bar dengan kesal. Gadis itu meletakkan telepon genggamnya di atas meja saat bartender menghampirinya.
"Apa yang ingin kau pesan?" tanya bartender itu.
Dering telepon milik gadis itu membuatnya mengisyaratkan kepada sang bartender untuk menunggu. "Halo," katanya sambil mengangkat telepon.
Gadis itu diam sesaat seperti sedang memahami lawan bicaranya di telepon. "Ya, baiklah. Kirimkan alamatnya padaku, akan aku selesaikan sisanya." Gadis itu menutup teleponnya dan kemudian sebuah pesan masuk. Tentu saja dari orang yang meneleponnya tadi.
"Apa yang ingin kau pesan, Nona?" tanya bartender itu lagi.
"Ah, ya. Tolong dua gelas susu, satu susu putih dan satunya lagi coklat," pesan gadis itu. Suatu kebiasaan yang cukup unik bagi seseorang, yaitu harus membuat satu susu putih dan susu cokelat sekaligus, walaupun dia hanya akan meminum salah satunya.
"Maaf nona, tapi ini bar bukan cafe dan kami tidak menjual susu disini," kata bartender dengan sinis.
"Aku pelanggan disini! Aku akan membayar berapa pun untuk dua gelas susu itu." Kemudian gadis itu memberikan seratus dolar pada bartender.
"Dua ratus dolar untuk dua gelas susu," tambahnya.
Gadis itu menatap tajam mata bartender itu dan kemudian mengeluarkan selembar lagi seratus dolar. Dia sangat tidak suka saat seseorang memerasnya, tapi gadis itu sedang tidak ingin marah dan membuat keributan. Sudah banyak masalah baginya saat ini. Sang bartender mengambil uangnya dan masuk ke dalam pintu ganda kecil seperti di film-film koboi.
Gadis itu kemudian berdiri untuk membenarkan tali sepatunya yang lepas saat dengan sengaja seseorang memukul bokong gadis itu dan tertawa. "Bagus juga bokongmu," kata seorang pria yang terlihat berumur sekitar tiga puluhan.
Gadis itu menatap tajam pria mata keranjang yang memukul bokongnya, seolah tatapan itu bisa mengancamnya. Pelecehan pada wanita di depan umum adalah hal lain yang sangat tidak dia sukai juga. Tapi gadis itu masih menahan amarahnya saat ini dan dia kembali duduk. Tidak lama setelah itu, bartender datang dengan membawa dua gelas susu sesuai dengan pesanannya.
Gadis itu menatap layar teleponnya yang menyala karena pesan masuk. Lexi tahu itu tanda baginya untuk segera pergi dari bar dan menyelesaikan urusannya. Dengan cepat, dia menghabiskan satu gelas susu coklatnya dalam satu teguk, kemudian menatap pria disampingnya yang sedang duduk sendirian.
"Ini untukmu," kata gadis itu.
Pria itu melirik gelas yang berisi susu putih dan melirik gadis itu bergantian. "Kau pikir aku anak kecil," katanya sinis.
Gadis itu sebenarnya hanya sedang ingin berbaik hati, tapi pria itu justru tidak menyambut baik kebaikan hatinya. "Tidak perlu kau minum jika tidak mau." Kemudian gadis itu berjalan keluar.
Namun, saat gadis itu berjalan, lagi-lagi pria yang tadi memukul bokongnya, melakukan hal yang sama hingga membuatnya geram. Kali ini, dia sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi. Tanpa pikir panjang, gadis itu meninju wajah pria yang memukul bokongnya.
"Apa-apaan ini!" katanya tidak percaya sambil memegangi wajahnya yang terkena tinju.
"Aku sudah mengingatkanmu dan kau tidak mengerti juga!" kata gadis itu dengan kesal. Kemudian dia berjalan kembali.
Karena pria itu tidak terima dengan tinju yang dilesatkan oleh gadis itu, dengan satu gerakan cepat dia menghampiri gadis itu dan menepuk pundaknya. Namun, gadis itu dengan cepat pula menarik tangannya dan membantingnya dalam hitungan detik.
Meja di bar pecah menjadi berkeping-keping. Pria itu terbaring di atas pecahannya dan tidak bisa bangun, dia kesakitan.
"Sudah kubilang, aku tidak suka kau melakukan itu!" Gadis itu mencibir dan berjalan kembali menuju meja bartender. "Ini untuk biaya meja yang aku pecahkan." Gadis itu memberikan uang dua ratus dolar lagi pada bartender dan langsung pergi keluar dari bar.
_____***_____
Ini spy versi terbaru yang sudah di revisi. Jalan ceritanya masih sama kok, cuman menambahkan sedikit penegasan karakter dan beberapa hal yang perlu ditambahkan.
omong-omong, klo Spy naik cetak indie apakah kalian pada mau beli??
KAMU SEDANG MEMBACA
SPY (Meet Dangerous Man) REVISI
AksiMenjadi seorang mata-mata tidaklah mudah bagi Alexi Bluemoon. Terutama diumurnya yang baru dua puluh tahun. Tapi, memanipulasi dan membunuh adalah sebuah pekerjaan yang harus dia jalanani. Satu-satunya hal yang sulit baginya adalah mendekati mentor...