2. Misteri Status Bos

154K 15.2K 813
                                    

"Makan siang adalah surga rumpi," the Cungpret, Kacung kampret.



"Wah gila lo ketahuan lagi cari kerjaan baru?" Mbak Karen tertawa cekikikan di blok kubikel aku dan Carlo.

Mereka berdua sudah brunch jadi tidak butuh makan siang lagi.

"Kalau gue jadi lo sih langsung sujud minta ampun," Carlo tertawa berat sambil menahan perutnya yang akan meledak ketika dia tertawa.

"Gue pikir sih gue langsung pingsan. Gue aja heran kenapa gue masih bisa berdiri," Aku ikut tertawa.

"Terus lo di mobil gimana?" Tanya Mas Andre sambil menyendok nasi goreng.

"Ya gue diam saja, nggak berani ngomong apa-apa. Kayak invisible gitu," Kataku.

"Terus si Bos nggak ngungkit-ngungkit lagi?" Tanya Mbak Karen.

"Dia nyepet gue sepanjang perjalanan," Kataku gemas. "Sumpah ya gue sampai pening. Bos ngomong, 'Kok diam saja? Masih sakit? Mau diantar sekalian nggak nih ke Sampoerna?' Wah gue sudah pucat pasi!" Kataku serius.

Tiga senior itu tertawa puas. Tigran membawahi 3 orang, Mbak Karen, Mas Andre dan aku. Tadinya ada 5 staff, tetapi karena terlalu sering yang resign akhirnya fungsi dua orang staff dialihkan ke divisi lain, Carlo contohnya. Atasan langsung Carlo adalah Ibu Sinta, namun Carlo bisa bekerja untuk Tigran ketika dibutuhkan. Organisasi matrix intinya. Carlo tadinya sudah akan resign bekerja untuk Tigran, sampai kebijakan itu dibuat.

"Lo kapan resign mbak?" Aku bertanya pada Mbak Karen.

"Next month, besok masukin surat resign ke Tigran," Karenina, ibu dua anak cantik jelita, umurnya lebih 4 tahun lebih tua dibanding Tigran.

Dia didamprat berkali-kali karena pekerjaan yang menurut Tigran tidak memuaskan. Wajar saja di bulan ke 6 dia sudah mulai cari-cari kerjaan baru.

"Kalau lo Mas?" Tanyaku sambil menyendok sup iga.

"Gue besok baru mau interview," Katanya.

Mas Andre ini lulusan Yale dan umurnya tidak jauh dengan Tigran. Berhubung Mas Andre hampir satu tier atau sama keren sekolahnya dengan si Bos, jadi  Tigran sepertinya paling sopan dengan Mas Andre. Mas Andre sudah 8 bulan di kantor ini, tapi dia tetap tidak kerasan. Bukan karena Tigran, karena Mas Andre tidak pernah dibentak-bentak oleh Tigran, bahkan segala dokumen Mas Andre bisa langsung disetujui oleh Tigran. Tetapi Mas Andre tidak puas dengan SOP kantor yang menurutnya kurang rapi dan itu membuatnya sangat gemas. Belum lagi jam pulang kantor yang seringkali mengharuskan senior sekelas Mas Andre harus lembur. Lihat kan, manusia tidak pernah ada puasnya!

"Yah Mas, jangan dong, masa lo cepat banget keluarnya? Gue duluan gitu," Aku cengengesan dan Mas Andre mencibir, "Nih junior kurang ajar!" Dia tertawa.

Yang lain ikut tertawa. Di penghujung 2016 ini, resolusi setiap Kacung Kampret adalah resign. Mbak Karenina, senior cantik menginginkan tempat kerja yang menghargainya, Mas Andre menginginkan tempat kerja yang well-managed dan agak santai sehingga dia bisa punya waktu dengan anaknya yang baru lahir, dan Carlo yang sedang mencari better offer. Aku? Jangan ditanya, tidak perlu menunggu tahun ini berakhir sebenarnya, tiap sujud, doaku hanya satu "Ya Tuhan, berikan saya jalan keluar dari sini."

Resign!!! (Only 6 Chapters Left)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang